Fakta-fakta Munculnya Kerajaan Kutai Mulawarman: Lakukan Upacara Adat, Buat Kabinet & Penamaan Gelar
Fakta-fakta terkait munculnya Kerajaan Kutai Mulawarman di Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur di Ibu Kota Baru.
TRIBUNTERNATE.COM - Raja Kutai Mulawarman di Muara Kaman, Kabupaten Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur, Iansyahrechza atau disapa Raja Labok, angkat bicara terkait tudingan kerajaan baru yang dinilai menyudutkan dirinya.
Seperti diketahui perkumpulan Kerajaan Kutai Mulawarman di Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur, akhirnya angkat bicara setelah ramai disebut sebagai kerajaan baru, mirip Sunda Empire dan King of The King.
Iansyahrechza atau disapa Raja Labok, Raja Kutai Mulawarman, di Muara Kaman, Kabupaten Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur, menjelaskan, perkumpulan yang dia pimpin telah mengantongi SK menteri hukum dan HAM nomor AHU-0067708.AH.01.07 Tahun 2016 tentang pengesahan pendirian badan hukum.
Selain itu, Labok juga menjelaskan, tujuan dari perkumpulannya tersebut adalah melestarikan adat budaya setempat.
Namun demikian, pihak kepolisian mengaku masih akan menyelidiki keberadaan kelompok tersebut.
Berikut ini fakta lengkapnya:
1. Sebuah perkumpulan yang peduli kebudayaan

Labok membeberkan, perkumpulan Kerajaan Kutai Mulawarman berada di Kabupaten Kutai Kartanegara, sesuai salinan akta nomor 02 tanggal 13 Juli 2016 yang diusulkan notaris Abdul Rafi'i di Kota Samarinda.
Dalam SK yang ditandatangani Direktur Jenderal Administrasi Hukum Umum, Kemenkumham, Freddy Harris, tercatat nama Iansyahrechza sebagai Ketua Lembaga Adat Besar Kaltim periode 2011-2016.
Hal itu diperkuar dengan surat keterangan Kesbangpol Kaltim dengan nomor registrasi nomor 220.04.1.00.1100 sebagai organisasi masyarakat (Ormas).
"Bentuk dari kerajaan hanya sebuah perkumpulan," kata Labok saat dihubungi Kompas.com, Rabu (5/2/2020).
• Tunjukkan SK Kemenkumham, Kerajaan Mulawarman Tak Mau Disamakan dengan Sunda Empire
• Pengen Viral, Seorang Pria Nekat Teriak dan Ngaku Dirinya Terinfeksi Virus Corona di Dalam Pesawat
2. Tak ada pungutan untuk jadi anggota
Menurut Labok, organisasi yang dia pimpin tidak pernah memungut biaya apapun dari anggota atau merugikan orang lain.
Dirinya juga membantah jika ada anggapan organisasinya berniat memerintah atau berkuasa.
Perkumpulannya murni memajukan adat dan kebudayaan yang ada di lokasi tersebut.
"Kami berdiri sendiri. Kami ingin angkat warisan adat dan budaya di Muara Kaman," terangnya.
3. Peduli dengan pelestarian kebudayaan

Selain itu, sejak berdirinya Kerajaan Kutai Mulawarman, Labok mengaku telah berhasil mengusahakan pembangunan museum Muara Kaman.