Virus Corona
Bingung Virus Corona Tak Jangkiti Indonesia, WHO & Ahli Harvard Cemaskan Jika Ini yang Terjadi
Virus Corona tak jangkiti Indonesia buat WHO hingga ahli Harvard bingung, cemaskan hal ini terjadi.
TRIBUNTERNATE.COM - Wabah virus corona hingga kini terus memakan korban jiwa di berbagai negara.
Namun uniknya, di Indonesia belum ada satupun orang yang terinfeksi virus mematikan ini.
Virus corona diketahui telah mengepung negara tetangga Indonesia, mulai dari Thailand, Singapura, hingga Malaysia.
Namun, hingga kini belum ada temuan kasus corona di Indonesia.
Hal ini rupanya membuat badan kesehatan dunia yang dinaungi PBB, WHO merasa heran.
Tak hanya itu, tidak adanya laporan kasus virus corona di Indonesia membuat ahli Harvard merasa khawatir.
Mereka khawatir virus corona sudah menyebar di Indonesia tetapi tak terdeteksi.
Pasalnya, pihaknya menilai, jika hal tersebut benar terjadi maka virus akan membentuk epidemi yang lebih besar.
Dikutip TribunMataram.com dari Kompas.com, hingga kini, negeri Thailand yang cukup dekat dengan Indonesia telah melaporkan 25 kasus.
Sementara Indonesia sama sekali belum melaporkan adanya wabah.

“Indonesia telah melaporkan nol kasus, dan Anda akan mengharapkan telah melihat beberapa kasus,” ujar ahli epidemiologi Marc Lipsitch di Harvard TH Chan Scool of Public Health, sebagaimana dikutip VOA News.
Penelitian para ahli Harvard sendiri didasarkan pada perkiraan jumlah rata-rata penumpang pesawat yang terbang dari Wuhan ke kota-kota lain di seluruh dunia.
• Bandingkan Kasus Penghinaan Terhadap Gubernur, Sujiwo Tejo: Aku Enggak Ada Urusan Sama Anies
• Tahu Lucinta Luna Ditangkap karena Kasus Narkoba, Hotman Paris: Aduh Temanku Kenapa Terjadi Itu?
Asumsinya, semakin banyak penumpang maka berarti ada kemungkinan penularan kasus virus corona.
"Kasus-kasus yang tidak terdeteksi di negara mana pun berpotensi menyebarkan epidemi di negara-negara itu yang dapat menyebar di luar perbatasan mereka,” jelasnya.

Meski demikian, ketiga penelitian terbaru itu sendiri diakui tak melalui proses ilmiah normal yang ditinjau oleh ahli dari luar.
Namun, menurut peneliti yang dihubungi oleh VOA, penelitian tesebut menurut mereka masuk akal.
WHO Beri Peringatan
Melansir dari The Sydney Morning Herald, sebelumnya WHO mengingatkan agar Indonesia berbuat lebih banyak untuk mempersiapkan kemungkinan wabah virus corona di tengah kekhawatiran belum adanya satu pun temuan kasus.
WHO menginginkan agar Indonesia meningkatkan pengawasan, deteksi kasus, dan persiapan di fasilitas kesehatan yang ditunjuk apabila terjadi wabah.
Perwakilan WHO di Indonesia, Dr Navaratnasamy Paranietharan, mengatakan, Indonesia telah mengambil langkah konkret, termasuk penyaringan di perbatasan internasional dan menyiapkan rumah sakit apabila terdapat kasus yang potensial.
"Indonesia sedang melakukan apa yang mungkin untuk dipersiapkan dan dipertahankan terhadap virus corona baru," katanya.
Namun, menurutnya, masih banyak hal yang harus disiapkan Indonesia mulai dari pengawasan, deteksi, hingga persiapan fasilitas terkait skenario bila wabah terjadi.
"Ketersediaan alat tes khusus untuk mengonfirmasi nCoV (novel coronavirus) minggu ini adalah langkah yang signifikan ke arah yang benar," ujarnya, sebagaimana dikutip The Sydney Morning Herald, Jumat (7/2/2020).
Menanggapi hal ini, pihak perwakilan Kementerian Kesehatan pun angkat bicara.
Melalui Kepala Badan Litbang Kesehatan Kementerian dr Siswanto menanggapi penelitian ahli dari Universitas Harvard itu.
"Penelitian Harvard itu model matematik untuk memprediksi dinamika penyebaran novel coronavirus berdasarkan seberapa besar orang lalu lalang," kata Siswanto di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, dikutip dari Kompas.com, Senin (10/2/2020).
Ia menyebutkan, jika didasarkan perhitungan matematis, seharusnya terdapat 6-7 kasus positif virus corona di Indonesia.
Namun, pihaknya menegaskan, sampai dengan hari ini belum ada satu pun kasus yang dinyatakan positif corona berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium Litbang Kemenkes.
Kemenkes sendiri telah melakukan uji laboratorium terhadap 59 kasus dari 62 kasus yang ada.
Hasilnya, tak ada satu pun spesimen yang terbukti positif virus corona, sedangkan 3 spesimen lain tengah diteliti.
"Kalau diprediksi harusnya ada 6 kasus, ternyata sampai hari ini tidak ada, ya harusnya justru kita bersyukur.
Kita sudah teliti dengan benar. Itu (penelitian ahli Harvard) hanya prediksi saja," kata dia. (TribunMataram.com/ Salma Fenty)

WNI di Singapura Positif Virus Corona
Sementara itu, sebelumnya seorang WNI di Singapura dilaporkan positif tertular virus corona.
Seorang wanita asal Indonesia yang berprofesi sebagai asisten rumah tangga di Singapura positif terpapar virus corona jenis baru (2019-nCoV).
Wanita berusia 44 tahun itu diketahui menjadi kasus ke-21 yang ditangani otoritas kesehatan negara itu.
Secara keseluruhan, sudah ada 24 kasus positif virus corona jenis baru di negara tersebut.
Berikut sejumlah fakta sementara yang berhasil dikumpulkan Kompas.com terkait hal ini:
• Belum Tuntas Virus Corona, Muncul Penyakit Baru di Afrika yang Tewaskan Belasan Orang
• Polisi Akan Tempatkan LL di Ruangan Khusus, Masih Bingung dengan Jenis Kelamin Lucinta Luna?
1. Kasus WNI pertama positif virus corona

Kementerian Kesehatan Singapura (MoH) mengumumkan hal ini pertama kali pada Selasa (4/2/2020) siang, sekitar pukul 14.00 waktu setempat.
Disebutkan, MoH mengonfirmasi enam kasus baru terkait virus corona di Singapura.
Empat di antaranya terjadi lantaran penularan dari manusia ke manusia.
Salah satunya adalah kasus yang menimpa WNI tersebut, yang sekaligus menjadi kasus pertama yang menimpa WNI.
Sebelumnya, otoritas kesehatan Singapura itu telah mengumumkan 18 orang positif virus corona.
2. Terpapar setelah bersentuhan dengan majikan
Wanita yang tak disebutkan namanya ini diketahui bekerja kepada seorang perempuan berkewarganegaraan Singapura berusia 28 tahun di Jalan Bukit Merah.
Otoritas kesehatan Singapura menyebut penularan virus 2019-nCoV terhadapnya terjadi setelah adanya kontak dekat dengan transmisi lokal.
Sebelumnya, ada tiga kasus transmisi lokal yang terpapar virus setelah melakukan kontak dengan turis asal China.
Majikan dari wanita ini diketahui bekerja di Yong Thai Hang, sebuah toko yang menjual produk kesehatan di 24 Cavan Road, yang kerap melayani penjualan kepada wisatawan asal China.
Pada 29 Januari, ia mengaku sakit tenggorokan dan demam serta mencari perawatan di klinik dokter umum pada hari yang sama.
Sehari kemudian, ia pergi ke instalasi gawat darurat di Rumah Sakit Tan Tock Seng. Namun, ia kembali pulang setelah hasil rontgen menyatakan dirinya negatif pneumonia.
Setelah itu, sejak 31 Januari hingga 2 Februari, ia mengaku tak meninggalkan rumah.
Namun pada Senin (3/2/2020), ia pergi ke Singapore General Hospital (SGH) dan didiagnosa mengidap pneumonia serta diklasifikasikan sebagai kasus yang dicurigai dan diisolasi.
Malam harinya sekitar pukul 23.00 waktu setempat, ia dinyatakan positif 2019-nCoV.
Adapun WNI yang diketahui melakukan kontak dengan majikannya, melaporkan mulai timbul gejala pada 2 Februari.
Setelah itu, ia sempat mendapat perawatan di instalasi gawat darurat SGH pada 3 Februari.
Setelah menjalani serangkaian tes, pada Selasa (4/2/2020) siang ia dinyatakan positif virus corona.
3. Tidak pernah pergi ke China
WNI ini diketahui tidak pernah pergi ke China. Bahkan, sejak wabah virus corona mulai mencuat, ia dilaporkan hanya berdiam diri di rumah majikannya.
Diduga, virus corona menyebar melalui majikannya yang sebelumnya telah terpapar virus tersebut.
4. Sudah diisolasi
Sejak 3 Februari 2020, WNI tersebut telah mendapatkan perawatan di SGH setelah sebelumnya mengeluhkan sejumlah gejala.
Awalnya, ia dirawat di instalasi gawat darurat SGH.
Namun, setelah hasil tes menyatakan bahwa dirinya positif virus corona pada 4 Februari, kini ia tengah diisolasi di rumah sakit tersebut untuk mendapatkan perawatan yang lebih intensif.
5. KBRI minta waspada
Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Singapura telah mendapatkan konfirmasi lisan dari MoH terkait informasi ini.
Namun dikarenakan Personal Data Protection Act, identitas WNI tersebut belum dapat disampaikan.
Saat ini, KBRI Singapura terus berkoordinasi dengan pihak-pihak yang berwenang terkait penanganan hal tersebut.
KBRI juga mengimbau kepada seluruh WNI di Singapura untuk meningkatkan kewaspadaan dan menjaga lingkungan sekitar tetap bersih. (Kompas.com/ Dani Prabowo/ Kristian Erdianto)
Artikel ini telah tayang di Tribunmataram.com dengan judul POPULER WHO & Ahli Harvard Bingung Corona Tak Jangkiti Indonesia, Cemaskan Jika Ini yang Terjadi