Sebut 4 Faktor NF Pembunuh Bocah Juga Jadi Korban, Haniva Hasna: Kalau Dibiarkan Akan Ada yang Lain
Kriminolog anak Haniva Hasna menjelaskan empat faktor mengapa NF (15) gadis yang membunuh APA (6), juga menjadi korban dalam kasus tersebut.
Kemudian faktor keempat adalah kepercayaan yang membuat orang takut melakukan hal-hal yang salah atau menyimpang.
"Terakhir adalah belief, agama, norma, aturan, enggak ada sama sekali," sambungnya.
Haniva juga menambahkan apabila kasus NF terus menerus diangkat, ada kemungkinan akan muncul kasus serupa.
"Ini kalau dibiarkan, nanti akan ada NF yang lain," ujarnya.
"Karena dengan NF disiarkan, para pengkopi-pengkopi ini akan muncul lagi," tegas Haniva.
• Respon Bijak Ayah Bocah 6 Tahun yang Jadi Korban Pembunuhan Siswi SMP, Ini Permintaan Ibu Pelaku
Pelaku Rawan Kumat
Dikutip dari acara METRO PAGI PRIMETIME, Minggu (8/3/2020), Pakar Psikologi Forensik Reza Indragiri Amriel mengatakan seorang psikopat yang melakukan kejahatan akan lebih rawan kembali mengulanginya lagi.
Berdasarkan studi yang ada, tingkat residivisme (pengulangan aksi kriminal -red) pada psikopat lebih tinggi dari orang biasa
"Studi mengatakan bahwa tingkat residivisme yang dilakukan oleh orang-orang psikopat jauh lebih tinggi dari pada orang-orang non psikopat," papar Reza.

Hal tersebut terjadi lantaran orang-orang psikopat tidak bisa merasakan emosi yang sensitif terhadap sekelilingnya.
"Karena proses kerja otaknya memang berbeda dari orang-orang kebanyakan, empatinya menjadi hambar," ujar Reza.
"Itu lah yang kemudian menyebabkan tingkat residivismenya menjadi tinggi, bukan persoalan kepribadian saja atau perilaku saja," sambung Reza.
Reza mengatakan total ada tiga faktor yang dapat membentuk kepribadian seseorang.
Pertama ia menyoroti soal faktor perceraian yang mengakibatkan rusaknya kasih sayang dari orangtua.
"Diyakini sebagai salah satu penyebab mengapa kemudian anak mengalami proses tumbuh kembang secara tidak sehat, dan kemudian menjadi pelaku kenakalan atau pelaku kejahatan," terang Reza.
Kemudian faktor kedua adalah kondisi perekonomian.