Virus Corona
Cerita 3 Pasien Sembuh dari Corona: Alami Demam Tinggi, Batuk sampai Rontgen dan Tes Darah
3 Pasien sembuh dari corona membeberkan kisah awal dinyatakan positif Covid-19, hingga menjalani perawatan di ruang isolasi RSPI Sulianti Saroso.
TRIBUNTERNATE.COM - Tiga pasien yang telah dinyatakan sembuh dari virus Covid-19 alias corona ST (pasien 01), MD (pasien 02), dan RA (pasien 03) telah pulang ke kediamannya di Kota Depok, Jawa Barat.
Mereka telah kembali berkumpul dalam kehangatan keluarga.
Dijumpai pewarta, ketiganya bersedia membeberkan kisah awal mereka dinyatakan positif Covid-19, hingga menjalani perawatan di ruang isolasi RSPI Sulianti Saroso.
Dimulai dari ST (pasien 01), ia mengatakan pada tanggal 17 Februari 2020 silam mulai merasa gejala-gejala seperti batuk dan demam tinggi.
“Gejala itu dimulai dengan batuk dan demam tinggi, keringatan juga sampai aku tuh harus ganti baju sampai tiga kali dalam sehari, kadang juga keringat dingin. Untuk batuk dan demamnya itu bertahan sampai tanggal 26 ya, dan dari 16 ke tanggal 26 itu aku udah ke dokter dua kali, pertama ke klinik dikasih antibiotik."
"Setelah itu gak kunjung sembuh dan ke UGD tes darah katanya aku ada infeksi, dikasih obat tapi masih gak sembuh,” kata ST di kediamannya, Kamis (19/3/2020).
Sampai akhirnya, ia pun memutuskan untuk berobat ke Rumah Sakit Mitra Keluarga Depok bersama ibundanya MD (pasien 02) dan menjalani perawatan.
• Ungkap Perlakuan Tenaga Medis di RSPI, Pasien Sembuh Corona: Dokter Sampai Duduk Satu Kasur
Sejumlah tahapan penanganan medis pun didapat ST, mulai dari rontgen hingga tes darah lantaran batuknya tak kunjung sembuh.
“Sampai akhirnya aku ke RS Mitra Keluarga untuk yang pertama kali tanggal 27, itu hasil rontgen saya katanya ada flek di paru-paru. Akhirnya dirawat pada tanggal 27 itu bersamaan dengan ibu. Ibu di rontgen dan kalau aku di rontgen dan tes darah karena batuknya gak berhenti-henti. Ibu diagnosanya tifus dan saya bronkitis,” katanya.
Dari semua tindakan medis yang didapatnya, ST pun akhirnya meminta pihak rumah sakit agar ia dan ibunya menjalani tes Covid-19.
“Nah kenapa akhirnya kami ngotot untuk tes covid 19, itu karena gejalanya ya dan lebih takut akan kondisi kesehatan ibu, yang kami tahu itu kalau umur aku prima dan imunnya kuat bisa gampang sembuh."
"Tapi ibu usianya sudah 64 tahun dan usianya rentan. Jadi saat itu aku minta dokternya bisa gak tes Covid-19, kata dokternya itu prosedurnya panjang dan gak bisa asal ya karena berhubungan keadaan nasional,” katanya.
“Barulah hari Jumat itu kebetulan itu ada WNA Jepang yang positif itu dan kisruh itu ya dan saya juga tahu kalau saya ada di tempat yang sama dengan seseorang yg confirm positif corona, akhirnya saya minta untuk dites lagi dan langsung di-iyakan,” bebernya.
Meski berada dalam ruangan yang sama dengan WNA yang positif corona tersebut, ST berujar dirinya sama sekali tak mengenal, bahkan wajah WNA tersebut pun ST tak tahu.
“Jadi setelah saya menjelaskan saya ada history kontak satu ruangan meskipun saya gak kenal WNA itu sama sekali, wajahnya pun gak tahu, tapi karena satu ruangan akhirnya mulai diproses hari sabtu, dan kami dibawa ke RSPI Sulianti Saroso itu hari Minggu pukul 02.00 pagi,” ucapnya.