Virus Corona
Terapi Pijat Sambal di Blitar Semakin Ramai saat Pandemi Corona, Pakai 45 hingga 60 Cabai
Cara pijat dengan treatmen seperti itu dilakukan Mbah Kamar (63), warga Desa Ngrendeng, Kecamatan Selorejo Blitar.
"Karena kami nggak punya biaya, ya kami biarkan di rumah. Namun, kami terus kepikiran, dan susah. Sehabis salat malam, kok seperti dapat bisikan. Katanya, kaki anak saya yang bengkak itu disuruh mengolesi dengan sambal," paparnya.
Karuan, ia tak langsung menjalankannya karena dianggap tak masuk akal.
Namun, karena tak ada cara lain, akhirnya ia mencobanya.
Bahkan, istrinya, nenek Yaumi (60) sempat marahi ketika tahu dirinya membuat sambal buat obat kaki anaknya, yang bengkak.
"Kata istri saya saat itu, wong sambal kok dipakai mengobati. Namun, kami tetap membuat sambal dan saya taruh di kaki anak saya, yang bengkak itu," paparnya.
Karuan, tambah dia, anaknya kesakitan karena panasnya luar biasa, sehingga cuma diberinya sekali.
Tak disangkanya, kaki anak yang bengkak itu terus mengempes dan akhirnya sembuh.
"Rupanya, para tetangga heran, saya kok bisa menyembuhkannya. Akhirnya, mereka datang ke rumah saya, kalau sakit, misalnya, pingangnya nyeri atau linu-linu dan sulit jalan," ujarnya.
Sejak itu, papar dia, nama mbah Kamar kian dikenal, sebagai terapis.
Dan, yang membuatnya lebih cepat dikenal, karena menggunakan cara aneh, yakni lotion-nya dari sambal.
Kian hari, kian banyak tamu, yang datang, dengan berbagai keluhan dan penyakit.
Di antaranya, sakit pinggang, jantung, sesak nafas, dll.
"Katanya, jodoh (sembuh). Bahkan, seringkali, mereka tahu itu dari mulut ke mulut. Ada pasien yang sembuh, kemudian memberi tahu teman, tetangganya atau saudaranya," ungkapnya.
Untuk membuat 'lotion' sambal, mbah Kamar mengguleknya sendiri, di cobek.
Mungkin, tak sekadar menghaluskan, namun ada doanya atau ada ramuan khususnya, itu tak ada yang tahu.