Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Awas Jangan Sampai Terkecoh! Ini Rekomendasi Konsumsi Mi Instan dalam Seminggu

Ilmuwan di AS menemukan bahwa orang-orang yang gemar makan mi instan 2 -3 kali dalam seminggu memiliki risiko yang lebih tinggi terkena CMS.

Editor: Sansul Sardi
Net via Tribunsolo.com
Mie Instan 

TRIBUNTERNATE.COM – Hampir semua orang di belahan dunia pasti pernah mengkonsumsi makanan jenis mie instan.

Yah makanan ini memang mempunyai banyak penggemar berat.

Entah karena karena produknya cenderung murah dan bisa ditemukan di mana saja atau memang orang tersebut penggila mie.

Mi instan merupakan makanan yang bisa dengan cepat diolah.

Kamu hanya perlu merebusnya di dalam air sebelum ditaruh di atas piring dan ditaburi bumbu-bumbu bawaan.

Kendati demikian, para ilmuwan di Amerika Serikat menemukan bahwa orang-orang yang gemar makan mi instan dua  sampai tiga kali dalam seminggu memiliki risiko yang lebih tinggi terkena sindrom kardiometabolik (CMS).

Mengutip Daily Mail, orang yang mengidap CMS meningkatkan kemungkinan seseorang terkena penyakit jantung dan kondisi kesehatan lain seperti diabetes dan stroke.

Seorang dokter di Baylor Heart and Vascular Hospital di Texas, Dr. Hyun Joon Shin, memimpin penelitian yang dipublikasikan dalam The Journal of Nutrition.

Penelitian tersebut difokuskan di Korea Selatan.

Sebab, negara tersebut merupakan negara yang memiliki pemakan mi instan terbanyak di dunia.

Resep Kolak Pisang Kuah Santan yang Manis dan Lezat, Cocok untuk Menu Buka Puasa

Resep Membuat Dalgona Cokelat, Ini Rahasianya Agar Bisa Mengembang Walau Tanpa Kopi

Wanita lebih rentan kesehatannya dibandingkan pria

Shin mengatakan bahwa mi instan tampaknya cenderung merusak kesehatan wanita dibandingkan pria.

Dia mengatakan bahwa hal tersebut dapat dikaitkan dengan perbedaan biologis antara wanita dan pria dari segi hormon seks dan metabolisme.

Kendati demikian, Shin menuturkan bahwa penemuan tersebut kemungkinan karena wanita lebih mungkin melaporkan secara akurat apa yang dimakan setiap hari.

Faktor potensial lainnya dalam perbedaan gender tersebut adalah bahan kimia bernama bisphenol A (BPA) yang digunakan untuk mengemas mi dalam wadah gabus (styrofoam).

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa BPA mengganggu cara hormon mengirim pesan melalui tubuh, khususnya estrogen.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved