Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Virus Corona

Lawan Covid-19, LIPI Uji Daun Ketepeng Badak dan Benalu Jadi Antivirus Corona

LIPI mencoba mengembangkan ekstrak daun ketepeng badak (Cassia alata) dan benalu (Dendrophthoe sp.) sebagai obat herbal antivirus Covid-19.

Editor: Sansul Sardi
WIkimedia Commons
Tanaman ketepeng badak (Cassia alata) diekstrak untuk dijadikan obat herbal antivirus Covid-19. 

TRIBUNTERNATE.COM - Saat ini peneliti hingga para pakar di seluruh dunia tengah berupaya menciptakan vaksin virus corona.

Hal ini terus digenjot oleh para para hingga pemerintah agar kondisi negaranya segera pulih dari kekacauan pandemi covid-19.

Seperti diketahui, virus SARS-CoV-2 termasuk jenis virus baru yang bersifat dinamis dan hingga kini belum ada obatnya.

Bahkan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan belum ada formula obat atau vaksin yang terpat untuk mengobati virus ini.

Kandidat obat untuk Covid-19 yang sedang diteliti banyak peneliti juga berasal dari berbagai tanaman, mikroorganisme, maupun biota laut.

Peneliti Hong Kong Klaim Temukan Lapisan Antivirus Corona yang Bisa Beri Perlindungan 90 Hari

Profesor di Sumsel Klaim Temukan Antivirus Covid-19: Proses Penyembuhannya Tak Lebih dari 5 Hari

Tak terkecuali peneliti dari Indonesia, juga berusaha mencari dan mengembangkan potensi vaksin untuk melawan pandemi Covid-19.

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia ( LIPI) melalui Pusat Penelitian Kimia mencoba mengembangkan ekstrak daun ketepeng badak (Cassia alata) dan benalu (Dendrophthoe sp.) sebagai obat herbal antivirus Covid-19.

Kepala Pusat Penelitian Kimia LIPI Yenny Meliana menyebutkan, penelitian ini adalah kerja sama dengan Departemen Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan Kyoto University, Jepang.

"Senyawa-senyawa yang terdapat di dalam tanaman ketepeng badak dan benalu dilaporkan mempunyai antivirus," kata dia.

Yenny menjelaskan bahwa ekstrak daun ketepeng badak dan benalu ini masih dalam pengembangan.

Adapun senyawa yang diprediksi dapat berperan aktif sebagai antivirus adalah kaempferol, aloe-emodin, quercitrin, dan quercetin.

Gabungkan Antivirus Flu dan HIV, Thailand Berhasil Sembuhkan Pasien Virus Corona

Mantan Kapolda Bengkulu Irjen Supratman Dikabarkan Positif Terinfeksi Virus Corona

Lantas apa saja yang telah dilakukan dan ditemukan dalam penelitian dan pengembangan obat herbal daun ketepeng badak dan benalu ini?

Terkait penelitian dan pengembangan potensi obat herbal ini, Peneliti Bidang Farmasi Kimia Pusat Penelitian LIPI Marissa Angelina menyebutkan, langkah-langkah yang telah dilaksanakan pada pasien Covid-19 terbatas pada tindakan preventif dan suportif.

Kedua tindakan ini dirancang untuk mencegah komplikasi dan kerusakan organ lebih lanjut.

“Beberapa studi pendahuluan telah menguji kombinasi agen potensial seperti protease inhibitor lopinavir atau ritonavir yang umumnya digunakan untuk mengobati virus HIV, digunakan untuk pengobatan pasien yang terinfeksi Covid-19,” jelasnya.

Selain itu, kata Marissa, dilaporkan juga adanya penggunaan obat malaria, yaitu klorokuin dan emodin.

Ada pula tanaman yang mengandung komponen utama flavonoid dan flavonoid glikosida yang banyak dilaporkan sebagai zat aktif utama sebagai antivirus.

Menurut Marissa, pengembangan bahan baku obat dan obat herbal terstandar merupakan upaya yang sangat penting dalam mendukung kemandirian obat Indonesia yang memiliki berbagai keanekaragaman hayati.

“Pengembangan bahan baku obat berbasis tanaman berpotensi untuk jangka panjang dan memiliki peluang besar bagi industri bahan baku obat di Indonesia,” tuturnya. (Kompas.com/Ellyvon Pranita)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "LIPI Kembangkan Daun Ketepeng Badak dan Benalu Jadi Antivirus Corona"

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved