Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Viral Daging Babi Diubah Mirip Daging Sapi Pakai Boraks, Pakar Ungkap Dampak Buruk Boraks Bagi Tubuh

Boraks merupakan zat kimia yang terdapat dalam produk rumah tangga seperti detergen, plastik, perabot kayu, dan kosmetik.

Editor: Sansul Sardi
Tribun Jabar/Lutfi Ahmad M
Konferensi pers pengungkapan penjualan daging babi di Bandung. 

Dia melanjutkan, daging yang diberi boraks sebenarnya memiliki tekstur kekenyalan yang tetap berbeda dengan daging segar umumnya.

"Kalau mau dibawa ke Badan POM, sebenarnya bisa dites dengan analisis asam amino, karena yang terkandung di situ berbeda.

Kalau ditekan, daging (dengan boraks) agak kaku juga," ujarnya.

Dijelaskan Budiawan, kekenyalan daging sama halnya dengan bakso yang diberi boraks.

Pada bakso yang dicampur boraks, memiliki kekenyalan dengan bakso biasa.

Seharga Rp 2,8 M, Miliki Daging Babi Busuk & Digantung Selama 30 Tahun Ini Bukti Jadi Keluarga Kaya

Dampak boraks untuk tubuh

Boraks dalam dosis berlebih, dikatakan Budiawan, dapat menyebabkan gangguan di dalam fungsi organ tubuh.

Mulai dari merusak ginjal, otak, hati, sistem metabolisme, dan lain sebagainya.

"Boraks pun termasuk bahan yang dilarang oleh Badan POM dan WHO, karena boraks untuk pengawet industri," ungkapnya.

Dikutip dari laman Badan POM RI, efek jangka panjang yang akan dialami manusia jika mengonsumsi makanan mengandung boraks adalah kerusakan hati bahkan kanker.

Dalam satu penelitian yang dilakukan pada hewan, ilmuan menemukan bahwa tikus jantan yang diberi zat kimia ini mengalami penyusutan jaringan testis.

Sementara efeknya pada tikus betina dapat memengaruhi sistem reproduksi yang menyebabkan gangguan kesuburan.

Pada tikus yang sedang hamil, paparan zat kimia ini dapat masuk ke dalam plasenta yang pada akhirnya mengganggu perkembangan janin dalam rahim.

Bahkan efek zat kimia satu ini juga diketahui dapat menyebabkan berat badan lahir rendah pada janin dari induk tikus yang hamil.

Paparan boraks meski hanya sedikit pada orang yang sensitif mungkin akan menyebabkan serangkaian gejala.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved