Pengakuan Terdakwa Rahmat Kadir yang Siram Novel Baswedan Pakai Air Aki: Dia Pengkhianat, Lupa Diri!
Rahmat Kadir Mahulette mengungkap alasan menyiram air keras kepada penyidik KPK Novel Baswedan.
TRIBUNTERNATE.COM - Alasan penyiraman air keras terhadap penyidik KPK Novel Baswedan terkuak.
Di mana hal ini diungkapkan oleh Rahmat Kadir Mahulette, terdakwa kasus penyiraman air keras Novel Baswedan.
Dia mengaku melakukan itu untuk memberi pelajaran kepada Novel Baswedan yang ia nilai telah berkhianat kepada institusi Polri.
"Saya hanya memberi pelajaran Novel. Dia pengkhianat."
"Yang membesarkan dia siapa? Dia bisa besar, dia bisa hebat."
"Saya tergerak memberi pelajaran, karena dia lupa diri," kata Kadir, saat memberikan keterangan di ruang sidang Pengadilan Negeri Jakarta Utara, Kamis (4/6/2020).
Dia mengenal Novel Baswedan sebatas anggota Polri yang ditugaskan pimpinan bertugas di Komisi Pemberantasan Korupsi.
• Novel Lockdown Akhirnya Rilis setelah 15 Tahun Lalu Ditolak Penerbit karena Disebut Tak Masuk Akal
• Tim KPK Dampingi Pemeriksaan Novel Baswedan di Polda Metro Jaya
Namun belakangan, dia menilai Novel Baswedan mulai lupa diri, hingga akhirnya memutuskan meninggalkan institusi Bhayangkara itu.
Kadir melihat sikap Novel Baswedan itu sebagai tindakan pengkhianatan.
"Dia keluar dari institusi. Hati saya tergerak memberi pelajaran, karena terkesan dia lupa diri," ujarnya.
Akhirnya, Kadir berencana memberikan pelajaran kepada Novel Baswedan, dengan cara menyiramkan air aki kepada yang bersangkutan.
Dia menegaskan tidak ada instruksi dari siapapun untuk melakukan itu.
"Sama sekali tidak ada. Dari niat saya," ujarnya.
Sebelum melaksanakan niatnya, terlebih dahulu Kadir mencari informasi alamat tempat tinggal Novel Baswedan.
Dia mendapatkan informasi alamat tempat tinggal Novel Baswedan dari situs pencarian Google.