Yunarto Wijaya Tanggapi Rupiah di Bawah Rp 14.000, Sindir 2 Sosok Ini: Kok Diem-diem Aja?
Direktur Cahrta Politika Yunarto Wijaya menanggapi angka rupiah yang tembus di bawah Rp 14.000.
Di sisi lain, penguatan rupiah ditopang dari menurunnya indikator premi risiko/premi credit default swap (CDS) di level 126, setelah sebelumnya berada di level 245.
"Tapi, kalau dibandingkan dengan tingkat sebelum Covid-19, itu masih tinggi. Karena sebelum Covid-19 ada di level 66-68. Insya Allah premi risiko pasca Covid-19 akan lebih rendah dari 126 dan mendukung penguatan nilai tukar," pungkas Perry.
Menanggapi hal itu, Yunarto Wijaya pun menulis cuitan di akun Twitternya.
Ia mempertanyakan dua sosok yang sering berkomentar jika rupiah sedang melemah.
• Yunarto Wijaya Sebut 4 Sosok Ini Bakal Maju Pilpres 2024: Biasanya yang Mengejutkan Itu Menang
Namun saat rupiah menguat seperti ini, keduanya justru tidak muncul.
"Ayah naen sama pak rektor dollar dah dibawah 14 rb kok diem2 aja?
Biasanya lsg jadi ahli forex kalo dollar diatas 15 rb?," tulis Yunarto Wijaya.
Namun ia tak menyebutkan secara jelas siapa sosok Ayah Naen dan Pak Rektor dollar yang ia maksud.
Namun beberapa netizen sudah paham siapa sosok yang dimaksud.
New Normal dan Pelonggaran PSBB Bakal Picu Pasar Saham Menguat
Sebelumnya, Direktur PT Anugrah Mega Investaa Hans Kwee memperkirakan pergerakan perdagangan Indeks Saham Harga Gabungan ( IHSG) berpeluang menguat di awal pekan dan rawan aksi profit taking di akhir pekan.
IHSG berpotensi konsolidasi menguat di pekan ini dengan support di level 4.541 hingga 4.700 dan resistance di level 4.800 hingga 4.975.
Menurutnya, ada beberapa sentimen yang mungkin mempengaruhi pergerakan penguatan IHSG pada pekan depan.
Salah satunya pengaruh dari luar maupun dalam negeri dengan adanya pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
"Pelongaran pembatasan sosial di berbagai negara dan belum ada tanda-tanda gelombang ke dua Covid-19 menjadi sentimen positif pasar," ujarnya melalui keterangan tertulis, Minggu (31/5/2020).