Virus Corona
Heboh Aksi Risma Bersujud karena RS Penuh, Ternyata Ini Strategi Meratakan Kurva Covid-19
Dalam suatu pertemuan di Balai Kota, Walikota Surabaya Tri Rismaharini bersujud sambil menangis di hadapan puluhan dokter
Namun, apakah dengan meratakan kurva dapat berhasil mengurangi penyebaran virus?
Saat wabah flu Spanyol pada tahun 1918 yang juga menyebabkan pandemi global, strategi ini juga pernah dilakukan.
Untuk melihat bagaimana hasilnya, Drew Harris, seorang peneliti kesehatan di Thomas Jefferson University in Philadelphia mencoba mengamati dari dua kota di Amerika Serikat, yakni Philadelphia dan St. Louis.
Di Philadelphia, pejabat kota mengabaikan peringatan dari para ahli penyakit menular bahwa flu sudah menyebar di masyarakat.
"Dalam 48, 72 jam, ribuan orang di seluruh wilayah Philadelphia mulai mati," kata Harris.
Pada akhirnya, sekitar 16.000 orang dari kota itu meninggal dalam enam bulan.
Sedangkan di St. Louis, pejabat setempat dengan cepat menerapkan strategi isolasi sosial.
Pemerintah menutup sekolah, perjalanan terbatas dan mendorong kebersihan pribadi dan menjaga jarak sosial.
Dampaknya, hanya ada 2.000 kematian, yakni seperdelapan dari korban di Philadelphia.
Kasus infeksi Covid-19 di Indonesia, per saat ini mencapai 55.092 dengan 1.082 kasus baru dan jumlah pasien Covid-19 yang meninggal mencapai 2.805 kasus.
Sedangkan di Jawa Timur, angka kasus Covid-19 yakni mencapai 11.508 kasus dengan kematian 831 kasus.
Dalam pertemuan terkait penanganan Covid-19, dokter tersebut juga mengeluhkan masih banyaknya warga yang tidak patuh protokol kesehatan guna pencegahan virus corona.
Salah satu rumah sakit yang disebut penuh adalah RSU dr Soetomo Surabaya.
Risma tampak dua kali bersujud di hadapan para dokter, setelah keluhan disampaikan dr Sudarsono, Ketua Pinere RSUD Dr Soetomo, terkait penuhnya rumah sakit yang menampung pasien Covid-19. (Kompas.com/Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas)
Alasan Risma Bersujud dan Menangis di Kaki Dokter RSUD dr Soetomo
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini tiba-tiba bersujud dan menangis di hadapan Ketua Tim Penyakit Infeksi Emerging dan Remering (Pinere) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Soetomo, dr Sudarsono.