Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Benarkah Tidak Memakai Celana Dalam Lebih Baik untuk Kesehatan? Berikut Penjelasannya

Beberapa orang menganggap meninggalkan celana dalam justru lebih menyehatkan. Apa sebabnya?

dhgate.com
Ilustrasi celana dalam 

Tidak mengenakan celana dalam atau mengenakan celana dalam longgar, dapat mengurangi bahkan menghilangkan kemungkinan infeksi dan peradangan di area tersebut.

4. Melindungi dari reaksi alergi

Banyak celana dalam terbuat dari pewarna buatan dan kimia yang dapat memicu reaksi alergi, atau dermatitis kontak. Reaksi alergi bisa berupa kemerahan, melepuh, iritasi, hingga infeksi.

Manfaat untuk laki-laki

Laki-laki juga mendapatkan manfaat yang sama dengan perempuan dalam hal tidak mengenakan celana dalam.

Namun, ada beberapa manfaat tambahan yang mereka mungkin dapatkan, karena secara fisiologi penis, skrotum, dan testis memiliki keunikan.

1. Mencegah gatal dan infeksi jamur lain

Area kelamin yang basah dan lembap adalah tempat berkembang biaknya jamur yang dapat menyebabkan kemerahan, iritasi, dan gatal pada alat kelamin. Menjaga area tersebut tetap sejuk dan kering pun menjadi hal penting.

2. Mengurangi kemungkinan iritasi dan cedera

Menggunakan pakaian dalam atau tidak, gesekan pada penis atau skrotum dengan pakaian tetap memungkinkan.

Ini dapat menyebabkan iritasi dan bahkan cedera jika sering terjadi atau tidak diobati. Mengenakan celana jeans atau celana pendek yang longgar dan nyaman tanpa celana dalam dapat mengurangi gesekan tersebut.

3. Memengaruhi produksi sperma

Testis menggantung di luar tubuh dalam skrotum karena suatu alasan. Untuk menghasilkan sperma secara efisien, testis perlu bertahan pada suhu sekitar 34,4 Derajat Celcius, beberapa derajat lebih dingin daripada suhu tubuh, yakni sekitar 36,1-37,2 Derajat Celcius.

Mengenakan celana dalam, terutama celana dalam yang ketat, dapat mendorong testis semakin mendekati ke tubuh dan meningkatkan suhu skrotum.

Ini akan membuat lingkungan testis kurang ideal untuk produksi sperma, yang menyebabkan hipertermia testis.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved