Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Sosok Izzam, Bocah yang Pakai Baju Adat Tidung yang Sempat Dikira Orang China di Uang Rp 75.000

Viralnya tudingan baju Tidung Tengara yang disangka pakaian China justru mengukuhkan dan membuat adat Tidung dikenal luas.

Editor: Sansul Sardi
Kompas.com/Ahmad Dzulviqor
Foto Muhammad Izzam Athaya salah satu anak.dengan busana adat tidung dalam pecahan uang edisi khusus HUT RI 75 (Hendra) 

Pasangan Siti Murtafiah Mooduto (35) dan Dwi Kurniawan (45), orang tua Aditya Perpatih (9) sangat bangga

karena foto anak keduanya ini menghiasi uang kertas edisi Peringatan 75 Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia.

Awas Beredar Pecahan Rp 75.000 Palsu, Begini Cara Membedakannya dengan Uang Asli

Dikira Adat China, Kenali Suku Tidung, Suku Asli Indonesia-Malaysia, Ada di Uang Baru Rp 75.000

Di dalam lembaran uang yang dicetak terbatas ini Aditya Perpatih dengan bangga mengenakan baju adat Gorontalo (makuta) berwarna merah dengan mengenakan penutup kepala yang terlihat tinggi.

Bagi banyak masyarakat Gorontalo, baju adat ini lazim dikenakan pengantin saat resepsi pernikahan. Ini adalah baju yang dipercaya sebagai baju kebesaran Raja Gorontalo.

Bagi permaisuri atau ratu, baju adatnya disebut biliu.

Makuta dan biliu merupakan salah satu baju kebesaran adat Nusantara yang paling eksotik. Maka tidak heran jika Bank Indonesia pada peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan yang ke-75 tahun ini menjadikan makuta sebagai salah satu hiasan pada uang pecahan Rp75.000 tahun emisi 2020.

“Sebagai orang Gorontalo saja, kami sangat bangga. Apalagi saya adalah ibu dari Aditya Perpatih,” kata Siti Murtafiah Mooduto, Selasa (18/8/2020).

Siti Murtafiah Mooduto merasa bangga dan bersyukur keluarganya dapat menghiasi uang yang secara khusus dicetak sebagai ungkapan kebahagiaan rakyat Indonesia.

“Kami diberi tahu tema uang edisi peringatan kemerdekaan ini adalah adalah mensyukuri memerdekaan, memperteguh kebinekaan, dan menyongsong masa depan gemilang,” ujar Siti Murtafiah Mooduto.

Siti Murtafiah Mooduto, ibu dari Rahadian (10), Aditya, dan M Taufan (3) ini mengisahkan peristiwa setahun yang lalu, tepat bulan Agustus, anaknya diminta untuk mengenakan baju adat makuta oleh staf dari Bank Indonesia dan Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia atau Perum Peruri.

Waktu itu ada 3 anak yang diminta untuk mengenakan makuta dan akan difoto. Namun sayang dua anak lainnya tidak datang, sehingga yang menjalani pemotretan adalah Aditya Perpatih.

Sebelumnya, para tamu dari Jakarta ini sudah melakukan komunikasi dan konsultasi dengan Dinas Pendidikan dan sanggar untuk mendapatkan informasi tentang baju adat dan maknanya. Mereka juga telah melakukan survey ke sejumlah sanggar untuk mendapatkan baju adat anak yang terbaik.

“Sungguh kami tidak tahu jika ternyata foto itu digunakan sebagai gambar pada uang kertas yang baru diluncurkan, kami tahu sehari sebelum uang dikenalkan kepada masyarakat,” ujar Siti Murtafiah.

Siti Murtafiah masih ingat pada Agustus tahun lalu, anaknya dirias dan dikenakan baju adat kebesaran kerajaan Gorontalo.

Ia melihat Aditya sangat menikmatinya, apalagi semua yang terlibat mengajaknya berkomunikasi.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved