Sosok Captain Afwan di Mata Mantan Pramugari: Sangat Baik dan Bersahaja, Selalu Ingatkan untuk Salat
Duka mendalam dirasakan keluarga dan kerabat dekat korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air Sj182.
TRIBUNTERNATE.COM - Duka mendalam dirasakan keluarga dan kerabat dekat korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air Sj182.
Mantan pramugari yang merupakan rekan Captain Afwan, Novi pun turut bersedih.
Pemilik nama lengkap Pratiwi Novianti itu terus berdoa dan menunggu kabar dari teman-temannya.
Temannya yang ikut dalam penerbangan tersebut ada enam orang, di antaranya Captain Afwan, Diego, Dhika senior, mantan teman seprofesi pramugari, Mia dan Gita, serta pramugara Okky Bisma.
Novi diketahui sudah bergabung dengan Sriwijaya Air selama delapan tahun, lalu ia memutuskan resign untuk menjalani pilihannya saat ini.
Diakui Novi, ia mendapatkan banyak telpon saat kejadian tersebut, sebab teman-temannya menganggap dia masih bekerja di Sriwijaya Air.
Teman-temannya belum ada yang mengetahui bahwa dia sudah resign dari maskapai tersebut.
Perempuan mantan pramugari ini tidak pernah menyangka bahwa pesawat Sriwijaya Air SJ182 akan jatuh.
“Aku tidak pernah menyangka kalau pesawat ini akan jatuh,” jawabnya sambil mengusap air mata, dilansir TribunTernate.com dari tayangan Rumpi TransTv, Sabtu (9/1/2021).
Baca juga: Captain Afwan Terburu-buru dan Minta Maaf Sebelum Terbangkan Sriwijaya Air SJ182, Keponakan: Tumben
Pesawat tersebut diketahui delay 30 menit, sebelum lepas landas dan beberapa menit kemudian dinyatakan hilang kontak.
Aktivis sosial ini mengaku resah dan tidak bisa tidur sampai pagi.
“Ga bisa tidur sampe jam 3 pagi,” katanya dengan terus menangis.
Novi ingin teman-temannya survive, karena slide pesawat sudah terbuka dan harapannya temannya sudah keluar dari pintu tersebut.
Slide pesawat yang dimaksud adalah pintu yang terbuka ketika ada pendaratan di air.
“Aku berharap mereka baik-baik saja,” katanya.

Dia menceritakan kenangan bersama sosok kapten yang tidak pernah meninggalkan waktu sholatnya.
“Ketika sedang transit wajib untuk sholat di masjid,” ucap youtuber ini
Saat itu Novi sedang ada di Riau melalui jalur darat, menuju Pekan Baru dan baru sampai Palembang.
“Capek banget 18 jam,” ujar Novi.
Dia tidak memperhatikan ponselnya lantaran lelah setelah mandi ternyata sudah banyak yang bertanya kepadanya.
“Di tag-tag instagram udah rame, banyak yang telfon dan wa,” ungkapnya dalam live tv tersebut.
Disinggung soal Captian Afwan, dia menceritakan pengalaman terbang bersama.
"Beliau sangat baik dan bersahaja,” ungkap wanita berambut pendek ini.
Saat bertemu akan resign, Kapten selalu menyebut Novi youtuber dengan kata lain sapaannya youtuber.
Pesan Captian Afwan yang selalu diingat, beliau berpesan untuk selalu beribadah.
“Baik itu pilihan, tapi jangan lupa ibadah itu kewjiban,” ungkap terakhir kapten terakhir sebelum Novi resign.
Kapten selalu mengingatkan cabin-cabin untuk sholat, apapun kondisinya.
Selalu membantu apapun walaupun bukan tugasnya sebagai pilot.
Novi mengungkapkan bahwa sang kapten tidak pernah ketinggalan sholatnya.
Baca juga: Tiga Jenazah Korban Sriwijaya Air SJ182 Berhasil Diidentifikasi Tim DVI, Ada Co-Pilot
Baca juga: Sosok Pilot Sriwijaya Air SJ182, Captain Afwan, di Mata Rekan Kerja: Suka Ajak Salat Berjamaah
Kehilangan 5 Anggota Kelurga Sekaligus dalam Kecelakaan Pesawat
Dalam acara live tersebut Feni Rose juga mengundang narasumber lain via telepon, yaitu kakak korban salah satu penumpang pesawat
Irfansyah Riyanto menjelaskan kenangan terakhir dengan adik, orangtua, dan ponakan-ponakannya.
Irfan sendiri mengantar ke bandara anggota keluarganya tersebut, dan mengurus semua persiapan.
Adik dari Irfan ini sedang hamil 5 bulan, Ratih atau adiknya ini ternyata teman dari Ari Untung
Ratih sebelum terbang membuat story "Byebye keluarga semue, kite pulang kampung dulu ye," diakhiri,dengan emot cium.
Keluarga yang ada dalam pesawat menjadi penumpang adalah adik dengan 2 anaknya bersama orang tua.
"Sekarang saya lagi di Bandung, kemaren ke rumah sakit polri antimortem,” ungkap Irfan.
Dia tidak kuat menunggu di rumah sakit, dan memutuskan pulang ke rumah di Bandung.
Harusnya keluarga berangkat dengan pesawat 6R pukul 07.00 WIB, tetapi diundur menjadi pukul 13.30 WIB menggunakan Sriwijaya SJ-182.
“Semoga ada keajaiban kecil, jasadnya diketemukan,” harapnya.
Irfan berharap walaupun tidak selamat paling tidak jasadnya diketemukan agar bisa ketemu untuk terakhir kali.
Suami Ratih menunggu di Pontianak, awalnya Irfan mengetahui kabar pesawat hilang kontak dari adik iparnya tersebut.
“InsyaAllah sampai, sabar sabar,” ucap Irvan pada adik iparnya ini.
Firasat juga terjadi pada ayahnya, untuk kali ini mau menjamak sholatnya yaitu zuhur dan ashar.
“Fan bapak boleh jamak sholatnya tidak?” ucap sang ayah.
Irfan berkata boleh, karena belum tau bapaknya akan sampai di Pontianak Pukul berapa.
"Beliau kalau dengar azan mencari masjid atau mushola, ayah sangat tetap waktu ketika sholat,” ungkap Irfan.
Ketika sudah takdir tidak ada yang bisa mencegahnya, harusnya orangtua akan pulang 2 Januari 2021.
Video selengkapnya:
(TribunTernate.com/Efrilia Aminati)