Ayah Prajurit TNI yang Gugur Ditembak KKB Papua Minta Konflik Segera Usai: Korbannya Cukup Anak Saya
Menanggapi gugurnya anaknya dalam tugas, ayahanda Pratu Ginanjar, Dede Nanda, berharap pemerintah segera menyelesaikan konflik yang terjadi di Papua.
TRIBUNTERNATE.COM - Pratu Anumerta Ginanjar Arianda, gugur saat terjadi kontak tembak dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua.
Dirinya gugur saat bertugas di Kampung Mamba, Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua.
Menanggapi gugurnya anaknya dalam tugas, ayahanda Pratu Ginanjar, Dede Nanda, menyampaikan harapannya kepada pemerintah Indonesia.
Ia berharap pemerintah dapat segera menyelesaikan konflik yang terjadi di Papua.
Dede meminta hal ini karena, ia tidak ingin ada prajurit TNI lainnya yang gugur akibat bertugas pada konflik ini.
Menurutnya, cukup anaknya, Pratu Ginanjar, saja yang menjadi korban.
"Sudahlah cukup anak saya yang terakhir jadi korban," ujar Dede saat ditemui di Taman Makam Pahlawan Kusumah Bangsa Kota Banjar, Jawa Barat, Rabu, (17/2/2021) dikutip TribunTernate.com dari Kompas.com.
Dirinya juga berharap agar tidak ada lagi tentara-tentara lain yang menjadi korban.
"Jangan ada lagi korban tentara-tentara yang lainnya. Cukup anak saya saja," lanjut Dede.
Baca juga: Kisah Pratu Anumerta Ginanjar yang Gugur Ditembak KKB Papua: 3 Kali Daftar TNI, 2 Kali Gagal
Baca juga: Kronologi Tiga Anggota KKB Tewas Saat Serang Aparat, Sempat Provokasi Ajak TNI-Polri Perang Terbuka
Ayahanda Pratu Ginanjar Ceritakan Kisah Perjuangan Anaknya Masuk TNI
Mengenang mendiang anaknya, ayah Pratu Ginanjar, Dede Nanda, menceritakan kisah perjuangan Pratu Ginanjar menjadi anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Dede bercerita bahwa dalam berjuang meraih cita-citanya sebagai anggota TNI, Pratu Ginanjar pernah 3 kali mencoba tes.
Pratu Ginanjar mengalami kegagalan sebanyak 2 kali berturut-turut saat mencoba masuk menjadi anggota TNI.
Pertama, ia mencoba mendaftar sebagai Bintara, namun gagal.
Pada percobaannya yang kedua, ia kembali mencoba mendaftar anggota TNI sebagai Tamtama, akan tetapi ia gagal lagi.
"Dia kemudian ikut lagi Tamtama, namun gagal lagi," ujar Dede.
Karena kegigihan Pratu Ginanjar yang terus mencoba mendaftar menjadi anggota TNI, akhirnya ia diterima pada percobaan ketiganya.
Pada percobaan ketiga, ia kembali mendaftar sebagai Tamtama dan lolos.
"Ketiga ikut Tamtama. Alhamdulillah lolos. Sekitar tahun 2018-an," lanjutnya.
Dede juga menceritakan, setelah menjadi tentara, Pratu Ginanjar di tempatkan di Batalyon Infanteri 406/Candra Kusuma.
Dede menyebutkan, anaknya dinas di Kodam IV di Purbalingga, Jawa Tengah.
"Dinas di Kodam IV, di Purbalingga," lanjut Dede.
Baca juga: Dua Prajurit TNI Gugur dalam Kontak Senjata dengan KKB di Papua
Baca juga: Viral di Medsos, Ternyata Ini Penyebab Lagu Terpesona Jadi Yel-yel TNI dan Polisi
Sosok Penurut
Di mata sang ayah, Pratu Ginanjar merupakan anak yang penurut.
Sejak almarhum kecil hingga menjadi tentara, kata Dede, ia tak pernah menyentil telinga anak bungsunya itu.
"Sangat penurut," katanya, dikutip dari Kompas.com.
Dede mengaku berkomunikasi terakhir dengan almarhum pada Minggu (14/2/2021) sore sekitar pukul 16.30 WIB.
Saat itu, kebetulan ia baru pulang kerja di sebuah pabrik pupuk organik di Kota Banjar.
"Saya tiba di rumah, istri sedang berbicara di telepon (dengan almarhum)," kata Dede.
Dede kemudian ikut berbicara dalam sambungan telepon itu.
Dia menanyakan kondisi almarhum Ginanjar.
"Ade (panggilan untuk almarhum) sehat? Sedang apa?," kata Dede.
Saat itu, lanjut dia, almarhum menjawab sedang masak ikan asin.
Ia pun memaklumi anaknya makan seadanya karena sedang bertugas.
Pratu Ginanjar Arianda Gugur Ditembak KKB Papua
Sebelumnya, telah diberitakan seorang prajurit TNI gugur ditembak KKB di pos peninjauan di Kampung Mamba Distrik Sugapa pada Senin (15/2/2021).
Prajurit TNI tersebut adalah Pratu Ginanjar Arianda, anggota Satgas Yonif R 400/BR, dikutip dari Tribunnews.com.
Pratu Ginanjar gugur akibat terkena tembakan yang mengenai pinggang tembus ke perut pada pukul 08.23 WIT.
Pratu Ginanjar langsung dievakuasi dengan menggunakan helikopter ke Timika.
Dirinya dinyatakan meninggal dunia saat evakuasi sekira pukul 09.23 WIT.
Saat dilakukan pembersihan oleh Tim, ditemukan sebutir munisi dan satu selongsong kaliber 5.56 mm di dalam tubuh Pratu Ginanjar.
Jenazah Pratu Anumerta Ginanjar dibawa ke tanah kelahirannya dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kusumah Bangsa Kota Banjar, Jawa Barat.
Pelaksanaan pemakaman Pratu Anumerta Ginanjar dilakukan pada Rabu (17/02/2021) pagi.
(TribunTernate.com/Qonitah, Kompas.com, Tribunnews.com)