Mengenal Varian Baru Virus Corona B.1.1.7 asal Inggris yang Terdeteksi di Karawang
Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan, ditemukan dua kasus mutasi virus corona asal Inggris atau B.1.1.7.
Dicky mengatakan, penularan mutasi virus corona ini lebih cepat 40-70 persen.
"Ada potensi pada event super spreader atau keramaian akan sangat efektif (menular) itu. Karena 40 sampai 70 persen cepat menular," jelas Dicky kepada Kompas.com, Rabu.
Menurut Dicky, mutasi virus corona ini sama dengan virus corona SARS-CoV-2. Keduanya hanya memiliki perbedaan pada kode genetik.
"Kalau bicara strain baru, virusnya tetap SARS-CoV-2, penyakitnya pun sama, Covid-19, hanya yang berbeda adalah kode genetik dari si virus ini,"ujarnya.
Baca juga: Umumkan Negatif Covid-19, Aurel Hermansyah Berikan Pelukan Erat kepada Keluarga
Gejala sama
Ketua Satgas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Zubairi Djoerban mengatakan, gejala yang ditimbulkan akibat terinfeksi mutasi virus corona B.1.1.7 ini sama dengan virus corona yang ada.
Menurut Zubairi, gejala yang paling sering muncul adalah batuk.
"Hampir sama, namun yang paling sering adalah batuk rupanya, jadi batuk itu sekitar 35 persen kasus, kemudian keletihan 32 persen, sakit kepala 32 persen, kemudian nyeri otot 25 persen kemudian nyeri tenggorokan dan demam," kata Zubairi saat dihubungi Kompas.com, Rabu.
Kendati demikian, ia mengatakan, meski gejala yang ditimbulkannya hampir sama, masyarakat tetap harus peka terhadap gejala utama dari virus tersebut.
"Intinya gejala standar sama saja ada panas sesak, tapi itu gejala utama penting sekali," ujarnya.
Metode WGS
Sementara itu, Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman, Amin Soebandrio mengatakan, mutasi virus corona B.1.1.7 ini ditemukan melalui metode pengurutan genom atau Whole Genome Sequence (WGS).
"Diurutkan genomnya untuk melihat keseluruhan asam nukleat pada virus, dari urutan itu kita tahu virus ini kelompok yang mana, ada mutasi apa saja, bisa diketaui salah satunya kalau ada varian baru," kata Amin saat dihubungi Kompas.com, Rabu.
Amin mengatakan, mutasi virus corona asal Inggris itu ditemukan oleh Balitbangkes Kementerian Kesehatan, setelah melakukan pengerjaan yang cukup lama.
Ia mengatakan, untuk mendeteksi individu terpapar Covid-19 dari mutasi virus corona B.1.1.7 bisa dilakukan melalui laboratorium polymerase chain reaction (PCR).