Pasca-Didepak dari All England 2021, Tim Indonesia akan Pulang ke Tanah Air Hari Minggu Besok
Rencananya, mereka akan pulang pada Minggu (21/3/2021) dan tiba di Indonesia pada Senin (22/3/2021).
Indonesia Layangkan Protes
Sebelumnya, Ketua Umum (Ketum) Komite Olimpiade Indonesia (KOI) atau National Olympic Committee (NOC) Indonesia, Raja Sapta Oktohari mengungkapkan, pihaknya telah melayangkan surat protes kepada Badminton World Federation (BWF) terkait dipaksa mundurnya tim bulu tangkis Indonesia dari All England 2021.
Selain dipaksa mundur, Tim Indonesia juga disebut diperlakukan secara diskriminatif dan tidak profesional.
"Kami dalam hal ini memberi pernyataan yang sangat tegas kepada BWF agar tidak buang badan ke Pemerintah Inggris."
"Kami sudah melayangkan surat kepada BWF dan juga kepada NOC Inggris," ujar Okto dalam keterangan pers, Jumat (19/3/2021), dikutip dari YouTube Sekretariat Kabinet.
Okto mengungkapkan, surat yang disampaikan kepada BWF bersifat protes.
Sedangkan yang disampaikan kepada NOC Inggris berupa permintaan dukungan.
"Karena yang melaksanakan kegiatan bukan Pemerintah Inggris, tetapi panitia pelaksana All England. Ini sangat mengecewakan."
"BWF harusnya bertanggungjawab penuh atas keteledoran yang terjadi di All England," tegasnya.
Baca juga: Politikus PDIP Salahkan PBSI Tak Carter Pesawat ke All England, Mohammad Ahsan: Ga Sanggup Bayar Pak
Baca juga: Terungkap Pemain All England asal Turki Sempat Tak Laporkan Dapat Pemberitahuan Isolasi dari NHS
• Pasca-Indonesia Dipaksa Mundur dari All England 2021, Ketua Umum PBSI Ungkap Kondisi Para Atlet
Okto menegaskan, Tim Indonesia telah disuntik vaksin Covid-19 serta menjalankan tes PCR sebelum keberangkatan dan saat kedatangan di Inggris.
Bahkan, sudah ada pemain Indonesia yang bertanding di ajang bulu tangkis bergengsi tersebut.
Namun, beberapa perlakukan diskriminatif, tidak profesional, dan tidak adil diterima oleh Tim Indonesia.
Tim Indonesia juga disebut tak diperkenankan menggunakan lift dan naik bus oleh penyelenggara.
"Kami melihat apa yang dilakukan oleh BWF sangat tidak profesional."
"Dan kami sudah berkomunikasi dengan PBSI, dengan Kemenpora, dengan Kementerian Luar Negeri, dengan Federasi Bulu Tangkis Asia."