Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Black Box Pesawat Sriwijaya Air SJ182 Berhasil Ditemukan, Siang Ini Diumumkan

Black box pesawat Sriwijaya Air SJ182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu, 9 Januari 2021 akhirnya berhasil ditemukan.

Dok. Basarnas
Prosesi tabur bunga oleh keluarga korban pesawat Sriwijaya Air SJ182 dan tim SAR dari atas KRI Semarang-594 di perairan Kepulauan Seribu, Jumat (22/1/2021). 

Rasyid menjelaskan MDC merupakan sarana penanganan cepat kepada para penyelam yang mengalami masalah dekompresi pada golden momentum.

Sarana MDC, kata dia, semacam kapsul yang diletakkan di dalam truk, sehingga bisa disiapsiagakan dengan mudah.

Penggunannya pun, kata Rasyid, akan diawasi oleh dokter spesialis hiperbarik.

"Mobile Diving Chamber (MDC) ini mendampingi para personel tim selam TNI AL sebagai life support. Jadi penyelam secara psikologis lebih tenang, kalau terjadi permasalahan mereka bisa ditangani secara cepat," kata Rasyid.

Sebelumnya pada Operasi SAR Gabungan Sriwijaya Air SJ 182 Januari lalu, penyelam Dislambair tercatat telah berhasil mengevakuasi objek pencarian berupa body part (potongan jenazah), serpihan pesawat dan mengevakuasi objek pencarian yang dianggap penting yakni Flight Data Recorder (FDR) atau bagian kotak hitam pesawat Sriwijaya SJ 182.

Tak Lewati Area Awan Hujan

KNKT dalam paparannya juga menyebutkan, pesawat Sriwijaya Air SJ 182, tidak melewati area awan hujan ketika terbang.

Ketua Sub Komite Investigasi Kecelakaan Penerbangan KNKT Kapten Nurcahyo Utomo mengatakan, berdasarkan data cuaca yang diperoleh dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pesawat SJ 182 tidak melalui area awan hujan.

Selain itu ia juga menjelaskan, pesawat SJ 182 sebelum mengalami kecelakaan juga tidak berada dalam awan yang berpotensi menimbulkan guncangan saat terbang.

"Pergerakan pesawat setelah lepas landas, dan jalur yang dilalui tidak menunjukkan adanya awan signifikan," kata Nurcahyo dalam konferensi virtual, Rabu (10/2/2021).

Dalam penjelasan awal terkait penyebab jatuhnya SJ 182 ini, KNKT menyebutkan pesawat ini telah terbang mengikuti jalur keberangkatan yang sudah ditentukan sebelumnya.

Kemudian berdasarkan rekaman flight data recorder (FDR) bahwa sistem autopilot pesawat tersebut aktif di ketinggian 1.980 kaki.

Nurcahyo Utomo menjelaskan, pesawat Sriwijaya Air SJ 182 setelah lepas landas dan melewati ketinggian 8.150 kaki tuas pengatur tenaga mesin atau Throttle sebelah kiri bergerak mundur sehingga tenaga berkurang.

"Sementara itu tuas pengatur tenaga mesin sebelah kanan tetap. Kemudian saat melewati ketinggian 10.600 kaki, pesawat berada di posisi 46 derajat lalu mulai berbelok ke arah kiri," ucap Nur Cahyo.

Baca juga: Pencarian CVR Sriwijaya Air hingga Faktor Manusia Jadi Target Rencana Investigasi Lanjutan KNKT

Nurcahyo menjelaskan, sebelumnya pilot pesawat Sriwijaya Air SJ 182 meminta kepada petugas Air Traffic Controller (ATC) untuk berbelok ke 75 derajat dan diizinkan.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved