Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Ramadhan 2021

Berapa Jarak Minimal bagi Seorang Musafir agar Diperbolehkan Tidak Berpuasa Ramadhan?

Seseorang yang berada dalam perjalanan jauh diperbolehkan oleh agama untuk tidak berpuasa, namun seberapa jauh minimal jarak yang diperbolehkan?

TRIBUNNEWS/HERUDIN
Ilustrasi melakukan perjalanan jauh. 

Jika dalam perjalanan tersebut ada unsur masyaqqah atau memberatkan, maka seseorang boleh membatalkan puasanya.

Jarak 80 kilometer di zaman sekarang mungkin tidak begitu relevan, sebab moda transportasi yang nyaman dan memudahkan sudah tersedia.

Tidak seperti zaman Nabi, di mana jarak 80 kilometer adalah jarak yang sangat jauh dan sulit untuk ditempuh.

Namun, jika seseorang merasa dalam perjalanannya yang jauh ada unsur masyaqqah-nya maka ia boleh membatalkan puasanya.

"Kalau dalam perjalanan itu di dalamnya dirasa ada masyaqqah-nya (maka boleh membatalkan puasa)."

"Tetapi kita ilustrasinya tidak seperti zaman sekarang yang bisa ditempuh menggunakan alat transportasi ya. Sebab di zaman Nabi itu, perjalanan 80 kilometer itu kan perjalanan yang berat, maka diperkenankan untuk bisa berbuka, ia tidak berpuasa," terang Ustaz Tajul Muluk.

Selain jarak, syarat lain yang harus dipenuhi seorang musafir untuk bisa membatalkan puasanya adalah perjalanan jauh tersebut tidak bertujuan untuk maksiat.

"Lalu yang kedua yang harus dipenuhi adalah perjalanan itu tidak diniatkan untuk melakukan kemaksiatan," tutur Ustaz Tajul Muluk.

Video selengkapnya:

Baca juga: Apakah Mimpi Basah di Siang Hari saat Ramadhan Dapat Membatalkan Puasa? Berikut Penjelasannya

Baca juga: Ingin Puasa Lancar? Hindari Sederet Makanan Berikut Saat Makan Sahur di Bulan Ramadhan

Apakah Sopir Angkutan Termasuk Musafir dan Boleh Tidak Berpuasa?

Jika berbicara soal musafir, lantas bolehkah seseorang yang bekerja sebagai sopir dan melintasi kota bahkan provinsi, boleh untuk tidak berpuasa?

Dosen Program Studi Aqidah dan Filsafat Islam sekaligus Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama IAIN Surakarta Dr Syamsul Bakri, menjawab pertanyaan tersebut.

Mengutip Kompas.com, menurut Syamsul seorang yang bekerja sebagai sopir lebih dari musafir.

Sebab, sopir memiliki perjalanan yang panjang, bahkan seharian.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved