Tinjau Panen Raya di Indramayu, Jokowi: Pemerintah Sebetulnya Tak Suka Impor Beras, Tetapi . .
Presiden Jokowi menyatakan bahwa sebenarnya pemerintah tidak senang dan tidak menyukai impor beras, namun ada satu dan lain hal di baliknya.
"Intinya kita ingin terus membangun sebuah pertanian yang semakin baik produksinya dan kita harapkan akan menjadi sebuah ketahanan pangan bagi negara kita Indonesia. Tentu saja kita juga ingin swasembada," ungkap Jokowi.
Selain kabar baik, Jokowi juga menerima sejumlah keluhan dari para petani.
Salah satunya yakni persoalan harga pupuk subsidi.
Ketersediaan pupuk subsidi yang timbul tenggelam membuat harga pupuk tidak stabil.
Baca juga: Soal Rencana Impor Beras 1 Juta Ton, Fadli Zon: Artinya Pak Jokowi Tak Mampu Penuhi Pangan Rakyat
Baca juga: Wacana Impor Beras 1 Juta Ton: Ditolak DPR, Muncul Pasca-Seruan Benci Produk Luar Negeri dari Jokowi
"Keluhan dari para petani, harga pupuk subsidi, masih sering sulit dicari pupuknya," kata Jokowi.
Selain itu, petani juga mengeluhkan kesulitan dalam mencari tenaga kerja saat panen raya.
Sebab, panen dilakukan secara bersamaan sehingga kekurangan tenaga kerja.
"Yang kedua berkaitan dengan pada saat panen bersamaan, kesulitan dalam mencari tenaga kerja untuk panen. Sehingga para petani menginginkan untuk diberikan combine," tutur pria kelahiran Solo itu.
BPS Benarkan Pernyataan Jokowi Terkait Tidak Ada Impor Beras Selama 3 Tahun Terakhir
Sebelumnya, Presiden Jokowi sempat menyebutkan bahwa Indonesia tidak melakukan impor beras selama tiga tahun.
Sementara, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia ternyata pernah impor beras pada 2019 lalu.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa, BPS Setianto mengatakan bahwa pernyataan presiden tersebut benar.
Pemerintah tidak melakukan impor beras untuk konsumsi, selama tiga tahun terakhir.
"Bahwa pemerintah tidak impor beras benar, karena yang dimaksud Pak Jokowi itu kan engga ada impor beras yang untuk konsumsi kita sehari-hari. Itu udah nggak ada," katanya, Selasa, (30/3/2021).
Terkait data BPS pada 2019, menurut dia, merupakan impor beras khusus.