Muhammadiyah: Tidak Perlu Bangunkan Sahur Lewat Toa Masjid di Daerah yang Heterogen
Ketua PP Pemuda Muhammadiyah menanggapi cara membangunkan sahur di bulan Ramadhan lewat pengeras suara atau toa masjid.
TRIBUNTERNATE.COM - Ketua PP Pemuda Muhammadiyah Dadang Kahmad memberikan tanggapan mengenai cara membangunkan sahur di bulan Ramadhan lewat pengeras suara atau toa masjid.
Diketahui, cara membangunkan sahur dengan teriakan kencang lewat toa masjid sempat dikritisi oleh Zaskia Adya Mecca lewat akun media sosialnya.
Cara tersebut, menurut Zaskia Adya Mecca, tidak etis dan tidak menghargai orang lain.
Dadang pun mengimbau umat Islam agar tidak usah memakai toa masjid untuk membangunkan sahur selama bulan Ramadan.
"Bagi daerah perkotaan yang heterogen berbagai umat tidak usah ada membangunkan sahur," kata Dadang saat dikonfirmasi, Sabtu (24/4/2021).
Baca juga: Zaskia Adya Mecca Keluhkan Teriakan Bangun Sahur Lewat Toa Masjid, Pertanyakan Etika Sebenarnya
Baca juga: Jadwal dan Link Live Streaming Misa Online Katedral Berbagai Wilayah Sabtu-Minggu, 24-25 April 2021
Baca juga: Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin di Kasus Suap Walkot Tanjung Balai, Ini Tanggapan ICW dan MKD DPR
Untuk daerah yang mayoritas muslim, kata Dadang, Muhammadiyah mengimbau untuk lebih bijak lagi memakai toa masjid.
Tak perlu sampai mengganggu masyarakat.
"Bagi yang daerah homogen kaum muslim saja, boleh pake toa tapi hanya sekali tidak terus menerus," ungkap dia.
Menurutnya, imbauan itu lantaran masyarakat telah banyak peralatan yang bisa digunakan untuk membangunkan sahur secara mandiri.
"Karena semua orang punya alarm jam baik yang ada di HP maupun di jam weker," pungkasnya.
Unggahan Zaskia Adya Mecca
Sebagai informasi, protes penyalahgunaan toa masjid sempat diungkapkan oleh artis Zaskia Adya Mecca lewat akun Instagramnya, @zaskiadyamecca pada Kamis (22/4/2021).
Dalam akun Instagramnya, Zaskia Adya Mecca mengunggah video yang memperdengarkan suara laki-laki berteriak kencang dan bernada panjang untuk membangunkan warga sahur.
Teriakan membangunkan sahur itu disampaikan dengan pengeras suara atau toa masjid.
Ia pun mempertanyakan etis atau tidaknya cara membangunkan sahur seperti itu.