Kematian Wakil Bupati Sangihe usai Menolak Izin Tambang Emas Dinilai Janggal, DPR: Harus Diselidiki
Kematian Helmud Hontong dinilai janggal karena terjadi seusai dirinya menolak izin tambang emas di daerahnya.
Setelah lehernya digosok dengan minyak kayu putih, Helmud tidak lagi merespon.
Bahkan, Harmen mengatakan ada darah yang keluar dari mulut dan hidung Helmud Hontong.
"Sekitar lima menit itu saya lihat Bapak langsung tersandar. Saya panggil dan kore-kore (colek), namun sudah tidak ada respon lagi. Saya langsung panggil pramugari, namun tetap Bapak tidak ada respon. Kemudian keluar darah lewat mulut. Tak lama kemudian darah keluar dari hidung," kata Harmen Kamis (9/6/2021).
Sebulumnya Wakil Bupati (Wabup) Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara (Sulut), Helmud Hontong dikabarkan sempat mengirim surat pembatalan izin tambang PT Tambang Mas Sangihe ke Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Surat itu disebut dikirim atas inisiatif pribadi Helmud.
Salinan surat tersebut juga beredar di media sosial (medsos) setelah Helmud Hontong meninggal dunia.
Pihak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kepulauan Sangihe telah mengetahui surat tersebut.
"Pemerintah tidak ada (mengirim surat pembatalan izin tambang PT Tambang Mas Sangihe). Dalam kapasitas pemerintah. Mungkin beliau itu menyurat dalam kapasitas pribadi," kata Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Kepulauan Sangihe Harry Wollf, Jumat (11/6/2021).
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Dinilai Janggal, DPR Minta Usut Kematian Wabup Sangihe Usai Tolak Tambang Emas di Daerahnya