Akun Telegram Novel Baswedan Cs Dimasukkan ke Grup Bitcoin, Febri Diansyah: Hati-hati!
Akun Telegram milik penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan, dimasukkan ke grup investasi Bitcoin tanpa persetujuan.
TRIBUNTERNATE.COM - Akun Telegram milik penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan, dimasukkan ke grup investasi Bitcoin tanpa persetujuan.
Tak hanya Novel Baswedan, mantan juru bicara KPK, Febri Diansyah, serta beberapa pegawai KPK yang gagal tes Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) juga disusupkan ke grup Bitcoin oleh peretas, Minggu (20/6/2021).
Hal itu diungkapkan oleh Febri Diansyah melalui akun Twitter resmi miliknya, @febridiansyah, Minggu (20/6/2021).
"WARNING: Saya, Novel @nazaqistsha, beberapa teman #75PegawaiKPK & yang advokasi, pagi ini tiba-tiba dimasukan ke group Telegram “Bitcoin Trader Investasi”," cuit Febri, dikutip Tribunnews.com, Senin (21/6/2021).
Ia sudah mengizinkan Tribunnews.com untuk mengutip cuitannya.
Febri mengatakan masuknya ia, Novel Baswedan, 75 pegawai KPK gagal TWK, dan tim advokasi ke grup investasi bitcoin tanpa persetujuan.
Ia merasa heran karena pada akun telegramnya sudah diatur pembatasan yang bisa memasukkan ke grup.
"Tanpa persetujuan dan pemberitahuan. Saya segera report dan leave. Padahal setting siapa yang Add Groups dan Channels telah dibatasi," tulisnya.
Febri pun membagikan tangkapan layar beberapa nama yang masuk ke dalam grup Telegram 'Bitcoin Trader Investasi'.
Baca juga: Pegawai KPK yang Lolos TWK Dilantik Jadi ASN 1 Juni 2021, Febri Diansyah: Apa yang Ingin Dipaksakan?
Nama-nama yang disusupkan seperti Bivitri Susanti, Saut Situmorang, Muhammad Isnur, Sujanarko, Novel Baswedan, dan Yudi Purnomo Harahap.
"Berikut tangkapan layar beberapa yang diketahui.. mereka juga tiba-tiba masuk group Telegram ini tanpa persetujuan dan pemberitahuan," cuitnya.
"Semoga segera tertanggulangi. Informasi ini saya sampaikan agar kita lebih hati-hati dan mitigasi risiko penyalahgunaan ke depan," kata Febri.
Sebelumnya, akun WhatsApp milik Febri juga sempat diretas pada Kamis (20/5/2021) lalu.
Febri mengaku akun WhatsApp miliknya tidak bisa diakses.
Dugaan peretasan ini bersamaan dengan diretasnya nomor telepon Novel Baswedan dan eks Direktur Pembinaan Jaringan Kerja Antar Komisi dan Instansi (PJKAKI) KPK Sujanarko.