Virus Corona
Laporan Tim LawanCovid-19: 451 Penderita Meninggal Dunia Saat Jalani Isolasi Mandiri
"Mereka beranggapan sakit biasa dan cenderung denial dengan Covid-19. Jadi, terlambat diperiksa ditangani dan dikonfirmasi positif setelah meninggal."
"Jumlah yang terdata ini merupakan fenomena puncak gunung es, karena tidak semuanya terberitakan dan atau terlaporkan," katanya.
Ia menambahkan, para pasien Covid-19 kesulitan mendapatkan rujukan rumah sakit hingga ruang isolasi mandiri sejak pertengahan Juni bulan lalu.
Baca juga: Update Covid-19 di Indonesia Senin, 12 Juli 2021: Pecah Rekor Tertinggi, Ada 40.427 Kasus Baru
Baca juga: Stafsus Menteri BUMN: Vaksin Covid-19 Berbayar Ada untuk Beri Pilihan Lain, Vaksin Gratis Tetap Ada
Ia menyebutkan, seringkali pasien isoman anak kos tidak bisa mendapatkan ruang isolasi karena dipingpong dari satu pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) ke Puskesmas yang lain.
Tak hanya itu, pihaknya juga pernah dimintai bantuan mencari rumah sakit rujukan Covid-19.
Namun, pasien tersebut meninggal karena terlambat ditangani, bahkan sebagian meninggal saat perjalanan.
"Jadi, permasalahan semakin kompleks. Orang yang meninggal saat isoman semakin intens," ujarnya.
LaporCovid-19 merekomendasikan kepada pemerintah untuk memperbanyak tempat isolasi terpusat dengan memanfaatkan gedung-gedung pemerintah atau sekolah, dilengkapi dengan tenaga kesehatan yang memantau pasien.
Selain itu, bisa juga dengan mengoptimalkan konsultasi online melalui telemedicine untuk mengedukasi dan mengawasi pasien isoman.
Lingkungan terkecil seperti RT/RW juga harus saling mendukung secara sosial kepada pasien isoman agar bisa menjalani masa pemulihan dengan baik.
Sebelumnya, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan, banyak faktor penyebab kematian pasien Covid-19 yang isoman.
"Terutama karena kondisi kritis yang sangat cepat terjadi pada pasien Covid-19. Kemudian banyak pasien Covid-19 yang tidak bisa ke fasyankes dikarenakan penuh dan harus mengantre sehingga memilih untuk isolasi dan melakukan perawatan sendiri," ujar Nadia.
Untuk mengatasi masalah ini, dia melanjutkan, saat ini selain layanan di pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) melalui satuan tugas memonitor pasien isoman.
Kemudian pasien Covid-19 mendapatkan obat. Selain itu, dia melanjutkan, kini ada layanan kesehatan digital telemedicine. Terkait baru Jakarta yang menerapkannya, Nadia mengatakan layanan ini secara bertahap akan diterapkan di wilayah lainnya.
Ia mencontohkan, Jawa Barat (Jabar) juga sudah memilikinya dan mengelolanya. Upaya terakhir adalah memperkuat koordinasi dengan satgas RT/RW untuk koordinasi dengan puskesmas dalam memantau warga yang isoman. (tribun network/fah/dod)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul 451 Pasien Covid-19 Meninggal Dunia Saat Jalani Isolasi Mandiri, Terbanyak di Jawa Barat