Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Idul Adha 2021

8 Amalan Sunah di Hari Idul Adha, Tidak Makan Sebelum Salat Id hingga Pilih Hewan Kurban Terbaik

Berikut 8 amalan sunah yang biasa dilakukan Nabi Muhammad SAW di Hari Idul Adha, tidak makan sebelum salat Id hingga memilih hewan kurban terbaik.

TRIBUN JABAR/ZELPHI
ILUSTRASI Hari Raya Idul Adha - Amalan sunah di Hari Raya Idul Adha. Dalam foto: Petugas Dewan Kemakmuran Masjid Besar Tanjungsari mengumpulkan koran bekas jamaah usai salat Idul Adha di Alun-alun Tanjungsari, Kabupaten Sumedang, Jumat (31/07/2020). 

TRIBUNTERNATE.COM - Hari Raya Idul Adha 1442 Hijriah/2021 sebentar lagi akan segera tiba.

Untuk menyambutnya, tidak ada salahnya umat Muslim mengetahui amalan-amalan sunah yang dilakukan Nabi Muhammad SAW di hari Idul Adha.

Jika sunah tersebut dilakukan, maka Anda bisa mendapatkan pahala darinya.

Berikut amalan sunah di hari raya Idul Adha yang biasa dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW:

1. Mandi sebelum salat Id

Nabi selalu mandi sebelum berangkat ke tempat shalat Ied, baik salat Idul Fitri maupun Idul Adha.

Dalam hadis riwayat Ibnu Majah, Nabi bersabda:

"Dan dari Amdullah bin Abbas Raliyallahu Anhuma, ia berkata, 'Bahwasannya Nabi Sallallahu Alaihi wa Sallam mandi pada hari Idul Fitri dan Idul Adha."

2. Kenakan pakaian terbaik disertai wewangian

Mengutip pernyataan Ustaz Adi Hidayat dalam kanal YouTube Audio Dakwah, ia menjelaskan sunah Nabi terkait pakaian untuk salat Idul Adha.

Berdasarkan hadis riwayat Hakim dalam kitab Al-Mustradak Nomor 7560 cucu Nabi Muhammad SAW, al-Hasan berkata sunah Nabi di hari Idul Adha.

"Telah memerintahkan kepada kami kakek kami (Rasulullah SAW) di setiap dua hari raya (Idul Fitri dan Idul Adha), perintah tersebut terdiri dari dua, yakni perintah umum dan perintah khusus," tutur Ustaz Adi Hidayat.

Perintah umum dari Rasulullah SAW, yakni mengenakan pakaian terbaik yang bisa dapatkan oleh umatnya, serta mengenakan wewangian atau parfum.

Sementara, perintah khusus dari Rasulullah yakni berkurban dengan hewan kurban terbaik sesuai dengan kemampuan umatnya.

"Dan Nabi SAW memerintahkan kepada kami untuk menyembelih, berkurban dengan yang terbaik yang mampu kami dapatkan," ucap Ustaz Adi Hidayat.

Arti yang terbaik dalam kalimat tersebut yakni mencari hewan kurban terbaik yang sesuai dengan anggaran yang dimiliki masing-masing individu.

Misalnya, Anda memiliki uang sebanyak Rp3 juta untuk membeli hewan kurban, maka dari uang tersebut pilihlah hewan yang terbaik.

Baca juga: Idul Adha 2021, Menteri Agama RI Melarang Mudik dan Minta Masyarakat Ibadah di Rumah Saja

Baca juga: Niat Puasa Tarwiyah dan Arafah Jelang Idul Adha 1442 H, Dilaksanakan pada 18 dan 19 Juli 2021

ILUSTRASI Shalat Idul Adha 2021 di tengah pandemi Covid-19.
ILUSTRASI Shalat Idul Adha 2021 di tengah pandemi Covid-19. (KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG)

3. Tidak makan sebelum salat Id

Sunah Nabi Muhammad SAW selanjutnya di Hari Raya Idul Adha adalah tidak makan sebelum salat Id.

"Ingat, setelah salat Subuh, kalau Idul Fitri itu sunahnya makan dulu (sebelum salat Id) untuk menunjukkan bahwa Subuh ini beda dengan Subuh yang kemarin saat masih puasa. Sekarang (1 Syawal) harus buka, maka haram hukumnya puasa."

"Untuk Idul Adha, sunahnya jangan dulu makan. Saat Idul Adha Rasulullah tidak makan terlebih dahulu (sebelum salat Id)," terang Ustaz Adi Hidayat.

Dijelaskan oleh Ustaz Adi Hidayat, berdasarkan hadis riwayat Ahmad No 22984, Nabi Muhammad SAW baru mulai makan sepulang dari salat dan khotbah Idul Adha.

Makanan pertama yang dimakan oleh Rasulullah adalah hasil dari sembelihan kurbannya.

"Jadi sunahnya jangan dulu makan, begitu Anda lakukan itu berpahala. Yang kedua, siapkan makanan untuk pulang, dan kalau bisa kemudian yang pertama dimakan adalah hasil sembelihan yang telah dimasak terlebih dahulu," tambahnya.

4. Berjalan ke tempat salat Id seraya bertakbir

Bertakbir saat menuju tempat salat Id disunahkan oleh Nabi Muhammad SAW.

Hal tersebut dijelaskan oleh Ustaz Adi Hidayat dalam video berjudul "SUNNAH-SUNNAH IDUL ADHA - Ustadz Adi Hidayat LC MA" di kanal YouTube Audio Dakwah.

"Takbir saat Anda mulai berangkat di awal-awal Idul Adha, setelah salat Subuh atau saat ke tempat salat Id. Boleh silakan, itu sunah."

"Takbirlah sambil berjalan, pahalanya besar, pahalanya bisa senilai dengan jihad," jelas Adi Hidayat.

Sementara, dalam hal 'berjalan ke tempat salat Id' hanya dilakukan jika tempat salat yang tak berada jauh dari tempat tinggal Anda.

"Berangkat bareng sambil berjalan, jalan yang dimaksud ini jika tempat salatnya dekat dengan kediaman antum," tutur Adi Hidayat.

5. Salat Id di tempat yang luas dan terbuka

Imam Abu Hamid Al Ghazali dalam kitab Ihya' Ulumuddin berkata:

"Disukai melaksanakan salat Id di tanah yang luas, kecuali di Mekah dan Baitul Maqdis. Sekiranya hari itu hujan, tidak mengapa melaksanakannya di Masjid. Dan dibolehkan pada hari yang sangat panas berdebu, imam menyuruh seorang laki-laki untuk salat Id bersama orang-orang lemah di Masjid, sementara ia keluar ke tanah lapang bersama orang-orang yang kuat seraya bertakbir."

Dalam hadis sahih riwayat Imam Al Bukhari dan Muslim, Nabi bersabda:

"Dan dari Abu Sa'id Al Khudri Radiyallahu Anhu, ia berkata, 'Adalah Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam, beliau keluar pada hari Idul Fitri dan Adha ke Musala. Dan yang pertama kali beliau lakukan adalah salat."

Yang dimaksud Musala dalam hadis tersebut adalah tanah lapang yang terletak di pintu masuk Madinah sebelah timur.

Sedangkan yang dimaksud 'yang pertama kali dilakukan adalah salat', yaitu Nabi Muhammad tidak memulai dengan khotbah terlebih dahulu.

Baca juga: Jangan Kalap! Ini 5 Dampak Buruk yang Terjadi Jika Konsumsi Daging Berlebihan di Momen Idul Adha

Baca juga: Pemerintah Resmi Larang Shalat Idul Adha di Wilayah yang Berlakukan PPKM Darurat

6. Tunaikan Salat Id di awal waktu

Mengacu pada sunah Nabi, penunaian salat Idul Adha sebaiknya dilakukan di awal waktu.

"Nabi biasa mengimami (salat Idul Adha) di awal Dhuha, sunah Nabi Anda kerjakan persis seperti itu, maka pahala buat Anda," kata Adi Hidayat.

Menurut penjelasan Ustaz Adi Hidayat, sunah Nabi yang demikian itu dilakukan untuk mempermudah umat.

Di mana salat Id bisa selesai lebih cepat, sehingga hewan kurban bisa segera disembelih dan dinikmati tanpa menunggu lama.

"Sunah Nabi, kelihatan sederhana tapi ini penting, dan ini akan berdampak pada bagian-bagian yang lainnya,"

7. Ambil jalan berbeda sepulang dari Salat Id

Sepulang dari salat id, sebaiknya Anda melalui jalan yang berbeda dengan jalan yang dilalui saat berangkat.

Hal tersebut, menurut Ustaz Adi Hidayat bermanfaat sekaligus sebagai cara dalam berdakwah.

"Apa faedahnya? Pertama, supaya kalimat takbir menyebar, semua orang mendapatkan bagiannya. Yang kedua, bagian dari silaturahmi."

"Begitu lewat melewati rumah berbeda. Bisa bermushafahah, bisa menyebarkan kebaikan dan sebagainya. Bahkan mungkin tetangga Anda non Muslim, lewatlah dan tebarkan kebahagiaan," terang Adi Hidayat.

Sunah Nabi Muhammad SAW ini bisa dilakukan jika memang ada jalan lain yang bisa dilalui sebagai alternatif.

Jika pun tidak, maka tidak perlu dipaksakan.

8. Sembelih hewan kurban di waktu Dhuha

Penyembelihan hewan kurban, menurut sunah, sebaiknya dilakukan di waktu Dhuha saat matahari belum begitu tinggi.

Hal ini dilakukan untuk mengikuti sunah Nabi yang memakan makanan dari hasil sembelihan hewan kurban usai pulang dari salat Idul Adha.

"Kalau Idul Fitri agak longgar salatnya, jam tujuh boleh, karena orang sebelum berangkat ada yang makan dulu."

"Tetapi, kalau salat Idul Adha jangan kelamaan, Syuruk sudah dimulai. Jadi begitu naik Masyrik, lewat satu tombak, kalau sekarang enam lewat dua menit, boleh geser sedikit enam lewat lima belas misalnya, sunahnya itu langsung salat mulai, sehingga setengah tujuh sudah bisa motong (hewan kurban)," terang Ustaz Adi Hidayat.

(TribunTernate.com/Ron)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved