Virus Corona
Pandemi Covid-19 di Indonesia Tak Bisa Membaik Jika Implementasi PPKM di Lapangan Masih Rendah
Menurut Epidemiolog UGM Bayu Satria, efektif atau tidaknya kebijakan perpanjangan PPKM Darurat ini tergantung dari implementasinya.
TRIBUNTERNATE.COM - Pandemi virus corona Covid-19 di Indonesia telah berlangsung selama kurang lebih 1,5 tahun.
Dalam kurun waktu itu, angka kasus infeksi dan kematian terus mengalami peningkatan.
Bahkan, pada Kamis (22/7/2021) hari ini, kasus kematian harian akibat Covid-19 memecahkan rekor tertinggi dengan 1.449 kasus.
Sementara, total kasus infeksi Covid-19 Indonesia telah menembus angka tiga juta, tepatnya 3.033.339 kasus.
Kondisi pandemi Covid-19 di Indonesia menimbulkan kekhawatiran dari berbagai pihak, termasuk epidemolog Universitas Gadjah Mada (UGM), Bayu Satria.
Menurut Bayu, efektif atau tidaknya kebijakan perpanjangan PPKM Darurat ini tergantung dari implementasinya.
Bahkan, Bayu Satria juga merasa ragu pandemi Covid-19 di Tanah Air bisa segera membaik.
Sebab, implementasi kebijakan PPKM Darurat di lapangan masih lemah.
"Kalau efektif atau tidak tergantung dari implementasinya juga. Kalau masih seperti sekarang kok saya ragu akan membaik cepat karena implementasinya masih lemah di lapangan terkait PPKM ini," kata Bayu kepada Tribunnews.com, Rabu (21/7/2021).
Lebih lanjut Bayu menuturkan jika esensi utama penurunan tingkat mobilitas ini tidak begitu terlihat berhasil.
Terutama di level pemukiman, yang masih ditemukan banyak orang berkumpul.
Baik untuk datang ke acara RT, RW, maupun ke tempat ibadah seperti masjid, atau sekedar bertamu ke rumah orang lain.
Baca juga: Kisah Vino, Anak Usia 10 Tahun Isolasi Mandiri Sendirian, Ayah Ibu Meninggal Dunia Terpapar Covid-19
Baca juga: Pandemi Covid-19, Pemerintah Sudah 6 Kali Gonta-ganti Istilah, Mulai dari PSBB hingga PPKM Level 4
Padahal menurut Bayu, justru perkumpulan itulah yang menjadi sumber penularan.
Karena banyak orang sering lengah jika bertemu dengan orang yang sudah dianggap dekat.
"Esensi utama penurunan tingkat mobilitas ini tidak begitu terlihat berhasil di level pemukiman. Dimana masih banyak orang berkumpul untuk acara RT/RW, ke masjid, bertamu ke rumah orang lain."