Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Virus Corona

Kisah Pendonor Plasma Konvalesen untuk Pasien Covid-19: Tak Ingin Orang Lain Mengalami Hal yang Sama

Untuk mengajak penyintas Covid-19 supaya mau menjadi pendonor, PMI pun membagikan beberapa kisah para pendonor plasma.

TRIBUN LAMPUNG/TRIBUN LAMPUNG/Deni Saputra
ILUSTRASI - Seorang penyintas Covid 19 mendonorkan plasma konvalesen di Unit Transfusi Darah (UTD) PMI Lampung, Jalan Sam Ratulangi, Penengahan, Tanjungkarang Barat, Jumat (25/6/2021). 

TRIBUNTERNATE.COM - Di tengah pandemi virus corona penyebab penyakit Covid-19, donor plasma konvalesen menjadi hal yang semakin banyak dicari.

Donor plasma konvalesen menjadi salah satu metode penyembuhan dari infeksi Covid-19.

Plasma konvalesen dapat diperoleh dari seorang penyintas Covid-19 yang telah sembuh dalam kurun waktu sekitar tiga bulan. 

Dalam kurun waktu itu, penyintas telah membentuk antibodi di tubuhnya setelah sembuh. Kemudian, antibodi itu akan disimpan dalam plasma darah orang tersebut. 

Palang Merah Indonesia (PMI) pun terus mengajak para penyintas Covid-19 untuk menjadi pendonor plasma konvalesen bagi pasien Covid-19.

Untuk mengajak penyintas Covid-19 supaya mau menjadi pendonor, PMI pun membagikan beberapa kisah para pendonor plasma.

Salah satu di antaranya datang dari Mahasiswa Universitas Diponegoro (Undip), Nasdya Tiara.

Dikutip dari akun Instagram resmi PMI, @palangmerah_indonesia, Nasdya awalnya merasa ragu untuk menjadi donor plasma konvalesen.

Mengingat ia juga belum pernah melakukan donor darah sebelumnya.

Namun setelah membaca di media sosial, Nasdya menyadari setiap hari semakin banyak permintaan donor plasma konvalesen dari pasien Covid-19.

Baca juga: Ade Armando Apresiasi Mundurnya Rektor UI dari Komisaris BUMN, Desak Pemerintah Revisi Statuta UI

Bahkan Nasdya mengaku tak jarang permintaan donor plasma itu datang dari teman-temannya sendiri.

Karena mengetahui bagaimana sulitnya mendapatkan donor plasma, akhirnya Nasdya terdorong untuk ikut berdonor.

“Awalnya ragu, apalagi saya belum pernah berdonor darah. Namun, membaca media sosial dari hari ke hari semakin banyak permintaan plasma konvales dari pasien Covid-19. Bahkan tak jarang permintaan datang dari teman-teman sendiri, serta mengetahui bagaimana susahnya mendapatkan plasma."

"Apalagi saat teringat tempat saya dirawat masih banyak yang belum sembuh, membuat saya memahami dan mendorong saya untuk berdonor,” kata Nasdya dikutip dari unggahan akun resmi PMI, @palangmerah_indonesia, Kamis (22/7/2021).

Baca juga: 1.449 Kasus Kematian akibat Covid-19 dalam 24 Jam Terakhir, Indonesia Peringkat Tertinggi Dunia

Baca juga: Pemerintah Bisa Longgarkan PPKM Jika 4 Pertimbangan Relaksasi Ini telah Terpenuhi, Apa Saja?

Baca juga: Pandemi Covid-19, Pemerintah Sudah 6 Kali Gonta-ganti Istilah, Mulai dari PSBB hingga PPKM Level 4

Ingin Bantu Pasien Covid-19 Berjuang untuk Sembuh

Kisah selanjutnya datang dari penyintas Covid-19 yang bekerja sebagai pekerja swasta, Herman.

Awalnya Herman sangat terpukul saat divonis positif Covid-19.

Dia merasa seperti menyandang aib besar dalam hidupnya.

Penyesalan selalu hadir dalam pikiran karena dengan terpapar virus Covid-19, berarti dia masih lalai dalam menjalankan protokol kesehatan.

Hingga akhirnya seorang ustaz menyadarkannya, bahwa setiap cobaan yang hadir, pasti selalu ada hikmahnya.

Setelah Herman telah sembuh karena perawatan medis serta transfusi plasma konvalesen, kini gilirannya untuk berdonor plasma.

Untuk membantu mereka yang masih berjuang untuk sembuh.

“Seorang ustadz menyadarkan saya, bahwa setiap cobaan yang hadir, pasti selalu ada hikmahnya. Kini saya sudah sembuh karena perawatan medis serta transfusi plasma konvalesen."

"Sekarang saya berdonor plasma untuk membantu mereka yang masih berjuang untuk sembuh. Mungkin saat saya terpapar itu karena izin oleh Allah SWT untuk membantu mereka," kata Herman dikutip dari unggahan akun resmi PMI, @palangmerah_indonesia, Kamis (22/7/2021).

Ingin Pengalamannya Tak Terjadi pada Orang Lain

Ada juga kisah dari seorang pekerja kontraktor, Pak Eman.

Situasi pandemi membuat Pak Eman tidak bisa mendapatkan pekerjaan.

Pak Eman juga merasa sangat terpukul dengan kenyataan ia dan istrinya terkonfirmasi positif Covid-19.

Hal tersebut pun kian memperburuk keadaan keluarga Pak Eman.

Setip hari Pak Eman memanjatkan doa untuk kesembuhan istrinya.

Namun Tuhan berkehendak lain, istri Pak Eman meninggal dunia setelah berjuang melawan Covid-19.

Untuk itu Pak Eman berniat menjadi pendonor plasma, agar pengalamannya tidak terjadi pada orang lain.

“Saya pekerja kontraktor, situasi pandemi membuat saya tidak mendapat pekerjaan. Saya sangat terpukul dengan kenyataan bahwa saya dan istri saya positif Covid-19 yang tentu saja hal ini makin memperburuk kondisi keluarga."

"Saya selalu berdo’a agar kondisi istri saya di rumah sakit akan membaik, namun Allah SWT berkehendak lain, istri saya meninggal. Saya berniat berdonor plasma, agar pengalaman saya tidak terjadi pada orang lain,” kata Pak Eman dikutip dari unggahan akun resmi PMI, @palangmerah_indonesia, Kamis (22/7/2021).

Kegunaan Plasma Konvalesen

Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, berikut kegunaan plasma konvalesen untuk terapi penyembuhan pasien Covid-19, dikutip dari akun Instagram PMI:

1. Antibodi Imunoglobulim G (IgG) yang ada dalam plasma konvalesen berperan untuk melawan virus Sars-CoV-2 dengan menurunkan jumlah virus yang ada di dalam tubuh pasien Covid-19.

2. Kandungan protein lainnya yang terdapat di dalam plasma konvalesen berguna untuk menjaga sel tetap utuh sehingga organ hati, ginjal, paru, jantung tidak rusak.

Dengan begitu, pasien tidak jatuh ke kasus lebih berat/kritis dan mencegah tidak terjadi long covid, yaitu gejala sisa yang dapat dirasakan penyintas seperti masih sesak dan sebagainya, walaupun hasil PCR sudah menunjukkan negatif.

Namun perlu diperhatikan untuk tingkat efektivitas kesembuhan dengan plasma konvalesen ini harus dilihat dari ketepatan waktu pemberian plasma ini kepada pasien.

Jika diberikan sedini mungkin, pada saat H3-H12 tentunya dengan penyakit penyerta (komorbid) belum berat dan juga belum masuk tahap kritis dengan ventilator.

Dengan kondisi tersebut, efektivitas kesembuhan akan tinggi.

Namun jika diberikan pada saat keadaan pasien sudah kritis, maka efek terapinya akan kecil.

(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Yurika Nendri Novianingsih)

Baca berita lainnya terkait Virus Corona.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kisah Para Pendonor Plasma Konvalesen, Ingin Bantu Pasien Covid-19 Berjuang untuk Sembuh

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved