Tak Perlu Ragu, Vaksin Sinovac Terbukti Cegah Penularan, Rawat Inap, dan Kematian Akibat Covid-19
Masyarakat Indonesia tak perlu ragu dengan efikasi vaksin Sinovac, buktinya vaksin ini bisa cegah penularan, rawat inap, dan kematian akibat Covid-19.
TRIBUNTERNATE.COM - Pada Selasa (27/7/2021) lalu, Indonesia kembali kedatangan 21,2 juta dosis bahan baku vaksin Sinovac yang tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang.
Dengan demikian, hingga kini vaksin Sinovac menjadi satu jenis vaksin Covid-19 yang paling banyak digunakan di Indonesia.
Diketahui, hingga Rabu (28/9/2021), masyarakat Indonesia yang sudah mendapatkan vaksinasi dosis satu ada sebanyak 46.053.004, sementara dosis kedua baru disuntikkan kepada 19.354.329 orang.
Meskipun tingkat efikasi Sinovac dipercaya lebih rendah daripada vaksin yang lain, namun vaksin dari China ini terbukti ampuh mencegah penularan virus corona di Tanah Air.
Tak hanya itu, vaksin Covid-19 Sinovac juga ampuh dalam mencegah pasien Covid-19 yang dirawat inap hingga mencegah kematian akibat Covid-19.
Berdasarkan kajian cepat Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dua dosis vaksin Sinovac terbukti bisa menurunkan risiko penularan, rawat inap, hingga mencegah kematian.
Hasilnya, vaksin Sinovac bisa menurunkan risiko penularan Covid-19 hingga 94 persen, menurunkan risiko rawat inap pasien Covid-19 hingga 96 persen, dan mencegah risiko kematian akibat Covid-19 hingga 98 persen.
Baca juga: Akui Pernah Terpapar Covid-19, Raffi Ahmad: Cuma Sehari, Mungkin karena Gue Sudah 2 Kali Vaksin
Baca juga: Penelitian: Dua Dosis Vaksin Covid-19 Pfizer atau AstraZeneca Terbukti Efektif Lawan Varian Delta
Menurut Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes, dr Siti Nadia Tarmizi, vaksin Sinovac juga efektif dalam melawan virus corona, khususnya varian Delta.
"Vaksin ini masih sangat efektif untuk memberikan perlindungan, termasuk untuk varian Delta," kata dr Nadia, dikutip dari Covid19.go.id, Kamis (29/7/2021).
Namun, ia juga mengingatkan bahwa masyarakat perlu untuk tetap waspada dan berhati-hati meskipun sudah mendapatkan dua dosis vaksinasi Covid-19.
Pasalnya, vaksin ini tidak bisa membuat seseorang terhindar sepenuhnya dari virus corona, tetapi vaksin mampu melindungi tubuh jika akhirnya tertular Covid-19.
Bentuk perlindungan tersebut yaitu pasien Covid-19 yang sudah divaksinasi cenderung merasakan gejala yang lebih ringan sehingga kematian bisa dihindari.
"Pada prinsipnya, vaksin tidak membuat kita seratus persen kebal, jadi orang masih mungkin terinfeksi."
"Namun, bagi sebagian orang (yang sudah divaksinasi), walau tertular tidak menjadi sakit, serta gejala yang berat dan kematian bisa dihindari," tegasnya.
Meskipun demikian, masyarakat yang sudah mendapatkan vaksinasi Covid-19 dari Sinovac ataupun jenis vaksin lainnya juga masih harus selalu menjaga protokol kesehatan.
"Jangan lupa tetap didukung dengan menjelankan protokol kesehatan," tandas dr Siti Nadia Tarmizi.

Mengenal Vaksin Covid-19 dari China: Sinopharm dan Sinovac
Salah satu negara yang mengembangkan dan memproduksi vaksin Covid-19 adalah China.
Diketahui, saat ini ada dua jenis vaksin Covid-19 produksi China, yakni vaksin Sinopharm dan vaksin Sinovac.
Kedua vaksin ini rupanya memiliki profil efek sampingnya juga mirip.
Frekuensi kejadian efek sampingnya adalah 0,01 persen atau terkategori sangat jarang.
Diterangkan oleh Guru Besar Fakultas Farmasi UGM Prof Zullies Ikawati, PhD, Apt, karena memiliki platform yang sama dengan vaksin Sinovac, maka efek samping yang dijumpai dalam uji klinik adalah efek samping lokal yang ringan.
Efek yang dimaksud, seperti nyeri atau kemerahan di tempat suntikan, dan efek samping sistemik berupa sakit kepala, nyeri otot, kelelahan, diare dan batuk.
Baca juga: BPOM Izinkan Penggunaan Vaksin Pfizer, Diberikan pada Usia 12 Tahun ke Atas, Ini Efek Sampingnya
Baca juga: Ada 5 Vaksin Covid-19 yang Digunakan di Indonesia, Simak Daftar Efikasi dari Tiap-tiap Vaksin
"Efek-efek samping ini segera membaik dan umumnya tidak memerlukan pengobatan," ujarnya dalam keterangan yang diterima, Senin (21/6/2021).
Vaksin Sinopharm telah masuk dalam list WHO dan mendapatkan EUA di China, Uni Emirat Arab, Bahrain, Mesir dan Yordania, dan kini juga di Indonesia.
Vaksin ini menggunakan platform yang sama dengan vaksin Sinovac, yaitu virus yang diinaktivasi.
Dalam uji klinik di Uni Emirat Arab, efikasi vaksin Sinopharm mencapai 78%, dan vaksin ini dapat digunakan pada populasi usia 18 tahun ke atas sampai lansia.
Ia menuturkan, masyarakat tidak perlu khawatir dengan efek samping vaksin, baik vaksin AstraZeneca maupun Sinopharm.
Secara umum, dari hasil eveluasi terhadap uji klinik yang telah melibatkan ribuan orang di berbagai negara, manfaat vaksin jauh melebihi risiko efek sampingnya.
Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) secara umum bersifat ringan sampai sedang dan bersifat individual, dan adanya KIPI juga menunjukkan bahwa vaksinnya sedang bekerja.
Namun jika ada KIPI yang dirasa berat, segera saja dilaporkan kepada kontak yang sudah diberikan untuk bisa segera mendapatkan penanganan.
(TribunTernate.com/Ron)(Tribunnews.com)