Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Disinggung Jokowi dalam Pidato Kenegaraan, Ini Penjelasan tentang Ekonomi Biru dan Hijau

Tenaga Ahli Utama Kedeputian III Kantor Staf Presiden (KSP) Bustanul Arifin menjelaskan maksud dari istilah ekonomi hijau dan ekonomi biru.

BPMI Setpres
Presiden Republik Indonesia (RI), Ir. H. Joko Widodo (Jokowi) mengenakan pakaian adat khas Badui dalam sidang tahunan bersama MPR, DPR, dan DPD RI, Senin (16/8/2021). 

TRIBUNTERNATE.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan pidato kenegaraan dalam Sidang Tahunan MPR 2021, Senin (16/8/2021) dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) ke-76 Kemerdekaan Republik Indonesia (RI).

Dalam pidato tersebut, Jokowi menyinggung ekonomi hijau dan ekonomi biru.

Lalu, apa arti dari dua istilah tersebut?

Sejatinya, harapan pemerintah untuk menangkap berbagai investasi, tidak akan mengabaikan prinsip ekonomi hijau dan ekonomi biru yang berkelanjutan.

Indonesia telah berkomitmen melaksanakan seluruh 17 tujuan dalam Sustainable Development Goals (SDGs).

Tenaga Ahli Utama Kedeputian III Kantor Staf Presiden (KSP) Bustanul Arifin menjelaskan, ekonomi hijau adalah pembangunan ekonomi yang juga mempertimbangkan keberlanjutannya.

Sementara ekonomi biru adalah adalah pembangunan ekonomi yang menekankan pada peningkatan pada kesejahteraan masyarakat dan pemerataan sosial, serta pada saat yang sama mengurangi risiko lingkungan hidup dan kelangkaan ekologis.

"Secara operasional strategi ekonomi hijau dan ekonomi biru senantiasa diterapkan di lapangan, dengan menekankan pada kekhasan atau spesifik lokasi dan sistem sosial kemasyarakatan yang melingkupinya," kata Bustanul dalam keterangannya, di Jakarta, Selasa (17/8/2021).

Bustanul menambahkan, ada kemiripan antara ekonomi hijau dan ekonomi biru.

Keduanya, kata Bustanul, menekankan zero waste dan mendukung prinsip reduce, reuse, and recycle (3R).

Baca juga: Satu Warganya Terkonfirmasi Covid-19, Selandia Baru akan Lockdown Selama 3 Hari

Baca juga: Tarif Tes PCR Covid-19 Resmi Diturunkan, Rp495.000 untuk Jawa-Bali & Rp525.000 untuk Luar Jawa-Bali

Bustanul pun menegaskan, setiap dua tahun Indonesia telah menyampaikan progres pencapaian secara berkala seluruh tujuan SDGs itu dalam suatu Voluntary National Review (VNR).

Pada VNR terakhir tahun 2021 telah disampaikan melalui High-Level Political Forum (HLPF) on Sustainable Development bersama 44 negara lain di dunia, serta tersedia secara daring dan bisa diakses publik.

Keterangan Bustanul ini memperjelas pidato Presiden Joko Widodo saat membahas ekosistem investasi dan kolaborasi di dunia usaha dengan maksud untuk memperkuat perkembangan ekonomi berbasis inovasi dan teknologi. Khususnya ke arah ekonomi hijau dan ekonomi biru yang berkelanjutan.

Sebagai informasi, pada periode Januari sampai Juni 2021, realisasi investasi Indonesia, tidak termasuk sektor hulu migas dan jasa keuangan, sedikitnya Rp442,8 triliun, dengan rincian 51,5 persen di Luar Jawa, dan 48,5% di Jawa.

Investasi ini menyerap lebih dari 620.000 tenaga kerja Indonesia.

"Penambahan investasi di bulan-bulan ke depan ini kita harapkan bisa memenuhi target Rp900 triliun, serta menciptakan lapangan kerja baru dan menggerakkan perekonomian secara lebih signifikan," kata Presiden Joko Widodo.

Baca juga: Ragam Reaksi atas Menangnya Barcelona Lawan Real Sociedad tanpa Lionel Messi: No Messi, No Problem

Pidato Kenegaraan Jokowi di Sidang Tahunan MPR 2021: Pandemi Covid-19 Pacu Pengembangan Cara Baru

Dalam pidato kenegaraannya, Jokowi menyampaikan, pandemi Covid-19 membuat Bangsa Indonesia mengembangkan cara baru.

Kebiasaan yang dulu dianggap tak mungkin, kini menjadi hal yang dilakukan.

"Pandemi Covid-19 telah memacu kita untuk berubah mengembangkan cara-cara baru. Meninggalkan kebiasaan-kebiasaan lama yang tidak relevan, dan menerobos ketidakmungkinan," ujar Jokowi, Senin, seperti dikutip Tribunnews.com dari tayangan YouTube Sekretariat Presiden.

Saat pandemi Covid-19, masyarakat harus memakai masker hingga menghindari kerumunan.

Selain itu, kata Jokowi, masyarakat juga harus melakukan kegiatan secara daring dari rumah.

"Kita dipaksa untuk membangun normalitas baru dan hal-hal yang dianggap tabu selama ini. Memakai masker, jaga jarak, tidak bersalaman, dan tidak membuat keramaian adalah kebiasaan baru yang dulu dianggap tabu. Bekerja dari rumah, pendidikan jarak jauh, serta rapat dan sidang secara daring, telah menjadi kebiasaan baru yang dulu kita lakukan secara ragu-ragu," terang Jokowi.

Selanjutnya, presiden mengatakan, pemerintah tetap memperhatikan agenda besar menuju Indonesia Maju selama pandemi Covid-19.

"Walaupun kita sangat berkonsentrasi dalam menangani masalah kesehatan, tapi perhatian terhadap agenda besar menuju Indonesia Maju tidak berkurang," ungkapnya.

Baca juga: Ada 1 Kasus Infeksi Covid-19 Transmisi Lokal, PM Selandia Baru Perintahkan Lockdown Nasional

"Pengembangan SDM berkualitas tetap menjadi prioritas, pembangunan infrastruktur yang memurahkan logistik terus dilakukan," lanjut presiden.

Jokowi menambahkan, pemerintah mengambil pertimbangan sesuai kepentingan kesehatan dan perekonomian.

Sehingga, keputusan saat pandemi Covid-19 dilakukan berdasarkan data dan ilmu pengetahuan.

"Pandemi telah mengajarkan mencari titik antara gas dan rem. Keseimbangan antara kepentingan kesehatan dan perekonomian. Dalam mengambil keputusan, pemerintah harus terus merujuk pada data serta ilmu pengetahuan terbaru," kata dia.

Selain itu, menurut Jokowi, penyelesaian bersama menjadi cara untuk menangani pandemi Covid-19.

"Pandemi telah mengingatkan kita pada sesama, penyakit yang diderita oleh seseorang, akan menjadi penyakit bagi semua orang. Penyelesaian bersama menjadi satu-satunya cara. Dengan budaya yang saling peduli dan berbagi, masalah berat ini segera bisa diselesaikan," jelasnya.

Presiden berharap Bangsa Indonesia segera dapat melewati pandemi Covid-19.

Ia mengajak masyarakat agar tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan.

"Kita lewati ujian pandemi, dan ujian setelah ini dengan teguh disertai doa pengharapan yang tulus. Kita jaga kesehatan kita, disiplin dalam protokol kesehatan, saling menjaga dan membantu," pungkas Jokowi.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Presiden Jokowi Singgung Ekonomi Hijau dan Biru dalam Pidato Kenegaraan, Ini Penjelasannya

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved