Temuan Dokter: Pasien Covid-19 yang Telah Sembuh Alami Kerontokan Rambut hingga 300 Helai per Hari
Ahli paru di RS Vichaiyut Bangkok mengatakan, banyak pasien Covid-19 yang mulai kehilangan rambut mereka dua hingga tiga bulan setelah pemulihan.
TRIBUNTERNATE.COM - Seorang spesialis pernapasan di Bangkok, Thailand mengatakan bahwa kerontokan rambut adalah gejala baru yang ditemukan pada orang yang telah sembuh dari Covid-19.
Namun, lanjutnya, masyarakat tidak perlu khawatir karena rambut akan berhenti rontok dalam waktu empat bulan.
Selebihnya, rambut akan kembali tumbuh seperti biasanya.
Dr Manoon Leechawengwongs, seorang ahli paru di Rumah Sakit Vichaiyut Bangkok mengatakan bahwa banyak pasien Covid-19 mulai kehilangan rambut mereka dua hingga tiga bulan setelah pemulihan.
Pernyataan tersebut ditulis oleh dr Manoon melalui di halamn Facebook "Moh Manoon Leechawengwongs FC" pada Rabu (1/9/2021), mengutip The Strait Times.
Dokter menjelaskan bahwa masalah kerontokan rambut ini tidak secara langsung disebabkan oleh virus corona, melainkan disebabkan oleh demam tinggi, stres, dan kecemasan yang dialami pasien Covid-19.
Ia lalu mencontohkan kasus seorang wanita berusia 65 tahun yang sembuh dari Covid-19 setelah dua minggu dirawat di rumah sakit.
Baca juga: Hindari! Ini 6 Hal yang jadi Penyebab Rambut Rontok, Tidak Sarapan hingga Terlalu Sering Menyisir
Baca juga: 7 Makanan Ini Ampuh untuk Atasi Rambut Rontok, Apa Saja?

Manoon mengatakan, enam minggu setelah pemulihan, wanita itu mendapati dirinya kehilangan rambut yang banyaknya setara gumpalan tangan.
Kerontokan itu kemudian berlanjut selama sekitar dua bulan.
Putri wanita tersebut yang juga tertular Covid-19 juga mengalami masalah serupa.
Namun, putrinya mengalami kerontokan rambut dalam tingkat yang lebih rendah.
"Orang biasanya kehilangan 100 helai rambut setiap hari, tetapi setelah dua hingga tiga bulan pemulihan, mereka mungkin kehilangan 300 helai rambut per hari dan masalah ini dapat berlangsung selama enam bulan," tutur dr Manoon.
"Sebagian besar rambut akan tumbuh kembali secara bertahap dan pasien akan memiliki rambut penuh dalam waktu enam hingga sembilan bulan."
"Saya mengimbau pasien untuk tidak panik karena kerontokan rambut akan berhenti dalam empat bulan dan keadaan akan segera kembali normal," tandas dr Manoon.
Penelitian di China: Penyintas Covid-19 Masih Mengalami Gejala Setahun setelah Terjangkit Virus
Hasil studi menunjukkan, hampir setengah penyintas mengalami setidaknya satu gejala Covid-19 satu tahun setelah ia terjangkit virus Corona.
Studi yang diterbitkan di Jurnal Lancet, Kamis (26/8/2021), diyakini sebagai yang terbesar hingga saat ini di mana pasien dievaluasi satu tahun setelah dirawat di rumah sakit karena Covid-19.
Dilansir The Straits Times, studi ini melibatkan 1.276 pasien yang dirawat di Rumah Sakit Jin Yin-tan di Wuhan, China, dan keluar dari rumah sakit antara 7 Januari-29 Mei 2020.
Para pasien ini dievaluasi selama enam bulan setelh dirawat di rumah sakit.
Para peneliti menemukan bahwa banyak gejala membaik dan sebagian besar dari 479 pasien terkena Covid-19 telah kembali bekerja seperti semula.
Namun studi itu juga menunjukkan bahwa ada 49 persen pasien masih memiliki setidaknya satu masalah kesehatan.
Para peneliti melaporkan adanya sesak napas dan masalah kesehatan mental, seperti kecemasan atau depresi, terjadi 12 bulan kemudian dibandingkan dengan kasus dalam enam bulan.
Namun, belum diketahui apa yang menyebabkan adanya peningkatan gejala-gejala itu
Para peneliti juga membandingkan pasien dalam penelitian ini dengan orang-orang di komunitas yang tidak memiliki Covid-19 tetapi memiliki kondisi kesehatan yang sudah ada sebelumnya dan karakteristik lainnya.
Setelah 12 bulan, para penyintas Covid-19 memiliki kondisi kesehatan yang secara keseluruhan lebih jelek daripada orang yang tidak terinfeksi.
Mereka juga lebih mungkin mengalami rasa sakit atau ketidaknyamanan, kecemasan atau depresi, dan masalah mobilitas daripada mereka yang tidak menderita penyakit tersebut.
Para pasien, yang rata-rata berusia 57 tahun, diberikan pemeriksaan fisik, tes laboratorium dan tindakan standar daya tahan dan kapasitas aerobik yang disebut tes berjalan enam menit. Mereka juga diwawancarai tentang kesehatan mereka.
Penelitian ini melibatkan pasien yang kondisinya harus dirawat di rumah sakit, tetapi umumnya bukan yang paling parah.
Baca juga: Penelitian: Orang yang Telah Divaksinasi Covid-19 Kecil Kemungkinan Menderita Long Covid
Baca juga: Sakit Tenggorokan? Kenali Perbedaan Sakit Tenggorokan karena Covid-19, Pilek atau Alergi Berikut Ini
Sekitar 75 persen membutuhkan oksigen tambahan ketika mereka dirawat di rumah sakit.
Tetapi, sebagian besar tidak memerlukan perawatan intensif, ventilator atau bahkan oksigen hidung aliran tinggi, metode non-invasif.
Wanita lebih mungkin dibandingkan pria untuk memiliki beberapa gejala yang tersisa, termasuk masalah kesehatan mental dan masalah fungsi paru-paru.
Studi itu menemukan bahwa salah satu gejala yang paling umum adalah kelelahan atau kelemahan otot, yang dilaporkan oleh 20 persen pasien.
Tapi angka itu menurun signifikan dari 52 persen yang melaporkan gejala seperti itu enam bulan setelah dirawat di rumah sakit.
Beberapa masalah, seperti sesak napas, lebih sering terjadi pada orang yang sakit parah.
Tetapi beberapa masalah tidak berkorelasi dengan tingkat keparahan penyakit awal.
Misalnya, 244 pasien menjalani tes fungsi paru-paru, yang menemukan bahwa dari enam bulan hingga satu tahun setelah rawat inap, tidak ada penurunan proporsi pasien dengan aliran oksigen yang berkurang dari paru-paru mereka ke aliran darah mereka.
"Kebutuhan untuk memahami dan menanggapi Covid yang lama (long Covid) semakin mendesak," kata editorial yang diterbitkan Lancet tentang penelitian tersebut.
"Gejala seperti kelelahan terus-menerus, sesak napas, kabut otak, dan depresi dapat melemahkan jutaan orang di seluruh dunia,” katanya.
Ia menambahkan: "Covid panjang adalah tantangan medis modern dari urutan pertama.
(TribunTernate.com/Ron)(Tribunnews.com/TST/Hasanah Samhudi)