Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Virus Corona

Obat Covid-19 Molnupiravir Buatan Merck Dinilai Dapat Kurangi Potensi Kematian hingga 50 Persen

Pil antivirus eksperimental yang dikembangkan oleh Merck dapat mengurangi kemungkinan kematian atau gejala berat Covid-19 sebesar 50 persen.

Handout / Merck & Co,Inc. / AFP | Kena Betancur / GETTY IMAGES NORTH AMERICA / AFP
Pil antivirus eksperimental yang dikembangkan oleh Merck, Molnupiravir, diklaim dapat mengurangi kemungkinan kematian atau gejala berat Covid-19 sebesar 50 persen. 

TRIBUNTERNATE.COM - Pil antivirus eksperimental yang dikembangkan oleh Merck & Co (MRK.N) diklaim dapat mengurangi kemungkinan kematian atau dirawat di rumah sakit bagi pasien Covid-19 sebesar 50 persen.

Para ahli memuji temuan ini sebagai terobosan potensial dalam mengobati Covid-19.

Jika mendapat otorisasi, obat yang diberi nama molnupiravir yang dirancang untuk memasukkan kesalahan ke dalam kode genetik virus itu, akan menjadi obat antivirus oral pertama untuk Covid-19.

Merck dan mitranya, Ridgeback Biotherapeutics, mengatakan mereka berencana untuk mencari otorisasi penggunaan darurat AS untuk obat buatannya sesegera mungkin.

Kemudian dilanjutkan untuk membuat pengajuan izin di seluruh dunia.

“Antivirus oral yang dapat mengurangi risiko gejala berat yang membutuhkan rawat inap hingga tingkat seperti itu akan mengubah segalanya,” kata Amesh Adalja, senior di Pusat Keamanan Kesehatan Johns Hopkins seperti dikutip dari Reuters.

Baca juga: Jumlah Kematian yang Disebabkan oleh Covid-19 di Dunia Hampir Mencapai 5 Juta Jiwa

Baca juga: Krisis Iklim, PBB Peringatkan Manusia Timbulkan Dampak yang Tak Dapat Diubah Lagi bagi Bumi

Merck Molnupiravir
Merck Molnupiravir (Handout / Merck & Co,Inc. / AFP | Kena Betancur / GETTY IMAGES NORTH AMERICA / AFP)

Pilihan pengobatan untuk Covid-19 saat ini termasuk remdesivir, antivirus yang dibuat Gilead Sciences Inc (GILD.O) dan steroid deksametason generik, yang keduanya umumnya hanya diberikan setelah pasien dirawat di rumah sakit.

"Perawatan yang ada sekarang tidak praktis dan secara logistik sulit untuk diberikan. Pil oral sederhana akan menjadi kebalikan dari itu," tambah Adalja.

Pfizer dan produsen obat Swiss Roche Holding AG (ROG.S) juga berlomba mengembangkan pil antivirus yang mudah digunakan untuk mengobati Covid-19.

Koordinator respons Covid-19 Gedung Putih Jeff Zients mengatakan bahwa molnupiravir adalah obat tambahan yang potensial untuk melindungi orang-orang dari kemungkinan terburuk Covid-19.

Analisis sementara yang dilakukan kepada 775 pasien dalam studi Merck mengamati pasien rawat inap atau kematian di antara orang-orang yang berisiko terkena penyakit parah.

Dari analisis tersebut, ditemukan bahwa 7,3% dari mereka yang diberi molnupiravir sebanyak dua kali sehari selama lima hari dirawat di rumah sakit, tidak ada yang meninggal dalam 29 hari setelah pengobatan.

Hal ini dibandingkan dengan tingkat rawat inap 14,1% untuk pasien plasebo.

Ada delapan kematian pada kelompok plasebo.

"Perawatan antivirus yang dapat dilakukan di rumah untuk menjauhkan orang-orang dari gejala parah yang harus dirawat di rumah sakit sangat dibutuhkan," kata Wendy Holman, CEO Ridgeback.

(TribunTernate.com/Qonitah)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved