Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Krisis Iklim, PBB Peringatkan Manusia Timbulkan Dampak yang Tak Dapat Diubah Lagi bagi Bumi

Kenaikan suhu lebih dari 1,5 derajat Celcius di atas rata-rata pra-industri dapat memicu perubahan iklim yang tak terkendali dengan berbagai bencana.

Twitter/Forest Service NW via disasterphilanthropy.org
ILUSTRASI - kebakaran hutan akibat perubahan iklim. Sudah terlambat untuk mencegah perubahan yang ditimbulkan oleh krisis iklim dan pemanasan global ini. Hal terbaik yang dapat dilakukan dunia adalah hanya memperlambatnya, sehingga negara-negara di dunia memiliki lebih banyak waktu untuk bersiap dan beradaptasi. 

TRIBUNTERNATE.COM - Perubahan iklim dan pemanasan global menjadi dua masalah yang harus mendapat perhatian segera dari dunia.

Panel tentang perubahan iklim di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengeluarkan peringatan yang menyebut dunia kini semakin mendekati peningkatan temperatur global yang tak terkendali.

Peringatan yang dirilis pada Senin (9/8/2021) tersebut juga menyebutkan bahwa manusia "benar-benar" harus disalahkan atas krisis iklim saat ini.

Tingkat gas rumah kaca di atmosfer Bumi saat ini sudah cukup tinggi untuk bisa menyebabkan terjadinya kekacauan iklim selama beberapa dekade atau malah berabad-abad.

Peringatan tersebut disampaikan para ilmuwan dalam laporan yang disusun oleh Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (Intergovernmental Panel on Climate Change/IPCC).

Terjadi serangkaian kebakaran hutan hebat di Mediterania Turki dan wilayah Aegean selatan hingga pemukiman penduduk di Kota Manavgat pada Kamis (29/7/2021).
Terjadi serangkaian kebakaran hutan hebat di Mediterania Turki dan wilayah Aegean selatan hingga pemukiman penduduk di Kota Manavgat pada Kamis (29/7/2021). (The Telegraph)

Baca juga: Kebakaran Hutan di Turki, KBRI Kumpulkan Informasi Keberadaan WNI

Baca juga: Kebakaran Hutan di Turki: Total Ada 53 Kebakaran dalam Dua Hari, 3 Orang Dilaporkan Tewas

Baca juga: Gelombang Panas di Kanada dan AS: Ratusan Orang Meninggal Dunia, Risiko Kebakaran Hutan Meningkat

Selain tingginya kadar gas rumah kaca di atmosfer, ada pula ancaman gelombang panas yang mematikan, badai raksasa, dan cuaca ekstrem lainnya yang intensitasnya semakin sering terjadi saat ini.

Laporan tersebut juga menyebut bahwa fenomena-fenomena ekstrem itu kemungkinan akan menjadi lebih parah.

Sekretaris Jenderal PBB António Guterres pun menggambarkan laporan IPCC itu sebagai "kode merah bagi umat manusia", dikutip dari Channel News Asia.

Antonio pun mendesak diakhirinya penggunaan batu bara dan bahan bakar fosil lainnya yang sangat berpolusi.

"[Laporan ini menjadi] alarm peringatan yang memekakkan telinga," kata Antonio Guterres dalam sebuah pernyataan.

“Laporan ini membunyikan lonceng kematian untuk batu bara dan bahan bakar fosil, sebelum mereka menghancurkan planet kita,” lanjutnya.

Laporan IPCC dirilis hanya tiga bulan sebelum konferensi iklim utama PBB yang dikenal sebagai COP26 di Glasgow, Skotlandia.

Dalam konferensi tersebut, negara-negara akan didesak untuk menjanjikan aksi iklim yang jauh lebih ambisius, dan pendanaan substansial untuk upaya itu.

ILUSTRASI - kebakaran hutan akibat perubahan iklim.
ILUSTRASI - kebakaran hutan akibat perubahan iklim. (Twitter/Forest Service NW via disasterphilanthropy.org)
Bongkahan es terlihat pada saat ekspedisi The Greenpeace's Arctic Sunrise ship di Laut Arktik pada 14/19/2020. (Reuters/Natalie Thomas)
Bongkahan es terlihat pada saat ekspedisi The Greenpeace's Arctic Sunrise ship di Laut Arktik pada 14/19/2020. (Reuters/Natalie Thomas) (Reuters/Natalie Thomas)

Baca juga: Bencana Alam akibat Perubahan Iklim akan Jadi Tema Utama Laporan Sains PBB

Baca juga: Sama Bahayanya dengan Krisis Iklim, Polusi Suara yang Ditimbulkan Manusia Ancam Kehidupan di Laut

Baca juga: Gara-gara Perubahan Iklim, Es di Bumi Mencair Lebih Cepat Dibandingkan Tahun 1990

Berdasarkan lebih dari 14.000 studi ilmiah, laporan tersebut memberikan gambaran paling komprehensif dan rinci tentang bagaimana perubahan iklim mengubah alam - dan apa yang masih ada saat ini di masa depan.

Jika tidak ada tindakan segera, cepat, dan berskala masif yang diambil untuk mengurangi emisi, kata laporan itu, suhu rata-rata  global kemungkinan besar akan melewati ambang batas sebesar 1,5 derajat Celcius dalam 20 tahun ke depan.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved