Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Dua Dosis Vaksin Pfizer sangat Efektif Lawan Covid-19 Gejala Berat, Setidaknya Selama 6 Bulan

Dua dosis suntikan Pfizer sangat efektif melawan Covid-19 yang parah, termasuk dari varian Delta, setidaknya selama enam bulan.

AFP
Ilustrasi vaksin Pfizer - Dua dosis suntikan Pfizer sangat efektif melawan Covid-19 yang parah, termasuk dari varian Delta, setidaknya selama enam bulan. 

TRIBUNTERNATE.COM - Vaksinasi yang dilakukan dengan pemberian dua dosis suntikan Pfizer sangat efektif melawan Covid-19 yang parah, termasuk dari varian Delta, setidaknya selama enam bulan.

Temuan ini merupakan hasil analisis dari pasien Covid-19 di Amerika Serikat.

Penelitian yang diterbitkan di Lancet ini mengukur efektivitas satu vaksin dari waktu ke waktu dalam pengaturan dunia nyata.

Data sebelumnya yang berasal dari uji klinis menunjukkan bahwa vaksin Pfizer melindungi terhadap gejala berat yang memerlukan rawat inap di rumah sakit.

Pfizer dan penyedia layanan kesehatan Kaiser Permanente melihat catatan dari 3,4 juta penduduk California selatan.

Sekitar sepertiga di antaranya divaksinasi penuh antara Desember tahun 2020 dan Agustus tahun ini.

Setelah jangka waktu rata-rata tiga sampai empat bulan, orang yang divaksinasi lengkap ditemukan 73 persen terlindungi dari infeksi Covid-19.

Sementara itu, 90 persen terlindungi dari gejala berat yang memerlukan rawat inap di rumah sakit.

Baca juga: Suntikan Dosis Kedua Vaksin Covid-19 Pfizer & Moderna Tingkatkan Risiko Miokarditis pada Pria Muda

Baca juga: Benarkah Suntikan Booster Dapat Hentikan Penyebaran Varian Delta? Ini Kata Pfizer dan Moderna

Meskipun perlindungan antibodi yang diperoleh dari vaksin Pfizer terhadap infeksi dari varian Delta menurun 40 persen selama lima bulan, perlindungan terhadap gejala berat yang berasal dari semua varian lainnya tetap sangat tinggi.

Hasilnya, menurut catatan penelitian itu, konsisten dengan data awal dari otoritas kesehatan AS dan Israel.

"Berkurangnya pertahanan terhadap infeksi kemungkinan terutama disebabkan oleh berkurangnya efektivitas vaksin, bukan karena varian Delta yang lolos dari perlindungan vaksin," kata para penulis menyimpulkan seperti dikutip dari The Strait Times.

"Temuan kami menggarisbawahi pentingnya pemantauan efektivitas vaksin dari waktu ke waktu dan menyarankan bahwa dosis booster mungkin diperlukan untuk mengembalikan jumlah perlindungan awal yang tinggi yang diamati di awal program vaksinasi," katanya.

Pada bulan Agustus AS mengizinkan dosis ekstra vaksin Covid-19 untuk orang dengan sistem kekebalan yang lemah dan kelompok rentan.

Sedangkan di Prancis, suntikan booster telah ditawarkan kepada lansia.

Sementara itu, Israel telah melangkah lebih jauh, dengan menawarkan anak-anak berusia 12 tahun ke atas untuk mendapatkan suntikan booster lima bulan setelah menerima suntikan kedua.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved