Kabar Artis
Dihujat karena Kritik Penyiksaan Anjing, Sherina: Kalau Punya Superpower, Gue Ingin Selamatkan Semua
Kasus penangkapan anjing secara paksa hingga mati yang terjadi di Pulau Banyak, Kabupaten Aceh Singkil ini mendapat sorotan dari Sherina.
TRIBUNTERNATE.COM - Kasus penangkapan anjing hingga tewas yang terjadi di Pulau Banyak, Kabupaten Aceh Singkil, Provinsi Nangroe Aceh Darussalam, tengah disorot oleh berbagai pihak.
Satu di antaranya adalah penyanyi sekaligus musisi, Sherina Munaf.
Diketahui, video yang merekam peristiwa penangkapan anjing bernama Canon oleh Satpol PP Kabupaten Aceh Singkil itu sempat viral di media sosial.
Dikutip dari Kompas TV, kasus terungkap ketika seorang warganet bernama Rosa Yeoh yang juga merupakan pemilik anjing itu menuangkan keterangannya.
Rosa Yeoh menuturkan anjing itu biasa bersahabat dengan manusia di sekitaran pantai Pulau Banyak, Aceh Singkil.
Namun, Satpol PP setempat datang menangkap anjing itu karena ada aturan larangan memelihara anjing di sekitar tempat wisata halal.
Satpol PP menangkap Canon dan satu anjing lain, lalu menempatkannya di dalam keranjang serta terpal.
Mereka lalu membawa kedua anjing itu ke Aceh Singkil dengan kapal.
“Kita sudah bilang kita akan jemput Canon dan Coco untuk dibawa ke Medan, kita cuma minta beberapa hari. Kenapa mesti dibawa secara paksa saat kita enggak ada di sana?” ujar Rosa dalam keterangan tertulis di media sosial.
Dalam perjalanan, ternyata Canon mati. Pemilik anjing itu pun meminta tanggung jawab dari pihak Satpol PP.
Baca juga: Jengah karena Dilabeli Pedofil atau Predator Seks, Saipul Jamil akan Bawa ke Ranah Hukum
Baca juga: Melanie Subono Jalani Operasi Pengangkatan Rahim, Tumor Pecah, 25 Tahun Sering Alami Pendarahan
Baca juga: Alec Baldwin Tak Sengaja Tembak Kru hingga Tewas, Asisten Sutradara Sempat Klaim Pistol Aman

Kasus penangkapan anjing hingga mati ini pun mendapat sorotan dari Sherina.
Mulanya, lewat utas cuitan yang diunggah pada Sabtu (23/10/2021) di akun Twitter-nya, Sherina mengecam tindakan itu.
Ia mengaku merasa stres saat membayangkan binatang peliharaan yang disayang dan dirawat sejak kecil serta memiliki sifat ramah terhadap manusia, justru menjadi korban akibat tindakan oknum berseragam.
Wanita kelahiran Bandung, 11 Juni 1990 itu pun menyebut apabila benar anjing itu ditangkap dan tewas setelah mengalami penyiksaan demi mewujudkan wisata halal, maka itu adalah hal yang menyakitkan sekaligus keterlaluan.
Sebab, menurutnya, wisata halal bukan berarti menghalalkan segala cara, termasuk menangkap paksa anjing hingga berakhir mati.