Pengamat Jelaskan Kecenderungan Jabatan Pangkostrad: Mayoritas Kodam Jaya dan Kodam Siliwangi
Secara normatif, kata dia, perwira tinggi berpangkat Mayor Jenderal mempunyai peluang untuk dipromosikan menjadi Pangkostrad.
TRIBUNTERNATE.COM - Pengamat militer dari Universitas Paramadina Anton Aliabbas memberikan tanggapan mengenai kekosongan jabatan Panglima Komando Cadangan Strategis TNI Angkatan Darat (Pangkostrad).
Diketahui, Jenderal TNI Dudung Abdurachman telah resmi menjabat Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) per Rabu (17/11/2021).
Oleh karenanya, posisi Pangkostrad hingga saat ini masih kosong.
Terkait calon-calon nama yang bakal mengisi jabatan itu, Anton Aliabbas menjelaskan kecenderungan pejabat Pangkostrad sejak reformasi dan kriteria ideal sosok yang akan mengisi jabatan tersebut.
Baca juga: Viral Arteria Dahlan dan Ibundanya Dimaki-maki di Bandara, Nama Emil Salim Trending di Twitter
Baca juga: Dikabarkan jadi Pangkostrad Baru, Begini Respons Menantu Luhut, Mayjen TNI Maruli Simanjuntak
Secara normatif, kata dia, perwira tinggi berpangkat Mayor Jenderal mempunyai peluang untuk dipromosikan menjadi Pangkostrad.
Meski demikian, menurut Anton mereka yang berpangkat Letnan Jenderal juga dapat ditugaskan menjadi Panglima Kostrad.
Sejak reformasi bergulir, lanjut dia, setidaknya telah ada 20 perwira tinggi yang menjabat posisi Panglima Kostrad.
Dari data tersebut, kata Anton, setidaknya dapat dilihat beberapa kecenderungan.
Terkait riwayat jabatan sebelum menjabat Pangkostrad, menurutnya mayoritas adalah Panglima Kodam (75%), Komandan Kodiklat TNI AD (20%), dan lain-lain (5%).
Namun, apabila melihat lebih detil asal kewilayahan Panglima Kodam, kata dia, maka Kodam Jaya dan Kodam Siliwangi merupakan dua jabatan terbesar penyumbang sosok Pangkostrad yakni 40% dan 33,3%.
Selain itu, kata dia, jejak kualifikasi satuan tempur seorang Pangkostrad pun cukup beragam.
Mereka yang berasal dari internal Kostrad, kata Anton, mencapai 35%, disusul dari batalyon Infantri (25%), batalyon Lintas Udara (25%), dan dari Kopassus (15%).
Baca juga: Jokowi Minta Jajarannya Komunikasikan PPKM Level 3 Saat Natal dan Tahun Baru dengan Baik
Baca juga: Mulai 1 Desember 2021, WNA yang Telah Divaksinasi Dosis Lengkap Diizinkan Masuk ke Australia
Baca juga: Lebih dari 1 Juta Orang Kehilangan Indra Penciuman Jangka Panjang Usai Sembuh dari Covid-19
Sementara terkait sosok pejabat pengganti Pangkostrad, kata Anton, mayoritas merupakan lulusan akademi militer yang lebih muda dari pejabat pendahulu yakni 57,9%.
Sedangkan pejabat pengganti yang merupakan lulusan akmil, menurutnya lebih senior dari pendahulu mencapai 31,6% dan pejabat pengganti merupakan teman seangkatan akmil mencapai 10,5%.
"Tentu saja kecenderungan ini bukanlah suatu pakem yang harus ditaati ataupun diikuti. Mengingat jabatan Panglima Kostrad adalah strategis, maka penunjukan figur yang tepat harus tetap mempertimbangkan riwayat penugasan, kebutuhan organisasi dan dinamika ancaman strategis," kata Anton ketika dihubungi Tribunnews.com, Senin (22/11/2021).