Sosok Wanita yang Mengaku Anak Jenderal TNI dan Memaki Ibunda Arteria Dahlan Masih Jadi Misteri
Wanita berinisial R itu juga mengaku kenal Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, untuk menakut-nakuti Arteria Dahlan.
"Mas Arteria sudah melapor kepada kami di lantai 7, bercerita soal ini kan menurut saya soal sikap, perilaku habbit, kan begitu, ya tentu kita akan luruskan. Sesama anak bangsa kenapa mesti berkepanjangan," kata Bambang kepada wartawan, Selasa (23/11/2021).
Menurutnya, kejadian yang dialami Arteria bisa diselesaikan secara baik melalui mediasi tanpa harus melibatkan proses hukum.

"Itu nanti bagian yang kita selesaikan dengan baik, gitu loh. Kita sesama anak bangsa enggak ada gunanya berkelahi, ya, sesama anak bangsa ya kita buat yang seharmoni mungkin, apa lagi bukan hal-hal yang prinsipil, itu kan cuma soal style. Kalau style orang gimana, style orang kan gitu, ya harusnya kalau style-nya kurang benar ya dibenerin gitu aja kalau mengganggu umum," tambahnya.
Bambang melanjutkan sebaiknya persoalan yang kadung viral diselesaikan dengan cara dialog.
"Itu style tidak perlu dipersoalkan, cuma style itu kalau memang kurang pas luruskan saja, kita dialogkan saja," tandasnya.
Respon Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa
Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa buka suara soal cekcok Politikus PDIP Arteria Dahlan dengan wanita yang mengaku anak jenderal TNI.
Jenderal Andika mengatakan dirinya telah meminta Komandan Pusat Polisi Militer berkoordinasi dengan Polres Bandara Soekarno-Hatta untuk menelusuri kasus tersebut.
Alasannya, kedua belah pihak saling melapor ke pihak kepolisian atas kasus tersebut.

"Bahwa kita telusuri pihak-pihak yang berada di video itu dan Komandan Pusat Polisi Militer sudah langsung mulai tadi malam melakukan penelusuran dan tadi pagi sudah langsung koordinasi dengan Polres Bandara," kata Andika di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (23/11/2021).
Andika memastikan pihaknya akan menerima laporan dari kedua pelapor tersebut.
Selain itu, TNI juga terbuka mendengarkan cerita peristiwa itu dari kedua belah pihak.
"Jadi kita sifatnya siap menerima laporan dari dua pelapor ini, seandainya ada apakah tekanan atau apapun juga yang dikeluhkan dan ingin dilaporkan kami akan proses hukum. Tapi ya memang kewenangan kami kan proses hukum terhadap anggota militer. Kalau yang bukan anggota militer biar masuk proses peradilan umum," ujar dia.
Karena itu, kata Andika, pihaknya masih menunggu proses pemeriksaan kedua pelapor yang dijadwalkan pada Rabu (24/11/2021) besok.
Nanti, pihaknya baru memutuskan apakah ada pelanggaran ayang dilakukan anggotanya atau tidak.