Ketua MPR RI Bambang Soesatyo Ungkap Kelebihan Mobil Listrik: Hemat, Ada Powerbank-nya
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo menjelaskan tentang kelebihan penggunaan mobil listrik yang saat ini tengah digencarkan sosialisasinya di Indonesia.
TRIBUNTERNATE.COM - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo menjelaskan tentang kelebihan penggunaan mobil listrik yang saat ini tengah digencarkan sosialisasinya di Indonesia.
Dalam tayangan video TALKSHOW DAN WEBINAR NASIONAL: MOBIL LISTRIK DI DEPAN MATA yang disiarkan di kanal YouTube Tribunnews pada Kamis (9/12/2021), Bambang Soesatyo berbincang bersama Regional News Director Tribun Network, Febby Mahendra Putra.
Keduanya pun berkeliling menaiki salah satu mobil listrik yang akan dipasarkan di Indonesia, yakni Hyundai Ioniq 5.
Saat berbincang-bincang itu, Bambang Soesatyo menyebut bahwa salah satu kelebihan mobil listrik adalah pengeluaran yang lebih hemat.
"Bedanya, hanya pengeluaran kita lebih hemat. Yang pertama, kita nggak perlu tiap hari keluar uang antre beli bensin. Kemudian untuk bulanan kita nggak perlu pusing untuk servis, ganti oli, tune up, dan seterusnya," kata pria kelahiran Jakarta, 10 September 1962 tersebut.
Bambang Soesatyo pun menjelaskan pengalaman dirinya yang jarang mengeluarkan uang untuk perawatan mobil saat memiliki mobil listrik Tesla.
Baca juga: Bambang Soesatyo dan Sean Gelael Kecelakaan, Ini Detik-detik Tergulingnya Mobil hingga Tiga Kali
Baca juga: Sempat Salto di Udara hingga Jatuh ke Tanah, Ini Kronologi Mobil Bambang Soesatyo Kecelakaan
"Saya punya Tesla sudah empat tahun, sampai sekarang saya tidak pernah keluar uang sepeser pun untuk urusan mobil," paparnya.
Kemudian, pria yang akrab disapa Bamsoet itu juga menyebut kenyamanan mobil listrik.
Menurutnya, mobil listrik sama nyamannya dengan mobil biasa yang menggunakan bahan bakar minyak (BBM).

"Dia lebih nyaman, karena nggak ada suara, suspensi segala macam juga nyaman kayak yang konvensional, bedanya kan cuma nggak ada mesinnya aja. Per, suspensi, sama, AC-nya juga dingin, sama," kata Bamsoet.
"Plusnya, kayak yang tadi saya bilang, nggak ada pengeluaran harian dan bebas biaya bulanan servis segala macam. Kemudian, perawatannya pun sama sekali nggak ada, kecuali hanya, misalnya bannya tipis, ya ganti ban, kampas remnya habis, ganti kampas rem, AC habis, isi freon, udah itu aja. Selebihnya sama aja," jelasnya
Saat ditanya mengenai kelemahan mobil listrik, Bamsoet mengatakan dirinya tidak mengalami kendala berarti saat memiliki mobil tersebut.
"Sampai saat ini, saya nggak (mengalami) kelemahan apa-apa. Nggak ada suara aja sih kelemahannya..." papar Bambang Soesatyo sembari tertawa.
"Tetapi sekarang teknologi yang baru, seperti Tesla, sekarang sudah ada software-nya, pasang speaker di luar, tinggal kita pilih mau suara apa, suara Harley, Lamborghini, Ferrari, bisa..." terangnya.
Suara-suara tersebut bisa dipilih untuk memberi tanda kepada orang-orang di sekitar.
Selanjutnya, Bambang Soesatyo memberikan penjelasan mengenai pengisian daya mobil listrik, yang jelas jauh berbeda dengan mobil konvensional di mana stasiun pengisian atau pom bensin mudah ditemukan.
Ia menjelaskan, sekali isi daya sampai baterai penuh, mobil listrik bisa menempuh jarak lebih dari 300 kilometer.
Namun, ketika hanya digunakan di dalam kota, mobil listrik hanya perlu di-charge satu minggu sekali.
"Biasanya, kita sudah hitung... Full charge (baterai mobil listrik), enam jam sampai full, itu bisa 325 kilometer. Tapi kalau untuk dalam kota, mungkin kalau saya pakai Tesla itu, biasanya tiap hari Minggu saya charge. Minggu malam saya charge, nanti minggu depannya baru colok lagi. Kuat untuk seminggu," kata Bambang.
Kemudian, Bambang Soesatyo juga menyampaikan pendapatnya mengenai apabila dalam kondisi darurat, mobil listriknya lupa di-charge.
Untuk mobil Hyundai Ioniq yang dikendarainya saat itu, Bamsoet menyebut ada charger yang bisa dibawa.
"Jadi kayak powerbank, ukurannya lebih besar, nanti tinggal minggir sebentar, cari colokan, colok. Untuk darurat, (charge) sejam sudah bisa terisi untuk jalan secukupnya." jelasnya.
Menurut Bambang Soesatyo, energi yang dibutuhkan (dalam satuan kWh) bebas, tidak ditentukan.
Untuk Tesla, memang membutuhkan energi yang besar, tetapi untuk Hyundai Ioniq tidak membutuhkan kWh yang besar.
Selengkapnya, simak video berikut:
Baca juga: Daftar Merek Mobil Terlaris Oktober 2021 Menurut Data Gaikindo: Toyota Masih di Posisi Teratas
Baca juga: 100 Ribu Unit Mobil Tesla Dipesan, Kekayaan Elon Musk Melonjak Rp509 Triliun dalam Sehari
Kehadiran SPKLU untuk Mobil Listrik di Solo Dapat Apresiasi dari Wali Kota Surakarta, Gibran Rakabuming Raka
Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka memberikan apresiasinya kepada PLN yang telah membangun Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di Kota Solo.
Hal tersebut disampaikan Gibran dalam webinar yang sama, sebagaimana diwartakan Tribunnews.com.
"Saya menyatakan apresiasi untuk PLN karena telah membangun sumber energi listrik di Solo," kata Gibran.
Pasalnya dengan adanya SPKLU, para pemilik mobil listrik kini tidak perlu khawatir kehabisan listrik di perjalanan.
"Dengan demikian bagi para pemilik mobil listrik tidak perlu khawatir lagi bakal kehabisan listrik di perjalanan," imbuhnya.
Putra Presiden Joko Widodo (Jokowi) ini pun berharap agar para stakeholder bisa membantu PLN dengan berinvestasi untuk membangun fasilitas SPKLU agar ekosistem kendaraan listrik di Solo semakin tumbuh.
"Saya berharap para stakeholder seperti kampus, hotel dan lembaga lain bisa membantu PLN berinvestasi dengan membangun fasilitas SPKLU agar ekosistem kendaraan listrik di kota kita semakin tumbuh," terangnya.
Gibran meminta agar program mobil listrik berbasis baterai ini bisa didukung semua pihak.
Agar pemerintah bisa melakukan percepatan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia.
Terlebih sekarang PLN sudah membangun SPKLU yang tersebar di 45 lokasi di seluruh Indonesia.
Salah satu SPKLU tersebut kini juga telah ada di Kota Solo.
"Program mobil listrik berbasis baterai ini merupakan mobil masa depan sehingga harus didukung penuh oleh semua pihak. Untuk mendukung percepatan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia, PLN secara nasional juga sudah membangun SPKLU yang tersebar di 45 lokasi di Indonesia. Dan yang membanggakan, salah satu SPKLU itu telah ada di Kota Solo," imbuhnya.
Diketahui Webinar bertajuk "Mobil Listrik di Depan Mata" ini membahas terkait perkembangan mobil listrik di Indonesia.
Webinar ini hasil kerjasama antara Pemkot Surakarta, BUMN, PLN dan Tribun Network.
Hadir empat narasumber dalam webinar ini, yakni GM PLN UID Jateng-DIY, M Irwansyah Putra; Kepala Dinas Perhubungan Surakarta, Hari Prihatno; Ketua Kamar Dagang dan Industri Surakarta, Gareng S Haryanto dan Manajer Penjualan Hyundai Solo Baru, Wahyu Widiyanto.
(TribunTernate.com/Rizki A.) (Tribunnews.com)