Virus Corona
Varian Omicron Sudah Masuk Indonesia, Pemerintah Tetap Tidak Tutup Pintu Masuk, Mengapa?
Pemerintah memutuskan untuk tidak menutup pintu masuk ke Indonesia meski sudah ada tiga kasus varian Omicron yang terdeteksi di Tanah Air.
Menteri Kesehatan RI (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, dalam seminggu terakhir terjadi peningkatan pelaku perjalanan luar negeri yang cukup tinggi di seluruh pintu masuk baik di jalur darat, laut, maupun udara.
Dari ketiga pintu masuk tersebut, berdasarkan hasil pengamatan tes PCR dan data Whole Genom Sequencing (WGS), positivity rate terbanyak didapat dari pintu masuk darat dan laut.
"Positivity rate (kasus positif yang dideteksi) jalur laut dan darat lebih tinggi dibandingkan pintu masuk udara," ujar Budi Gunadi Sadikin dalam keterangan pers virtual, Senin (20/12/2021).
Untuk itu, pemerintah melibatkan bantuan TNI, Polri, dan Kemendagri untuk memperkuat pintu masuk.
Selain meningkatkan WGS, pemerintah juga sudah menggunakan tes PCR dengan metode SGTF.
Metode ini bisa jauh lebih cepat mendeteksi virus corona varian Omicron.
"Kenapa? Karena PCR dengan SGTf berfungsi sebagai marker, tidak 100 persen seperti WGS tapi kemungkinan besar bisa mendeteksi Omicron dalam waktu 4 sampai 6 jam saja. Sedangkan WGS membutuhkan 3 sampai 5 hari," jelas mantan Direktur Utama Bank Mandiri ini.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Ini Alasan Pintu Masuk Tetap Dibuka Meski Varian Omicron Sudah Masuk ke Indonesia
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Menkes Ungkap Dua Upaya Pemerintah Indonesia Deteksi Varian Omicron