Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Giring Ganesha Singgung Pejabat yang Tak Layak Gantikan Jokowi, Pengamat: Kritiknya Sudah Abnormal

Meski tidak menyebut nama, Giring menilai sosok yang menggunakan isu SARA serta mempolitisasi agama tak layak untuk menjadi pemimpin Indonesia.

WARTA KOTA/ANGGA BHAGYA NUGRAHA
Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Giring Ganesha saat wawancara khusus dengan Tribun Network di Kantor DPP PSI, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa (25/8/2020). 

TRIBUNTERNATE.COM - Pidato sambutan Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Giring Ganesha di acara puncak peringatan HUT Ke-7 PSI di Ballroom Djakarta Theater, Jakarta, Rabu (22/12/2021) menjadi sorotan.

Dalam sambutannya itu, Giring menyinggung sosok yang disebutnya tidak layak menggantikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada pemilihan mendatang.

Giring memang tidak menyebut nama dengan gamblang.

Namun, ia menilai sosok yang menggunakan isu SARA serta mempolitisasi agama tak layak untuk menjadi pemimpin Indonesia.

Menurutnya, jika sosok tersebut menggantikan Jokowi, kemajuan bangsa Indonesia akan terancam.

"Kemajuan akan terancam jika kelak yang menggantikan Pak Jokowi adalah sosok yang punya rekam jejak menggunakan isu SARA dan menghalalkan segala cara untuk menang dalam pilkada," kata Giring.

Tak hanya itu, Giring juga menyebut bahwa Indonesia akan menjadi suram jika dipimpin oleh seorang pembohong.

Bahkan di hadapan Presiden Jokowi, Giring memberikan clue orang yang dimaksud itu yakni seseorang yang pernah dipecat dari kabinet.

"Indonesia akan suram jika yang terpilih kelak adalah seorang pembohong dan juga pernah dipecat oleh Pak Jokowi karena tidak becus bekerja," ucap Giring yang disambut tepuk tangan kader yang hadir.

Baca juga: Luhut Sebut Beda Karantina Pejabat dan Rakyat Jangan Diadu, Susi Pudjiastuti: Saya Hanya Bertanya

Baca juga: 4 Bantuan dari Pemerintah yang Diperpanjang Hingga 2022: Kartu Prakerja PKH, hingga BPNT

Ia juga menegaskan PSI tak akan mendukung sosok yang dimaksud tersebut.

Giring juga memastikan bahwa PSI akan menjadi oposisi jika tokoh yang dimaksud itu terpilih menjadi presiden.

"Tapi Pak, bila kelak skenario terburuk terjadi dan kandidat punya rekam jejak politisasi agama itu menang pilpres, Pak, PSI siap menjadi oposisi sebagaimana yang kami buktikan di Jakarta hari ini," ucap Giring.

Giring pun tak secara spesifik nama sosok yang disebutnya tak layak melanjutkan kepemimpinan Jokowi.

Kata Pengamat: Sudah Abnormal

Pengamat komunikasi politik Jamiluddin Ritonga menyoroti kritik yang dilayangkan Ketua Umum PSI Giring Ganesha terhadap pejabat publik yang disebutnya tak layak menggantikan Presiden Jokowi.

Jamiluddin menduga kritik dari Giring itu dilayangkan untuk Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Kata dia, kritik yang disampaikan di hadapan Presiden RI itu tampak sudah abnormal, sebab bukan lagi untuk memperbaiki dan meningkatkan kinerja sosok yang diritik Giring.

Baca juga: Gubernur Sumut Diduga Jewer dan Usir Pelatih Biliar yang Tidak Tepuk Tangan karena Tertidur

Baca juga: Survei PRC: Elektabilitas Ganjar Pranowo Tertinggi, Ungguli Prabowo dan Anies dalam 3 Simulasi

Baca juga: Giring Hujani Anies Baswedan dengan Kritik Pedas, Pengamat: Itu Gaya Baru Politik Terbuka PSI

"Kritik yang mengemuka sudah mengarah pada upaya menguliti Anies secara personal," kata Jamiluddin dalam keterangan tertulisnya, Minggu (26/12/2021).

Lebih lanjut menurut dia, penerapan kritik tersebut memang selalu dilayangkan oleh PSI dan kerap berseberangan setelah Pilkada DKI Jakarta 2017 usai. 

Kata Jamiluddin, PSI yang saat itu mengusung Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) kalah dalam Pilkada tersebut. Namun tampaknya, hingga sekarang belum dapat menerima kekalahan tersebut.

"Akibatnya, PSI terkesan selalu mencari celah untuk mencari kesalahan Anies. Apa saja yang dilakukan Anies dalam membangun Jakarta tak ada benarnya di mata PSI," tutur Jamiluddin.

"Bahkan senyum Anies yang tulus saja bisa-bisa dinilai ngeledek. Pokoknya, Anies harus dinilai tidak benar, meskipun kerjanya mendapat banyak penghargaan dari lembaga kompeten," sambungnya.

Lebih lanjut, kata akademisi Universitas Esa Unggul itu, motivasi kritik PSI terhadap Anies sudah diketahui sebagian besar masyarakat. 

Karena itu, upaya PSI untuk menyudutkan Anies tampaknya tidak akan berpengaruh terhadap penurunan elektabilitasnya.

"Kritik yang terkesan membabi buta dari PSI bahkan berpeluang besar meningkatkan elektabilitas Anies. Anies bisa saja dinilai masyarakat sebagai sosok yang dizholimi, sehingga semakin bersimpati terhadap Gubernur DKI tersebut," tuturnya.

Kendati demikian kata dia, sikap Anies yang diam terhadap semua kritik PSI sudah tepat. Sebab menurutnya, dengan meladeni pihak yang dinilai tidak kredibel itu justru akan membuat kredibilitas Anies ikut turun.

Jadi, menurutnya kritik PSI yang tidak abnormal itu sebaiknya dianggap angin lalu saja.

"Biarkan mereka terus mengeritik hingga hilang kendali, sehingga mereka akan menerima efek bumerangnya," tuturnya.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Giring PSI Sebut Indonesia Suram Jika Dipimpin Pembohong yang Pernah Dipecat Jokowi

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Pengamat Soal Kritik Giring Ganesha: Abnormal dan Mengarah Secara Personal

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved