Menteri BUMN Erick Thohir Tak Bisa Berjanji Garuda Indonesia Tak akan Bangkrut
Saat ini Garuda Indonesia sedang menghadapi tanggungan utang yang menumpuk hingga ratusan triiliun dan juga dugaan korupsi pengadaan pesawat.
TRIBUNTERNATE.COM - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir mengaku tak bisa menjamin bahwa Garuda Indonesia tidak akan bangkrut.
Seperti diketahui, saat ini PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) sedang menghadapi tanggungan utang yang menumpuk hingga ratusan triiliun.
Hal tersebut membuat Garuda Indonesia mengajukan permohonan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) yang saat ini sedang dalam proses.
Selain itu, ada pula dugaan tindak pidana korupsi pengadaan pesawat di tubuh Garuda Indonesia yang diduga terjadi pada saat Dirut Emirsyah Satar menjabat.
Semua permasalahan tersebut lantas membuat perusahaan BUMN pelat merah itu terpuruk dan disebut-sebut sedang menunggu waktu untuk pailit atau bangkrut.
Erick Thohir sebagai Menteri BUMN pun tidak bisa memastikan dirinya bisa mengatasi semua permasalahan di tubuh Garuda dan mencegah BUMN pelat merah itu bangkrut.
Namun, dia berkomitmen untuk mengusahakan yang terbaik dan membuat seluruh BUMN, khususnya Garuda Indonesia, menjadi lebih 'sehat'.
Baca juga: Profil Rudy Hendra Prastowo, Direktur Energi Primer PT PLN (Persero) yang Dicopot Erick Thohir
Baca juga: Bukan Hanya Direktur PLN, Erick Thohir Juga akan Copot Pimpinan BUMN yang Tak Miliki Sense of Crisis
Hal tersebut disampaikan Erick Thohir saat berbincang dengan Aiman Witjaksono dalam acara Sapa Indonesia Malam, Selasa (12/1/2022).
"Proses PKPU-nya [Garuda Indonesia] masih berjalan, saya tidak bisa meng-guarantee [menjamin] sesuatu yang saya tidak kontrol."
"Tapi yang saya pastikan, kita akan melakukan restrukturisasi besar-besaran terhadap Garuda, seperti yang kita lakukan di PTPN ketika ada utang Rp41 triliun," tegas Erick.
Erick berjanji akan mengatasi utang-utang yang dimiliki oleh Garuda Indonesia, sama seperti saat dirinya mengatasi utang-utang di PT Perkebunan Nusantara (PTPN).

Menteri BUMN itu mengatakan, pada saat PTPN memiliki utang sebesar Rp41 triliun, dia beserta jajarannya berhasil mengatasi utang-utang tersebut.
Bahkan, Erick berhasil membuat PTPN yang tadinya merugi hingga Rp1,4 triliun menjadi punya untung hingga Rp2,3 triliun.
"Kita rapikan utang-utang itu, PTPN yang tadinya rugi Rp1,4 triliun sekarang bisa untung Rp2,3 triliun," terang Erick.
"Sama juga halnya saat keuangan BUMN di tahun 2020 hanya untung Rp13 triliun, tahun 2021 kemarin kita tutup buku, baru sembilan bulan pertama kita bisa mencapai untung Rp61 triliun," imbuhnya.