Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Kabar Artis

Sudjiwo Tejo soal Kisah Layangan Putus: Kalau Aris Bertingkah Seperti Itu, Pasti Ada Gara-Gara Istri

Menurut Budayawan Sudjiwo Tejo, Aris bukanlah satu-satunya orang yang bersalah dalam rumah tangga di serial Layangan Putus, Kinan juga bersalah.

Instagram @president_jancukers
Budayawan Sudjiwo Tejo ikut mengomentari serial Layangan Putus. 

"Padahal di fisika modern, nggak ada peristiwa apa pun di dunia yang terjadi hanya karena satu sebab," tandas Sudjiwo.

Kata Sosiolog Soal Pelajaran yang Bisa Dipetik dari Serial Layangan Putus

Serial Layangan Putus yang mengangkat isu perselingkuhan dalam rumah tangga menjadi viral sejak beberapa potongan adegan dalam serial itu viral di media sosial.

Merespons hal tersebut, dosen sosiologi keluarga UNAIR Prof. Dr. Sutinah, Dra., M.S., mengingatkan, agar perempuan berdaya dan pandai membaca tanda-tanda jika pasangan selingkuh.

Menurutnya, membangun kembali dan mempertahankan perkawinan pasca perselingkuhan cukup berat lantaran harus membangun trust, sebagai orang yang tersakiti.

Tidak hanya itu, berbicara soal tatanan sosial, pihaknya menyebut ideologi patriarki masih mengakar di masyarakat.

“Suatu konstruksi sosial yang menganggap perempuan lemah dan mudah disakiti laki-laki, terlebih perempuan kerap ditempatkan di subordinat artinya hanya bisa patuh, padahal perempuan berhak mendapatkan kesempatan untuk membela diri,’’ terang Guru Besar FISIP UNAIR, seperti dikutip dari laman Unair.ac.id, Kamis (6/1/2021).

Baca juga: Perankan Aris di Layangan Putus, Reza Rahadian: Karakter yang Manipulatif, Buat Gue Lebih Jahat

Baca juga: Reza Rahadian Bongkar Rahasia di Balik Adegan Sensual Serial Layangan Putus, Begini Perasaannya

Reza Rahasian, Putri Marino dan Manoj Punjabi bersama pemain series Layangan Putus usai menggelar jumpa pers di MD Place, Setiabudi Jakarta Selatan, Kamis (18/11/2021).
Reza Rahasian, Putri Marino dan Manoj Punjabi bersama pemain series Layangan Putus usai menggelar jumpa pers di MD Place, Setiabudi Jakarta Selatan, Kamis (18/11/2021). (Tribunnews.com/Bayu Indra Permana)

Prof. Sutinah, menambahkan ketika laki-laki memiliki finansial yang baik, cakupan pergaulan luas, ia merasa mampu, dan tak segan mencoba selingkuh. Di situlah peran perempuan harus bisa membaca tanda-tanda.

“Melek diselingkuhin, yang biasanya pulang kantor jam segini, yang biasanya cara berpenampilannya begini tiba-tiba trendy, dan keperbedaan lainnya yang menonjol dari keseharian,’’ ujar Prof. Sutinah.

Sutinah menegaskan, perempuan harus berani dalam menghadapi situasi seperti ini, berani mengungkap bahwa perselingkuhan itu termasuk tindakan menyimpang.

Ia juga menyebut, seseorang yang pernah selingkuh berpotensi akan mengulangi perbuatan itu lagi dan lagi.

“Sama dengan orang yang melanggar aturan lalu lintas, dalam sosiologi sebuah perilaku menyimpang itu menguntungkan. bisa menguntungkan dari sisi waktu. Nah, perselingkuhan bisa menikmati sesuatu, tidak harus melulu soal seksual lo ya,’’ tegas Prof. Sutinah.

Adapun alasan perempuan kerap mempertahankan rumah tangga pasca diselingkuhi berkali-kali, sebagian besar karena faktor ekonomi yang masih bergantung pada laki-laki. 

“Saya kira keluarga itu perlu membangun bahagia setara, pekerjaan domestik tidak harus semua dikerjakan perempuan, hanya di rumah saja, performanya jadi tidak karuan, kemudian laki-laki jadi pergi, mencari tempat idaman yang lain,’’ imbuhnya.

Sebagai penutup, ia menekankan kembali bahwa perempuan itu harus berdaya dan berhak hadir di ruang publik serta melek literasi agar tidak mudah dibodohi. 

(TribunTernate.com/Ron)(Tribunnews.com)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved