Virus Corona
Ini Gejala Khas Covid-19 Omicron, Tak Selalu Demam, Waspadai Sebelum Terlambat!
Dokter spesialis paru, Dr Erlina Burhan membeberkan gejala khas yang diderita pasien Covid-19 Omicron di Indonesia. Nyeri tenggorokan jadi pertanda.
TRIBUNTERNATE.COM - Dokter spesialis paru, Dr Erlina Burhan M.Sc Sp.P(K) membeberkan gejala khas yang diderita pasien Covid-19 Omicron di Indonesia.
Dokter Erlina menyebut, berdasarkan data Rumah Sakit Persahabatan Jakarta, gejala khas yang dialami oleh pasien Omicron adalah batuk dan nyeri tenggorokan.
Hal ini disampaikan Dokter Erlina dalam diskusi Persiapan Kemenkes Menghadapi Gelombang Ketiga Covid-19 di Indonesia pada Kamis (27/1/2022).
"Data dari rumah sakit kami, ternyata yang banyak itu adalah gejala batuk dan nyeri tenggorok," ucap Erlina dikutip dari tayangan KompasTV, Sabtu (29/1/2022).
"Nyeri tenggorok dan batuk serta gatal tenggorokan adalah gejala yang khas untuk (pasien) Omicron," imbuhnya.
Erlina menjelaskan bahwa gejala khas Omicron tersebut berbeda dengan gejala yang disebabkan oleh varian lain seperti Alpha, Beta, dan Delta.
Pada varian-varian sebelumnya, gejala umum yang menandakan seseorang terinfeksi Covid-19 adalah munculnya demam.
Namun pada varian Omicron, gejala demam tampak tidak dominan dan hanya beberapa orang saja yang merasakannya.
Baca juga: Penjelasan Kemenkes RI tentang Varian Baru Covid-19 dari Indonesia, Berbeda dari Delta dan Omicron
Baca juga: Subvarian Omicron BA.2 Muncul di Negara-Negara Eropa, Dipastikan Lebih Menular dari Omicron
"Berbeda dengan Alpha, Beta, dan Delta itu biasanya gejalanya entry point-nya (titik masuk) adalah demam, 90 persen demam."
"Nah yang kami dapatkan di rumah sakit kami (untuk Omicron) adalah demam itu hanya 18 sampai 20 persen," tutur Erlina.
Selain itu, Erlina mengatakan bahwa sebagian besar pasien Omicron juga tidak merasakan sesak napas.
Sehingga, sejauh ini tidak ada pasien Omicron yang membutuhkan bantuan oksigen.
"Kemudian juga tidak ada yang sesak, tidak ada yang butuh oksigen, yang Omicron maupun yang probable Omicron, hingga saat ini," terangnya.
Untuk itu, Erlina meminta agar masyarakat waspada dan tidak menunggu gejala demam untuk mengambil tes Covid-19.
"Omicron nggak selalu demam, jangan tunggu demam."
"Jadi Omicron ini kalau ada gatal tenggorok, tenggorokan sakit dan kemudian batuk, apalagi kalau ada riwayat kontak dengan pasien Omicron, ini segera memeriksakan diri," tegas alumnus FK UI itu.
Baca juga: Kasus Covid-19 Diprediksi Terus Naik, Jokowi Gunakan Strategi Ini Agar Rumah Sakit Tidak Kolaps
Baca juga: Masyarakat Usia 20-40 Tahun Jadi Penyumbang Tertinggi Kasus Covid-19, Diimbau Batasi Mobilitas
Lebih lanjut, Erlina menjelaskan bahwa varian Omicron tidak menyebabkan kerusakan paru-paru, karena varian ini hanya bereplikasi di saluran pernapasan atas.
Hal itulah yang kemudian menyebabkan gejala varian Omicron tidak separah gejala varian Covid-19 lainnya.
"(Tidak ada pasien Omicron yang membutuhkan oksigen) itu menunjukkan bahwa keterlibatan atau kerusakan parunya nggak ada."
"Kenapa itu terjadi? Karena Omicron ini dari data-data memang menunjukkan bahwa berkembangbiaknya atau replikasinya ada di saluran napas atas, nggak sampai ke bawah, kalaupun sampai hanya sedikit saja, nggak sampai 20 persen."
"Itulah mengapa gejalanya hanya ringan-ringan saja," tandas Erlina.
Prediksi Menkes: 75 Persen Kasus Covid-19 di Indonesia adalah Omicron, Mayoritas di Jakarta
Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin memperkirakan 75 persen dari total 8.077 kasus positif Covid-19 di Indonesia adalah varian Omicron.
"Dari delapan ribu yang positif sekarang, kira-kira 75 persen Omicron," kata Budi dalam Konferensi Pers yang disiarkan di Youtube Kementerian Kesehatan, Kamis (27/1/2022).
Perkiraan tersebut diungkapkan Budi berdasarkan data yang ia dapat dari Genomik Solidaritas Indonesia (GSI) Laboratorium.
Budi mengungkapkan, dari 259 sampel yang diterima GSI dari DKI Jakarta, 250 sampel di antaranya adalah Omicron.
"Saya baru dapat data hari ini dari GSI, Lab diluar Balitbangkes. Dia kirim 259 sampel yang dia terima dari DKI, 250 Omicron," terang Budi.
Sehingga, Budi memperkirakan bahwa kasus Covid-19 di DKI Jakarta sebagian besarnya adalah Omicron.
"Jadi feeling saya, balik lagi ke feeling ya, mesti jujur saya bilang. Feeling saya sebagian besar di DKI sudah Omicron," pungkasnya.
(TribunTernate.com/Ron)