Virus Corona
Susah Konsentrasi, Mudah Lupa, dan Lemot Setelah Terinfeksi Covid-19? Ini Penjelasan Ilmiahnya
Sebuah penelitian di Universiitas Oxford, Inggris menemukan bahwa Covid-19 dapat mempengaruhi fungsi otak manusia.
TRIBUNTERNATE.COM - Sebuah penelitian di Universiitas Oxford Inggris menemukan bahwa Covid-19 dapat mempengaruhi fungsi otak manusia.
Penelitian itu menyebutkan bahwa Covid-19 dapat menyebabkan otak menyusut, mengurangi gray area di daerah yang mengontrol emosi dan memori, dan merusak area yang mengontrol indera penciuman.
Kemudian, penelitian juga telah menemukan bahwa beberapa orang yang pernah terinfeksi Covid-19 menderita "kabut otak" atau brain fog yang mencakup gangguan fokus/perhatian, konsentrasi, kecepatan pemrosesan informasi, dan memori.
Para ilmuwan mengatakan bahwa efeknya bahkan terlihat pada orang yang hanya bergejala ringan hingga sedang yang tidak perlu perawatan di rumah sakit.
Namun, peneliti masih perlu menyelidiki lebih lanjut apakah dampaknya dapat dipulihkan sebagian atau justru tetap bertahan dalam jangka panjang.
“Ada bukti kuat adanya kelainan terkait otak pada kasus Covid-19,” kata para peneliti Universtas Oxford seperti dikutip The Straits Times.
Baca juga: Update Covid-19 Indonesia Selasa, 8 Maret 2022: Kasus Kematian Harian Tembus Angka 400
Baca juga: Pasien Long Covid Berisiko Alami Kerusakan Syaraf, termasuk Nyeri Otot yang Tak Kunjung Reda
Baca juga: Tak Bisa Disamakan, Covid-19 Omicron Masih Lebih Mematikan Dibandingkan Flu Musiman
Bahkan dalam kasus ringan, peserta dalam penelitian menunjukkan memburuknya fungsi otak yang khusus bertanggung jawab untuk fokus dan pengorganisasian.
Rata-rata ukuran otak menyusut antara 0,2 persen hingga 2 persen.
Studi peer-review yang diterbitkan dalam jurnal Nature ini menyelidiki perubahan otak pada 785 peserta berusia 51-81 yang otaknya dipindai dua kali.
Peserta tersebut termasuk 401 orang yang tertular Covid-19 di antara dua kali pemindaian mereka.
Pemindaian kedua dilakukan rata-rata 141 hari setelah pemindaian pertama.
Penelitian dilakukan ketika varian Alpha mendominasi di Inggris dan tidak melibatkan siapa pun yang terinfeksi varian Delta.
Selain itu, penyintas Covid-19 juga dapat menderita "kabut otak" atau brain fog yang mencakup gangguan perhatian, konsentrasi, kecepatan pemrosesan informasi, dan memori.
Para peneliti tidak mengatakan apakah vaksinasi terhadap Covid-19 berdampak pada kondisi tersebut.
Namun, Badan Keamanan Kesehatan Inggris mengatakan bahwa tinjauan terhadap 15 penelitian menemukan bahwa orang yang divaksinasi, memiliki 50 persen kemungkinan untuk menderita gejala long Covid dibandingkan dengan orang yang tidak divaksinasi.
(TribunTernate.com/Qonitah)