Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Virus Corona

Tak Bisa Disamakan, Covid-19 Omicron Masih Lebih Mematikan Dibandingkan Flu Musiman

Berdasarkan hasil penelitian terbaru, Covid-19 varian Omicron masih jauh lebih mematikan jika dibandingkan dengan flu musiman atau influenza.

Freepik
Ilustrasi orang yang terserang influenza - Penelitian terbaru menyebut bahwa risiko kematian Omicron masih lebih tinggi jika dibandingkan dengan flu musiman biasa (influenza). 

TRIBUNTERNATE.COM - Berdasarkan hasil penelitian terbaru, para ilmuwan Jepang menyebut bahwa Covid-19 varian Omicron masih jauh lebih mematikan bila dibandingkan dengan flu musiman (influenza).

Terkait dengan hal itu, para ilmuwan menekankan bahwa mencabut pembatasan pandemi terlalu dini sama dengan meremehkan risiko kesehatan yang disebabkan oleh virus tersebut.

Menurut sebuah analisis yang dilakukan para ilmuwan Jepang, di negara itu sendiri tingkat kematian yang disebabkan varian Omicron ada sekitar 0,13 persen.

Angka tersebut masih 0,0006 persen hingga 0,09 persen lebih tinggi daripada kasus kematian yang disebabkan oleh flu musiman.

Seperti diketahui, sejumlah negara di seluruh dunia saat ini telah melakukan pelonggaran aturan pembatasan Covid-19.

Mereka mulai melonggarkan penggunaan masker hingga melonggarkan syarat tes Covid-19 serta mendorong masyarakatnya untuk kembali ke kehidupan normal.

Meski langkah tersebut sudah dilakukan oleh beberapa negara, Jepang masih belum secara resmi menurunkan kewaspadaan.

Baca juga: Panel WHO Perbarui Pedoman Pemberian Obat dan Terapi untuk Pasien Covid-19

Baca juga: Orang yang Belum Vaksin Covid-19 Berisiko Terinfeksi Varian BA.1 dan BA.2 pada Waktu Berdekatan

Ilustrasi orang yang terserang flu musiman.
Ilustrasi orang yang terserang flu musiman. (freepik)

Negara itu hanya melakukan pelonggaran pembatasan di perbatasan, mengurangi periode karantina bagi para pelancong, serta mengurangi pelacakan kontak erat kasus positif.

Hal itu dilakukan Jepang demi menjaga perekonomian di negara tersebut agar tetap berjalan.

Di sisi lain, penurunan kasus kematian yang terjadi pada kasus Omicron dapat mencerminkan adanya penurunan virulensi strain Covid-19, terutama bila dibandingkan dengan varian Delta.

Menurut peneliti, penurunan kasus kematian dalam kasus varian Omicron juga diakibatkan dari manfaat yang diberikan oleh vaksinasi Covid-19.

Meski begitu, membuat peraturan terkait pembatasan Covid-19 merupakan hal penting pertama yang harus dilakukan, sebelum vaksin bisa didistribusikan sepenuhnya.

Ketua Dewan Penasihat Kementerian Kesehatan Jepang Dr Takaji Wakita mengatakan bahwa penelitian lebih lanjut tetap diperlukan untuk menentukan dampak pelonggaran peraturan yang dilakukan oleh sejumlah negara di dunia.

Sebab, lanjut Wakita, penelitian tersebut masih memiliki beberapa keterbatasan, termasuk perbedaan cara pengumpulan data yang membuat perbandingan silang menjadi sulit.

"Namun, ada perbedaan yang cukup besar dalam kasus kematian (antara Omicron dan influenza)," tandasnya sambil menekankan bahwa Omicron masih lebih berisiko ketimbang flu musiman.

(TribunTernate.com/Ron) (The Straits Times)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved