Ketika Jokowi Merasa Bingung & Tak Nyaman atas Tudingan Ingin Tunda Pemilu-Perpanjang Masa Jabatan
Menko Polhukam Mahfud MD mengungkap suasana batin Presiden Joko Widodo (Jokowi) di tengah wacana penundaan dan perpanjangan masa jabatan presiden.
"Artinya, Presiden juga tidak nyaman selalu dituding kiri kanan begitu. Tapi, beliau kan marahnya tidak pernah meledak-ledak, beliau kan orang Solo, halus sekali," ungkap Mahfud.
Kebingungan dan ketidaknyamanan yang dirasakan oleh Jokowi itu kemudian mendorongnya untuk segera menetapkan tanggal dan memulai persiapan Pemilu 2024.
Dengan demikian, menurut Mahfud, jelas bahwa Presiden tidak menginginkan penundaan dan perpanjangan masa jabatan untuk dirinya sendiri.
"'Kurang apalagi saya sudah? Apa masih kurang jelas kalimat saya itu?'. Bicaranya ke saya begitu. Namun, tadi menjadi lebih jelas hari ini," tandas Menko Polhukam.
Baca juga: Ditanya Siapa Pasangan Pilihannnya untuk Maju di Pilpres 2024, Ini Jawaban Ridwan Kamil
Baca juga: Prospek Pilpres 2024, Survei SMRC Tunjukkan Duet Anies Baswedan-AHY Berpeluang Menang
Jokowi Minta Para Menteri dan Jajarannya Tidak Bersuara Lagi soal Penundaan dan Perpanjangan
Sebelumnya, Jokowi meminta kepada seluruh jajaran di bawah kabinetnya untuk tidak lagi memberikan pernyataan terkait penundaan dan perpanjangan masa jabatan Presiden.
Hal tersebut ditegaskan oleh Kepala Negara saat menyampaikan Pengantar Presiden pada Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Selasa (5/4/2022).
Dalam sidang tersebut, mula-mula Presiden Jokowi mengingatkan jajarannya terkait kondisi Indonesia saat ini yang sedang dihadapkan dengan berbagai macam kesulitan.
Seperti diketahui, saat ini harga-harga komoditas mulai beranjak naik karena situasi global yang sedang tidak baik.
Hal tersebut kemudian menimbulkan kenaikan sederet harga bahan pokok, bahkan hingga inflasi yang tinggi.
Dengan demikian, kondisi masyarakat Indonesia saat ini, terutama masyarakat kecil, sedang terhimpit.
Presiden pun meminta agar para jajarannya membuat kebijakan-kebijakan yang tepat untuk dapat membantu masyarakat keluar dari kesulitan ini.
Lebih lanjut, Jokowi meminta agar para bawahannya memiliki rasa empati yang tinggi kepada masyarakat di tengah krisis ini, dengan cara menjaga sikap dan pernyataan mereka.
"Seluruh yang hadir di sini, anggota kabinet, kepada semua menteri, kepala lembaga, agar kebijakan yang diambil itu tepat."
"Sikap-sikap kita, kebijakan-kebijakan kita, pernyataan-pernyataan kita harus memiliki sense of crisis, harus sensitif terhadap kesulitan-kesulitan rakyat," kata Jokowi.
