Dinilai Tak Nasionalis & Melanggar UU, Anies Baswedan Diminta Ganti Nama JIS Jadi Stadion MH Thamrin
Sejarawan dan sejumlah tokoh dari kalangan pegiat budaya Betawi berharap nama Jakarta International Stadium (JIS) diganti menjadi Stadion MH Thamrin.
TRIBUNTERNATE.COM - Sejarawan dan sejumlah tokoh dari kalangan pegiat budaya Betawi berharap nama Jakarta International Stadium (JIS) diganti menjadi Stadion MH Thamrin.
Mereka berharap, di momen peresmian JIS yang akan berlangsung pada 25 Juni 2022 mendatang, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengumumkan pergantian nama tersebut.
Keinginan para pegiat budaya untuk menamai JIS dengan nama Stadion MH Thamrin ini bukanlah sebuah keinginan impulsif, namun sudah diusulkan sejak tahun 2019.
Hal tersebut diungkapkan oleh Sejarawan dari Universitas Indonesia (UI) JJ Rizal kepada WartaKotalive.com pada Kamis (9/6/2022).
Rizal mengatakan bahwa sejumlah kalangan dari pegiat budaya Betawi telah mengajukan surat permohonan penggantian nama kepada Gubernur DKI Jakarta sejak beberapa bulan lalu.
Mereka pun berharap mendapat balasan surat dari Anies Baswedan terkait usulan mengubah nama JIS menjadi Stadion MH Thamrin.
"Kami mengajukan surat resmi kepada Gubernur untuk dapat bertemu membicarakan gagasan yang berkembang, terkait penamaan stadion dengan nama MH Thamrin dan pembuatan museum di dalamnya,” kata Rizal pada Kamis (9/6/2022).
Menurutnya, usulan mengganti nama JIS menjadi Stadion MH Thamrin sudah dilakukan sejak lama, yakni sejak Februari 2019.
Saat itu, Rizal bersama pihak yang mendukung penggantian nama telah menggelar Festival 125 tahun MH Thamrin di lapangan VIJ yang zaman dahulu dibuat Thamrin.
Baca juga: Dibangun Pakai Uang Pemerintah Pusat, Anies Baswedan Tak Undang Presiden Jokowi dalam Peresmian JIS
Baca juga: Ketua MUI Tanggapi SE yang Wajibkan PNS DKI Jakarta Salat Id di JIS: Salahnya di Mana?
"Acara dibuka oleh Gubernur Anies Baswedan, bahkan Gubernur bersama jajarannya ikut dalam pertandingan sepakbola persahabatan setelah pembukaan dilakukannya,” ucap Rizal.
Selain itu, lanjut Rizal, ketika pembangunan JIS sudah mencapai 70 persen, ia diundang untuk datang melakukan latih tanding.
Dalam kesempatan itu, ada juga pembahasan mengenai kebangsaan dan sepakbola MH Thamrin di lokasi.
Untuk itu, dengan berbagai upaya dan pembahasan yang dilakukan, Rizal berharap keinginannya dan berbagai pihak bisa terpenuhi.
Nantinya ketika grand launching JIS pada 25 Juni, Anies dapat mengumumkan penggantian nama JIS jadi Stadion MH Thamrin.
"Perjuangan agar bangunan monumental itu diberi nama MH Thamrin sudah dilakukan sejak awal tahun 2019. Semoga saja berhasil nanti Pak Gubernur mengumumkan namanya Stadion MH Thamrin secara resmi pada 25 Juni 2022,” imbuhnya.
Rizal menambahkan, pihaknya juga telah membuat petisi online melalui situs change.org berjudul ‘Lebih Cocok Nama JIS Menjadi Stadion MH Thamrin!’.
Hingga Kamis (9/6/2022) pukul 09.00, petisi tersebut telah ditandatangani 4.958 orang dari target 5.000 orang.

Dalam website itu, Rizal mengungkapkan penamaan JIS dianggap melanggar UU Nomor 24 tahun 2009 karena menggunakan Bahasa Inggris.
Selain itu, nama JIS sepertinya tidak dapat memacu semangat untuk memajukan persepakbolaan nasional karena tidak menggunakan nama tokoh sejarah yang inspiratif.
Diusulkan mengambil nama Soeratin yang merujuk kepada nama tokoh pendiri Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI), tapi sejarah menunjukkan ada tokoh yang lebih tepat, yaitu MH Thamrin.
Adapun Thamrin adalah pahlawan nasional sekaligus tokoh Betawi, warga asli Jakarta.
"Lebih jauh lagi Thamrin pun bukan hanya pendiri bangsa yang gibol (gila bola), dalam arti doyan merumput, melainkan juga punya visi sepakbola modern Indonesia sebagai reaktor kebangsaan," ucapnya.
Baca juga: Takziah, Anies Baswedan Peluk Erat Ridwan Kamil: Insyaallah Eril Pembuka Jannah bagi Orangtuanya
Baca juga: Anak Anies Baswedan, Mutiara Resmi Dilamar di Tanggal Cantik, Calon Suami Mirip Gubernur DKI?
Sementara itu, visi sepakbola Thamrin tumbuh dari kampung-kampung. Thamrin melihat sepakbola pribumi bermutu, namun didiskriminasi.
Untuk itu, Thamrin selalu menggunakan posisinya di Gementeraaden (Dewan Kota) dan Volksraad (Dewan Rakyat) untuk menyuarakan isu ini.
Thamrin meyakini sepakbola bukan sekadar olahraga rakyat, melainkan medium gerakan kebangsaan. Riset sejarah Srie Palupi, Politik dan Sepakbola, membenarkan hal itu.
"Sepakbola yang masuk Hindia akhir abad ke-19 berbareng ideologi-ideologi besar—nasionalisme, komunisme, islamisme, sosialisme—sama diterima dan tumbuh jadi counter culture terhadap perkembangan masyarakat serta sejarah kolonial."
"Inilah jalan keluar yang ditawarkan Thamrin,” jelasnya.
Kata Rizal, visi sepakbola Thamrin terbukti, di negeri jajahan profesionalisme itu tumbuh karena para pemain merumput dengan keyakinan mempertaruh sejarah dan kultur sepakbola sejak diterima di negerinya, yaitu sebagai counter culture kolonialisme.
Dari sini, Thamrin membangun sepakbola modern Indonesia sebagai reaktor kebangsaan, sehingga Jakarta jadi Ibu Kota sepakbola kebangsaan Indonesia.
"Inilah warisan Thamrin yang berharga dan khas, tapi terlupa. Darma bakti dan warisan Thamrin begitu besar kepada sepakbola serta jadi utang budi tak ternilai. Seharusnya ini cukup menggugah kesadaran buat mencicil,” jelasnya.
Karena itu, memberi nama JIS dengan MH Thamrin Stadion Internasional Jakarta adalah awal yang baik.
Bangunan monumental harus diimbangi nama dari amal sejarah yang monumental dan tak kering-kering mengalirkan keteladanan bagi sepak bola serta kebangsaan kita hari ini juga masa depan.
Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Jelang Peresmian JIS, Anies Baswedan akan Umumkan Nama Baru Menjadi Stadion MH Thamrin