Virus Corona
Epidemiolog Minta Pemerintah Gencarkan Pemakaian Masker untuk Antisipasi Gelombang 4 Covid-19
Pakar Epidemiologi menyarankan pemerintah untuk segera mereview dan merevisi kebijakan pemakaian masker di luar ruangan.
TRIBUNTERNATE.COM - Dalam beberapa hari terakhir, kasus infeksi Covid-19 Indonesia kembali mengalami kenaikan.
Memasuki pertengahan Juni 2022, jumlah kasus harian menembus angka lebih dari 1.000.
Hal ini pun mendapat sorotan dari Pakar Epidemiologi Griffith University Dicky Budiman.
Dicky menyarankan pemerintah untuk segera mereview dan merevisi kebijakan pemakaian masker di luar ruangan.
"Karena sekali lagi jangan menunggu. Ini kita belajar dari berbagai potensi gelombang berikutnya. Bahwa ada prediksi gelombang jelas ada, tapi memang walau moderat, harus kita cegah itu," ungkapnya pada Tribunnews, Senin (27/6/2022).
Pengetatan regulasi pemakaian masker menurut Dicky tidak harus dalam bentuk PPKM level 3 atau pun 4, melainkan pengetatan dalam upaya intervensi kesehatan masyarakat.
Jika bicara intervensi masyarakat, menurut Dicky harus bersifat pencegahan dan berada di awal. Bukan reaktif, tapi responsif.
Baca juga: BMKG Sebut Sesar Baribis Masih Aktif, Bergerak 5 mm per Tahun, Picu Gempa Bumi Megathrust Jakarta?
Baca juga: Israel Lolos ke Piala Dunia U20 2023, Momen Bersejarah Pertama Kali Lolos World Cup U20
Baca juga: 17 Kendaraan Terlibat Kecelakaan Beruntun di Tol Cipularang: Penyebab hingga Daftar Nama Korban
"Dengan cara apa? Masker digencarkan, pemahaman termasuk kalau diwajibkan ya diwajibkan," kata Dicky lagi.
Selain itu, memastikan adanya WFH bagi pekerja yang sakit atau bergejala.
Hal tersebut harus dipastikan dan jangan sampai mengubah kebiasaan yang sudah ditetapkan selama pandemi.
"Misalnya orang masih sakit flu datang bekerja di kantor. Berarti kita tidak belajar ya. Dan ini harus terus kita lakukan bahkan setelah pandemi itu dicabut," tegas Dicky.
Ia pun menambahkan jika negara-negara yang memahami masalah potensi penularan penyakit, juga tidak mengizinkan orang sakit untuk masu kerja.
Sehingga, akan sangat disayangkan jika masih tidak perubahan kebiasaan masyarakat. Apa lagi tidak mengambil pelajaran dari situasi pandemi terakhir.
"Ini berbahaya sekali. Bukan hanya karena dari Covid-19. Jika tidak punya sistim manajemen atau strategi mitigasi yang berubah, artinya kita benar-benar menggali lubang yang sama," pungkas Dicky.
Baca juga: Jang Nara Menikah, Para Tamu Konsisten Tak Ekspos Wajah Suaminya demi Jaga Privasi
Baca juga: Jelaskan Sindiran terhadap Cak Imin, Yenny Wahid: Saat Ini Ada Upaya Penghapusan Sejarah PKB
Pandemi Membuat Situasi Bumi Menjadi Rawan