Apakah Beli BBM dengan Aplikasi MyPertamina di SPBU Aman? Ini Penjelasan Pakar
Seperti diketahui, selama ini ada larangan tidak boleh mengoperasikan ponsel saat tengah mengisi BBM di SPBU Pertamina.
TRIBUNTERNATE.COM - Pemerintah telah merilis peraturan baru mengenai syarat pembelian bahan bakar minyak (BBM) jenis Solar dan Pertalite harus menggunakan aplikasi MyPertamina.
Aturan ini akan diberlakukan mulai Agustus 2022 mendatang.
Namun, masyarakat didorong untuk mendaftar kendaraan roda empat melalui aplikasi MyPertamina atau website subsiditepat.mypertamina.id mulai 1 Juli 2022.
Peraturan penggunaan aplikasi MyPertamina di smartphone saat membeli Solar dan Pertalite di SPBU Pertamina tentu menuai sejumlah pertanyaan.
Salah satunya, apakah aman menggunakan aplikasi pada ponsel itu saat berada di SPBU?
Seperti diketahui, selama ini ada larangan tidak boleh mengoperasikan ponsel saat tengah mengisi BBM.
Peneliti dari Pusat Penelitian Elektronika dan Telekomunikasi LIPI, Yuyu Wahyu, memberikan penjelasan mengenai hal tersebut.

Menurut Yuyu, secara teknis, penggunaan aplikasi MyPertamina untuk membeli Pertalite dan Solar di pom bensin itu termasuk aman.
Dia menjelaskan, ketika membeli bahan bakar minya (BBM) termasuk Pertalite dan Solar lewat aplikasi MyPertamina, ponsel pengguna otomatis terhubung ke koneksi internet.
Gelombang elektronomagnetik dari koneksi internet ini sangat kecil sehingga, secara teori, tidak menimbulkan api.
"Setiap hari, kita dihujani gelombang elektromagnetik dari BTS (4G/5G), satelit, TV terestrial, dengan frekuensi yang berbeda-beda," kata Yuyu.
"Tetapi selama ini aman karena memang sinyalnya memiliki daya kecil, yakni -100 dBm (decibel-milliwatts). Itu nggak apa-apa. Kalau tidak aman, sudah kebakaran," lanjut Yuyu saat dihubungi KompasTekno, Selasa (28/6/2022).
Nah, ketika menggunakan MyPertamina di pom bensin, pengguna juga perlu melakukan pembayaran dengan memindai (scan) barcode dengan kamera ponsel.
Yuyu mengatakan, aktivitas tersebut juga tidak menimbulkan api yang dapat memicu kebakaran.
"Secara teknis aman, itu hanya optical atau pakai kamera saja. Jadi tidak ada transmisi power antara BTS/ponsel," kata Yuyu.
Baca juga: DPR Minta Pertamina Pikirkan Warga yang Belum Punya Smartphone untuk Beli Bensin Pakai MyPertamina
Baca juga: Analis: Jika Harga Pertalite hingga LPG 3 Kg Naik, Inflasi akan Tinggi dan Warga Miskin Meningkat
Baca juga: Sosok Raphinha, Direkrut Chelsea setelah Dilirik Barcelona dan Arsenal di Bursa Musim Panas 2022
Larangan penggunaan HP untuk menelepon di SPBU
Dihubungi secara terpisah, Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga (Sub Holding Commercial & Trading Pertamina) Putut Andriatno menjelaskan, larangan penggunaan HP di SPBU yang dimaksud hanya melakukan dan menerima panggilan telepon saja.
Pertamina menyampaikan bahwa pelarangan penggunaan HP di area SPBU sifatnya untuk mencegah pemakaian HP yang tidak bertanggungjawab, yang dapat menimbulkan keadaan darurat seperti percikan api.
"Dapat kami sampaikan, larangan penggunaan portable electronic product adalah untuk panggilan masuk atau keluar," ujar Putut kepada Kompas.com.
Yuyu sepakat dengan larangan itu. Sebab, ketika menerima atau melakukan panggilan telepon, ada transmisi besar yang dipancarkan atau diterima oleh ponsel.
Yuyu menegaskan, penggunaan aplikasi MyPertamina untuk membeli BBM di pom bensin ini pakai "mode" yang berbeda dengan aktivitas panggilan telepon yang dilarang tersebut.
"(Keduanya) berbeda. Kalo kita menelepon orang ada transmisi besar lewat BTS. Kalau scan barcode MyPertamina ini beda modenya dan tidak ada transmisi sinyal ke BTS," kata Yuyu.
"Jadi, menurut saya aman (menggunakan aplikasi MyPertamina untuk membeli BBM di SPBU)," pungkas dia.
Baca juga: Dituding Habiskan Rp30 M untuk Membungkam Adam Deni, Ahmad Sahroni Ngakak: Emang Ente Siape?
Risiko percikan api dari baterai ponsel
Yuyu mengatakan, sebenarnya kasus kebakaran di pom bensin akibat ponsel ini jarang terjadi. Meskipun demikian, dia juga tidak bisa menjamin bahwa penggunaan ponsel di area SPBU itu benar-benar aman dan bebas percikan api.
Sebab, menurut Yuyu, hingga kini belum ada penelitian empiris yang membuktikan bahwa penggunaan ponsel di area SPBU itu dapat menyebabkan kebakaran, atau sebaliknya, tidak menyebabkan kebakaran.
"Yang saya khawatirkan itu justru apinya itu timbul dari handphone. Mungkin ada bad contact di sekitar baterai, kemudian ada percikan api," kata Yuyu.
"Sedikit saja (ada percikan api) itu kan bisa memicu kebakaran, karena di area SPBU itu ada uap bensin," imbuh dia.
Untuk itu, Yuyu menyarankan pemerintah untuk melakukan pilot test atau uji coba terkait penggunaan aplikasi MyPertamina di pom bensin dengan berbagai macam model ponsel yang ada di pasaran.
"Saya juga menyarankan Pertamina untuk melakukan riset dan sertifikasi soal keamanan penggunaan ponsel di area SPBU," kata Yuyu.
Pihak Pertamina mengungkapkan, penggunaan aplikasi MyPertamina bagi masyarakat yang akan membeli Pertalite sejauh ini sudah masuk dalam tahap kegiatan percontohan atau pilot project di beberapa SPBU dan akan dilanjutkan dengan uji coba.
Hal tersebut diungkapkan secara terpisah oleh anggota Komite BPH Migas Saleh Abdurrahman.
Saat ditanya soal kepastian kapan aturan beli Pertalite akan wajib menggunakan aplikasi MyPertamina, Saleh belum memberikan jawaban yang pasti. Namun demikian, Saleh menjelaskan keputusannya akan melihat dari hasil pilot project yang sedang dilakukan oleh Pertamina.
"Kita tunggu hasilnya sekitar Juli sampai dengan Agustus 2022 ya," kata Saleh.
Saat ditanya soal mekanismenya seperti apa, pihak Pertamina juga belum bisa menjelaskan lebih lugas. Namun dipastikan akan ada sosialisasi dan pengguna kendaraan diminta untuk melakukan registasi lebih dulu.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ada Larangan Main HP di SPBU, Amankah Buka Aplikasi MyPertamina Saat Beli Pertalite?"