Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Fakta-fakta Santri Ponpes Gontor Tewas Dianiaya: Cerita Ibu Korban, Identitas Pelaku hingga Motifnya

Berikut fakta-fakta tewasnya AM, mulai dari pernyataan pihak Ponpes Gontor hingga identitas terduga pelaku. 

Kolase Tribunnews.com: Google Maps dan Instagram.com/hotmanparisofficial
(Kiri) Pintu masuk Pondok Gontor 1 yang berada di Desa Gontor, Kecamatan Mlarak, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur dan (Kanan) Saat Soimah mengaku ke Hotman Paris terkait tewasnya sang anak yang diduga menjadi korban penganiayaan. 

Selain itu, Ponpes Gontor juga menyampaikan duka cita dan permintaan maaf terkait pengantaran jenazah AM yang dianggap tidak jelas dan terbuka.

Baca juga: Isak Tangis Warnai Walisantri Maluku Utara Saat Lepas Anak Berangkat Nyantri ke Pondok Modern Gontor

3. Cerita ibu korban saat jenazah diantar

Soimah, ibu korban mengatakan, di awal kematian anaknya, pihak perwakilan Ponpes Gontor mengatakan AM meninggal karena kelelahan setelah mengikuti perkemahan Jumat-Sabtu. 

Hal itu disampaikan kepada keluarga saat pihak Ponpes mengabarkan meninggalnya AM pada Senin (22/8/2022). 

Setelah itu, pihak Ponpes Gontor mengantarkan jenazah AM dan tiba di Palembang pada Selasa (23/8/2022) siang. 

“Akhirnya (jenazah) almarhum tiba di Palembang pada Selasa siang, 23 Agustus 2022, diantar oleh pihak Gontor 1 dipimpin ustad Agus. Itu pun saya tidak tahu siapa ustad Agus itu, hanya sebagai perwakilan,” tulis Soimah dalam surat terbuka yang dia buat dan telah dikonfirmasi Kompas.com, Senin (5/9/2022).

Soimah kemudian mendapat informasi dari wali santri lain yang menyebut AM meninggal karena penganiayaan bukan kelelahan. 

Mendapat informasi itu, keluarga kemudian meminta agar peti jenazah AM dibuka. 

Dari situ kemudian keluarga menduga AM tewas diduga karena dianiaya. 

“Sungguh sebagai ibu saya tidak kuat melihat kondisi mayat anak saya demikian begitu juga dengan keluarga. Amarah tak terbendung, kenapa laporan yang disampaikan berbeda dengan kenyataan yang diterima. Karena tidak sesuai, kami akhirnya menghubungi pihak forensik dan pihak rumah sakit sudah siap melakukan autopsi,” jelasnya.

Setelah didesak, pihak Gontor 1 yang mengantarkan jenazah AM, mengakui bahwa AM menjadi korban kekerasan.

“Saya pun tidak bisa membendung rasa penyesalan saya telah menitipkan anak saya di sebuah pondok pesantren yang nota bene nomor satu di Indonesia,” ungkapnya.

Usai mendapatkan pengakuan dari pihak pondok pesantren, Soimah memutuskan untuk tidak jadi melakukan autopsi karena tidak ingin tubuh putranya tersebut "diobarak-abrik".

Baca juga: Profil Singkat Rashda Diana, Cucu Pendiri Pesantren Gontor yang Dinikahi Din Syamsuddin

4. Polisi sebut sudah kantongi identitas pelaku

Polres Ponorogo menyatakan telah melakukan penyelidikan atas tewasnya AM. 

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved