Lagi, Penganiayaan di Ponpes: Santri di Garut Dianiaya Teman hingga Gendang Telinga Robek
Kali ini penganiayaan terjadi di Pondok Pesantren Persis Rancabango, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
TRIBUNTERNATE.COM - Aksi penganiayaan kembali terjadi di dalam lingkup pondok pesantren.
Kali ini penganiayaan terjadi di Pondok Pesantren Persis Rancabango, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Seorang santri dianiaya temannya hingga gendang telinga robek.
Baca juga: Tersangka Penganiayaan Santri Gontor hingga Tewas Ditangkap, Ibu Korban: Ingin Aku Peluk Erat Mereka
Menurut pelaku, korban dianiaya lantaran ketahuan mencuri.
Penganiayaan tersebut terjadi pada 30 Juli 2022 dini hari, setelah para pengurus santri berinisiatif melakukan sidang terhadap berbagai pelanggaran disiplin.
Pada sidang tersebut, korban berinisial AH diketahui mengaku telah mencuri barang berharga milik santri lain berupa dua ponsel dan jam tangan.
Baca juga: Santri Tewas Dianiaya di Ponpes Gontor, Wamenag: Tindakan Pribadi Oknum, Semoga Kena Sanksi Setimpal
Pengasuh Pondok Pesantren Persis Rancabango Lutfi Lukman Hakim mengatakan, pengakuan AH tersebut berujung perbuatan yang tidak diinginkan oleh para santri lain yang mengikuti sidang.
"Kejadian (penganiayaan) yang terjadi itu murni spontanitas para santri, sehingga terjadilah hal-hal yang tidak diinginkan," ujar Lutfi saat ditemui Tribunjabar.id di kantornya, Selasa (13/9/2022).
Dia menuturkan, sidang kedisiplinan tersebut menghasilkan beberapa poin bahwa korban mengakui telah melakukan perbuatan pencurian barang milik temannya sendiri.
Barang tersebut berupa jam tangan, ponsel, dan barang-barang kebutuhan santri lainnya yang juga ditemukan di lemari milik korban.
"Untuk jam tangan posisinya ada di rumahnya, dan sudah diserahkan orang tuanya ke pesantren. Pihak orang tuanya pun sudah mengganti ponsel yang dijual oleh korban," ucapnya.
Setelah kejadian tersebut, Lutfi menuturkan pihak pesantren sudah melakukan komunikasi intens dengan menghadirkan orang tua korban beserta perwakilan santri yang hadir dalam sidang disiplin.
"Pertemuan itu diakhiri dengan proses minta maaf oleh perwakilan santri dan saling memaafkan dengan pihak orang tua dan pelaku," ucapnya.
Pihaknya juga mendampingi korban melakukan pemeriksaan di RS Intan Husada.
Dari pemeriksaan itu ditemukan sejumlah luka di tubuh korban termasuk ada robekan di gendang telinga.